Happy reading
-
-
-
-Bulan dan bintang, bersinar dengan terang nan indah menghiasi langit di malam hari. Sepasang suami istri sangat menikmati semilir angin malam yang menembus ke dalam pori-pori wajah. Mereka mengendarai motor pada kecepatan yang sedang juga bersebelahan.
Lagi dan lagi, Husain bisa melupakan segala masalah nya untuk sementara waktu. Apalagi, ditemani oleh sang istri tercinta membuat nya bertambah bahagia berkali-kali lipat.
Husain memberi isyarat kepada Alysha untuk menepi, Alysha melepas helm nya. "Kenapa, mas?" tanya nya.
Husain melepas helm dan menyugar rambutnya. "Kamu pengen makan apa, sha?"
"Apa aja boleh kok mas," jawab Alysha membuat Husain bernafas lega. Jika istrinya itu akan menjawab dengan kata 'terserah' ia yakin mereka tidak akan pulang hingga fajar tiba.
"Di sini ada steak di pinggir jalan pakai tenda gitu sha, kamu mau?"
Alysha tersenyum dan mengangguk antusias. "Boleh banget mas, engga berat juga."
Husain ikut tersenyum. "Oke sayang, Meluncur."
Hanya butuh waktu sepuluh menit saja, mereka sudah sampai di di warung makan yang Husain maksud. Suasana di warung itu tidak ramai dan tidak sepi juga. Mereka duduk lesehan di trotoar jalanan sambil menunggu pesanan nya datang.
Alysha menyedot es teh yang sudah datang sedari tadi sambil memikirkan topik yang akan dibahas bersama suaminya.
"Mas, kamu pasti tau apa yang aku pikirin,"
Husain tersenyum simpul. "Ya seperti yang kamu lihat sha, waktu sekolah aku selalu dituntut sama ibu, aku di tuntut untuk jadi manusia yang sempurna karena aku sering di bandingkan sama Abidzar, kamu tau? Di usia Abidzar yang masih enam belas tahun dia udah setara sama kamu."
"Setara? Maksud nya, mas?"
"Iya, sekarang dia kelas dua belas sama seperti kamu, dia bisa sangat cukup memahami materi dengan sangat cepat, jadi dia lebih unggul di banding aku."
"Sha, kamu tau kenapa aku nggak marah saat lihat postingan foto kamu yang tersebar saat di arena balapan? Dan posisi aku juga ada disana Sha. Ya karena aku tau juga, ini cara kamu dan aku untuk melupakan masalah," tambah nya.
Alysha memandang wajah Husain yang tenang. "Mas, kita sama-sama lengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing, ya? Asal kita nggak salah jalan aja udah cukup."
"Iya sha insya allah, aku salut sama kamu yang masih tetap taat walaupun hati dan pikiran berantakan, juga tidak merubah panampilan, Alysha yang aku suka itu dia anaknya nggak banyak tingkah, tau sopan santun, baik hati dan juga tulus."
"Masya allah mas, aku sangat beruntung karena allah mendatangkan kamu di hidupku yang hanya hitam putih, kamu berhasil membawa pelangi ke dalam hidupku."
"Sha, kenapa kamu bisa naik motor seperti itu padahal kan kamu belum punya ya? Terus belajar sama siapa?" Husain mengalihkan pembicaraan, ia hanya takut jika dirinya tidak bisa mengendalikan perasaan, ia tidak mau membahas masalah nya yang pasti akan membuat sakit.
"Oh itu aku punya kok mas emang aku jarang pake aja ya walaupun masih kredit sih, hehe. Dara yang bantu aku buat belajar pakai motornya,"
Husain mencoba mengingat. "Dara temen kamu yang mana?"
Alysha mengingat momen yang membuat Husain mengingat. "Em, itu loh mas, yang nitip ponakan waktu di acara resepsi, inget ngga? Kalo ngga inget yaudah gapapa jangan di-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahkoda Membawaku Melewati Badai
Teen Fiction[BELUM REVISI!] Jadi, Harap maklum kalau ada bagian yang belum rapi ya...🤗 Seorang laki-laki yang misterius, tersimpan di dalamnya seribu lukanya yang tersembunyi di balik lapisan prestasinya yang gemilang. Meskipun dikelilingi oleh decak kagum ora...