Hamil?

19 6 0
                                    

Happy reading
-
-
-
-

"MUHAMMAD HUSAIN MUZAKKI!"

Tiga orang laki-laki yang tengah asik menertawakan penderitaan sahabat nya yang terus saja kalah. Mereka seketika menghentikan tawanya saat mendengar teriakan seorang perempuan.

Mereka melayangkan tatapan bingung. "Wait, suara siapa itu?" tanya Raffael.

"Kayanya suara Alysha deh, dari atas soalnya," jawab Fadly.

Javas bergidik ngeri. "Diapain tuh sama Husain, ga mungkin kan kalo.."

Arsenio menggeplak punggung Javas. "Ya kalo kenapa-kenapa juga bukan urusan kita, dah lanjut main,"

"Ga mau ah, gue ngambek pokoknya!" Javas melipat kedua tangannya didepan dada.

"Woi lah vas bunga, kaya cewek aje lo main ngambek aja, ga mau yaudah, pergi sono!" Usir Arsenio.

"Oke, fine. Kamar, gue kunci." Ucapnya langsung beranjak menuju kamar.

Arsenio berlari mengejar Javas, jangan sampai ia tidur tidak menggunakan kasur nya yang empuk. "Vas, jangan gini lah, maaf deh!"

"Bodo amat!"

_______


Alysha tidur memunggungi Husain yang sudah kesekian kali nya membujuk dirinya. Padahal ia tidak marah, hanya saja ingin pura pura marah, mencari perhatian dari sang suami tidak salah bukan? Haha.

Husain menoel-noel punggung Alysha namun tak dihiraukan oleh gadis itu, ia malah menutup tubuhnya menggunakan selimut.

Cukup lama Alysha tak merespon, Husain pun menyerah. Ia pun menelentangkan tubuhnya, namun ide jahil terlintas di benaknya.

"Oke sha, aku udah ga tahan kamu marah gini."

Husain langsung memeluk Alysha dari belakang dan meletakkan kepalanya pada pundak Alysha.

"Kamu ngapain sih, mas!" ucap Alysha terkejut.

"Maafin aku dulu pokoknya,"

"Siapa yang marah sih?!"

"Kamu,"

"Ga ada yang marah, cuma bad mood aja mas, udah deh,"

"Yaudah gini terus aja sha, nyaman."

Jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi lebih sedikit, seperti biasa Husain akan bangun untuk melaksanakan sholat tahajud. Ia duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya.

Saat ia menoleh untuk membangun kan istrinya, kaos yang Alysha kenakan tersingkap hingga leher serta memperlihatkan tubuhnya. Husain menahan nafas nya dan perlahan membenarkan kaos Alysha.

"Tahan Husain,"

Ia mengelus lembut kepala Alysha. "Sha, bangun yuk, sholat tahajud,"

Tak ada respon dari Alysha, Husain mencium lama pipi Alysha barulah gadis itu terbangun dengan perasaan terkejut.

"a-apa mas, udah pagi ya?"

"Sholat tahajud Sha,"

Alysha kembali membenarkan selimut nya. "Mas sholat aja, aku kan lagi ga sholat."

Husain mengangguk, ia beranjak untuk mengambil air wudhu.

Entah kenapa Alysha merasakan perut nya seperti dicampur aduk, bukan sakit karena datang bulan, ini berbeda.

Rasa tidak enak semakin menjalar di perut nya, Alysha seperti ingin memuntahkan sesuatu. Ia langsung turun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi yang hanya ada di lantai bawah.

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang