kabar baik

8 3 0
                                    

Hai-hai, disini bersama aliyaakollll, telah kembali membawakan ceritanya kembali. Asikk!

Setelah beberapa minggu tidak setor, akhirnya bisa up kali ini, terima kasih yang sudah setia.

Yang setia pasti bakal di pertemukan dengan yang tulus, tenang aja, tuhan adil kok. 😚🫰

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen disetiap paragraf  💌

happy reading
-
-
-
-

Alysha dan Husain tiba di rumah ibu Alysha di siang yang cerah. Setelah di persilahkan duduk, mereka duduk di warung tempat biasa Alysha dulu belajar, dan berkumpul dengan adik-adiknya. Suasana sedikit canggung. Alysha menarik napas dalam-dalam, menatap ibunya yang terlihat penuh harap.

"Ibu," Alysha memulai, menggenggam tangan ibunya erat-erat, "aku punya sesuatu yang pengen aku kasih tahu."

Ibu Alysha menatap putrinya dengan pandangan penuh tanya. "Ada apa, Alysha?"

Dengan sedikit gemetar, Alysha melanjutkan, "Aku... aku hamil, Bu."

Sekejap, keadaan di warung itu hening. Ibu Alysha menatap Alysha dengan mata berkaca-kaca, lalu segera memeluk putrinya erat-erat. "Alhamdulillah... Alhamdulillah, mbak," ucapnya penuh haru. "Ibu sangat bahagia. Akhirnya, Ibu bakal menjadi nenek!"

Husain, yang duduk di samping Alysha, hanya tersenyum melihat kebahagiaan mertuanya. Setelah melepas pelukan, Ibu Alysha menatap Husain dengan wajah penuh senyum. "Terima kasih, Nak Husain, sudah menjaga Alysha dengan sangat baik."

Husain mengangguk hormat. "Sama-sama, Bu. Ini semua karena doa dan restu dari Ibu juga."

"Tadi malam, kamu nggak kenapa-kenapa kan mbak? Maaf ibu nggak bisa bantu tadi malam karena udah terlanjur marah sama bapak kamu, untungnya nak Husain cepat dateng buat gendong kamu."

Alysha tersenyum. "Alhamdulillah kandungan Alysha baik-baik aja kok bu, masih khawatir sama kehamilan sebelumnya."

"Berapa bulan, mbak?" tanya ibu.

"Empat minggu lebih, Bu."

Setelah suasana mulai tenang, Alysha menatap Husain dengan raut wajah serius. "Mas, kita pulang gimana? Udah pasti kamu ga ngebolehin aku bawa motor lagi, atau ditinggal disini aja?"

Husain tersenyum tipis, menahan tawa. "Tenang, Sayang. Nanti motornya diambil sama Raffael. Kita bisa boncengan berdua pake motor satunya kok. Nggak perlu khawatir."

Mereka tertawa bersama. Ibu Alysha hanya tersenyum melihat pasangan muda itu, senang karena akhirnya melihat putrinya benar-benar bahagia.

Kemudian, Alysha memegang tangan ibunya kembali. "Bu, aku janji. Aku bakal membantu biaya kuliah Chayra dan sekolah El sesering mungkin. Aku tahu, ibu udah banyak berkorban buat kami. Sekarang, udah saatnya aku bantu keluarga."

Ibu Alysha terharu mendengarnya. "Kamu nggak perlu khawatir, Alysha. Ibu cuman pengen kalian semua bahagia. Tapi kalau kamu bisa membantu, Ibu sangat berterima kasih."

Setelah berbincang cukup lama, mereka berpamitan. Sebelum pergi, ibu Alysha berkata lembut, "Alysha, jagalah diri kamu baik-baik ya, Nak. Dan nak Husain, ibu minta tolong jaga Alysha, ya. Ibu akan mendoakan kalian selalu dari sini."

“Iya, Bu, pasti,” jawab mereka bersamaan.

Di perjalanan pulang, mereka memutuskan untuk singgah ke rumah orang tua Husain untuk mengabarkan berita bahagia ini. Sesampainya di sana, Nurul, langsung memeluk Alysha erat-erat begitu mendengar kabar tersebut.

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang