kehadiran tanpanya

21 3 0
                                    

Saya akan mencintainya dari jauh, tanpa tegur sapa, tanpa berjabat tangan, tanpa berpelukan, dan tanpa chatingan.

Dia orang yang hebat, dia orang yang kuat, dia sempurna dan selalu seperti itu.

Saya berharap dia selalu bahagia, saya akan selalu mendoakan nya supaya Allah mempermudah urusannya.
-
-
-
-

Setahun lamanya Husain ditinggal pergi oleh sang istri, membuat dia menjalani hidupnya dengan penuh kesibukan. Dia harus serius dalam melakukan pekerjaan nya maupun pendidikan nya. Ia akan membuktikan kepada istrinya bahwa dia berhasil meraih impian nya. Dan dia berharap istrinya juga berhasil dalam meraih cita-cita nya.

Setelah pulang dari kelas siang nya, Husain menuju kantor untuk mengerjakan berkas yang ayahnya minta seperti hari-hari biasanya.

Raffael pun juga turut membantu Husain, apapun masalah kedua nya pasti ada salah satu yang saling menguatkan. Husain sangat memforsir apapun yang sudah menjadi tanggung jawabnya tanpa memikirkan kesehatan nya. Sudah berulang kali Raffael katakan bahwa pekerjaan bulan besok ya di kerjakan bulan besok. Tapi kata nya, daripada Husain selalu sedih memikirkan keadaan istrinya, lebih baik ia menyibukkan diri.

"Sen, pulang yok, udah larut gini loh ga capek emang nya?"

"Tunggu sebentar lagi, lo pulang duluan aja gapapa." jawabnya membuat Raffael menghembuskan nafasnya.

"Ga lah, ya kali gue biarin lo sendirian di kantor, yang ada dibawa mba Kunti lagi, haha."

Raffael pun menuju sofa yang berada di ruangan itu untuk merebahkan tubuhnya. "Gue rebahan bentar ya, kalo udah bangunin gue, jangan ditinggal."

"Santai, paling gue tinggal makan di rumah."

"Ya elah sama aja kali!"

Selang satu jam kemudian Husain telah selesai mengerjakan sebagian pekerjaannya. Ia meregangkan otot nya yang terasa sangat kaku. Dia melihat bingkai foto berukuran kecil yang terdapat foto pernikahan nya dengan Alysha diatas meja.

Husain mengukir senyumnya.

"Sha, hari ini tepat pukul dua belas malam umur kamu sudah dua puluh tahun. Barakallah fii umrik istriku, alhamdulilah saya ucapkan karena Allah telah memberikan istri yang baik seperti dirimu. Saya tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa kamulah yang Allah pilih untuk menemani hidup saya. Menjadi suamimu adalah salah satu karunia terbesar yang patut untuk saya syukuri. Terima kasih sudah menerima kelebihan serta kekurangan saya."

Husain berhenti sejenak, ia meneteskan air matanya.

"Doa saya, semoga engkau selalu diberikan kesehatan, keselamatan, keberkahan dimanapun engkau berada semoga Allah selalu melimpahkan rezeki dan kebahagiaan untukmu dan keluarga kita. semoga Allah menjadikan mu istri yang sholihah, semoga Allah meridhoi setiap langkahmu. Saya akan tetap menunggu kamu disini, ya zaujati."

Raffael mendengar semua yang diucapkan oleh sahabat nya itu, dia terharu dengan pengorbanan Husain untuk menunggu sang istri yang entah pergi kemana. Ia akui Husain memang sosok lelaki yang setia dan juga menghargai wanita.

'Sen, gue bakal bantu lo cari informasi tentang Alysha'

"Sen,"

Husain mengusap bekas air matanya. "Kenapa?"

"Kalau masih pengen nangis silahkan, gue keluar aja. Ga perlu malu kok, nangis juga manusiawi kali."

Husain menggeleng. "Gue cuma kangen Alysha Raf, demi Allah, gue cuma mikir apa dia makan enak di sana, makan makanan yang sehat, tidur nyenyak engga, dia lagi ngapain sama siapa."

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang