Husain vs Yudha

35 3 0
                                    

Pertengkaran kecil adalah bagian dari perjalanan, cara untuk menyeimbangkan dua kepala yang berbeda. Lewat pertengkaran, kita belajar untuk memahami, mengalah, dan memperkuat ikatan. Sesekali beradu argumen bukan berarti cinta berkurang, justru menegaskan bahwa kita peduli dan berjuang untuk tetap bersama.
-
-
-
-
happy reading gais

jangan lupa tinggalkan komen disetiap paragraf 💌

Di ruang rapat yang hening, ketegangan semakin memuncak. Semua mata tertuju pada Husain, CEO muda yang kini menjadi pusat perhatian. Dewan direktur dan para pemegang saham sedang menunggu jawaban yang jelas dari Husain. Di luar ruangan, suasana lebih mencekam. Karyawan berkumpul, berbisik-bisik, berusaha memahami apa yang terjadi di balik pintu rapat yang tertutup rapat itu.

Raffael, asisten sekaligus sahabat Husain yang setia, memandang situasi dengan rasa cemas. Dia mendengarkan percakapan rekan-rekannya yang penuh spekulasi.

"Apa yang dipikirkan Pak Husain?" seorang karyawan berbisik.

"Apa kita bakal bangkrut?" sahut yang lain dengan nada khawatir.

"Kalau begitu saya akan segera memperbaiki resume saya!" celetuk seseorang, mencoba mengurangi ketegangan dengan lelucon yang tidak terlalu lucu.

Raffael hanya bisa diam, menatap kaca jendela ruang rapat, berharap Husain mampu memberikan keputusan yang terbaik untuk perusahaan. Meskipun tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi di dalam, Raffael bisa melihat Husain hanya berdiri memandang keluar jendela, dengan tatapan yang penuh pertimbangan.

Di dalam ruangan, Pak Calvin, seorang pria paruh baya yang merupakan salah satu pemegang saham terbesar, melangkah mendekati Husain dan berbicara dengan nada tegas, "Husain, ikuti saran saya, kamu sebaiknya menyerah kepada Zenith Ventures."

Dia melanjutkan, "Kalau kamu terus memaksakan hal ini, kamu tidak hanya akan kehilangan dukungan dari masyarakat, tapi juga mengguncang fondasi Opulent Holdings."

Husain memutar tubuhnya menghadap ke arah Pak Calvin, dengan sorot mata yang penuh ketegasan. "Pak Calvin, saya tahu ini adalah kondisi tersulit bagi Zenith Ventures, tapi ini bukanlah akhir dari perjalanan kita. Menyerah di tengah jalan mungkin bisa menjadi pilihan bagi sebagian orang, tapi sebagai investor yang ingin bertahan dalam jangka panjang, menyerah dalam keadaan merugi bukanlah pilihan yang tepat."

Pak Jarrel, yang juga duduk di meja rapat, segera menimpali, "Jadi, maksud kamu kami bodoh dan tidak punya perasaan?"

"Sama sekali tidak," jawab Husain dengan tegas, "Saya sangat memahami kondisi kalian berdua, dan saya tahu kalian menginginkan yang terbaik untuk investasi ini."

Pak Calvin, tampak semakin marah, dia memotong, "Bagaimanapun, saya tidak percaya dengan keajaiban omong kosong di detik-detik terakhir, anda meminta saya membayar untuk hal-hal yang saya tau salah, saya tidak akan bisa melakukan nya!" Pak Calvin menunjuk Husain.

Husain menghela napas dan berkata, "Kalau begitu, bagaimana jika saya menjamin pembayaran sesuai dengan proyeksi dalam laporan investasi, terlepas dari hasil Zenith Ventures?"

Kata-kata Husain mengejutkan kedua pria paruh baya itu. Pak Jarrel, yang sudah lama mendalami dunia bisnis, tiba-tiba menggebrak meja dengan keras, "Husain, ini bukan tentang uang semata! Kamu adalah CEO, dan kamu harus bertindak sesuai dengan kepentingan perusahaan!"

Pak Calvin menambahkan, "Kami tidak peduli pada uang sebanyak itu! Ini tentang keputusan yang tepat!"

Pak Jarrel mengusapkan telapak tangannya pada wajah. "Husain, kamu sudah bukan anak remaja lagi, kamu CEO nya, CEO Husain, kita tidak bisa bertindak sesuai kemauan dalam hati dalam bisnis. Dan kamu, tidak bisa meminta ayahmu untuk melindungi ketika dalam keadaan yang tak terkendali!"

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang