setelah penantian panjang

25 4 0
                                    

kalau saja rinduku kepadamu itu berbentuk amal, mungkin saya bisa masuk surga tanpa beribadah.

-muhammad husain muzakki-
-
-
-
-

Hingga empat puluh delapan bulan, dua ratus delapan minggu, seribu empat ratus enam puluh hari, dan tiga puluh lima ribu empat puluh jam telah berlalu, Husain belum juga menemukan titik keberadaan Alysha. Saat ini, ia sedang pulang untuk merayakan lebaran bersama keluarga nya. Seperti tahun tahun sebelumnya, ia hanya termenung sendiri di kamar memandangi foto pernikahan nya dengan Alysha.

Demi allah, dia sangat merindukan kehangatan dan perhatian kecil dari istrinya. Dia sangat ingin memeluk dengan erat tubuh Alysha dan tidak akan pernah ia lepas lagi.

"Sayang, kamu dimana, saya rindu."

Husain diam sejenak, ia berpikir jika seorang perempuan pasti memiliki buku harian nya. Apalagi Alysha sempat menggunakan kamar nya cukup lama.

Ia beranjak dari tempat tidur nya dan menggeledah segala isi lemari ataupun meja belajar serta meja nakas. Hingga ia menemukan sebuah buku berwarna pink yang ada di kotak dalam meja nakas.

Pada saat ia buka pada halaman pertama terdapat tulisan 'buku diary Alysha' dengan pen berwarna pink juga.

"Secinta itu kamu sama warna merah muda Alysha? Jika kita masih diizinkan untuk bersatu kembali, saya janji akan membelikan kamu apapun itu yang berwarna merah muda"

Belum sempat ia membaca halaman selanjutnya, ponsel nya berdering. Tertulis nama 'seblak Raffael' di layar.

Husain terlebih dahulu mengangkat telepon sang sahabat.

"Halo, Assalamu'alaikum, Husain." Ucap Raffael.

"Wa'alaikumussalam, ada apa Raf? Masalah kantor?"

"Pekerjaan mulu pikiran lo!"

"Oh, bukan ya? Terus kenapa?"

"Ya elah sen, lebaran ini, gue mau ucapin minal aidzin wal faidzin sama lo! Maaf kalo selama berteman sama gue, gue masih banyak khilaf nya."

"Minal aidzin wal faidzin juga ya Raf, udah gue maafin kok, thr mana?"

"Ga usah ejek lo sen, duit gue udah abis buat beli baju lebaran keluarga gue. Situ kan yang banyak duit, bagi seratus gapapa sen gue terima."

"Curhat?"

"Kaga, udah. Ini mau tambahin yang lain ga?"

"Bentar dulu,"

"Lo sibuk? Kalo sibuk nanti lagi aja deh, sekalian nitip salam sama tante Nurul."

"Lagi ga sibuk ini, gue tadi barusan nyari buku harian nya Alysha. Perempuan kan suka gitu ya, punya catatan harian, siapa tau gue dapet petunjuk."

"Oh iya sen! Gue lupa ngasih tau, kan kemarin gue download Twitter kan ya, nah gue iseng tuh cari akun bini lo, ternyata ada dong!"

Husain makin serius mendengarkan nya. "Terus, dia terakhir aktif kapan?"

"Terakhir upload kira-kira setengah tahun lalu, terus gue stalking lagi ketemu akun sahabatnya Alysha kayanya, kalo ga salah inget sih namanya Dara? Lo kenal?"

"Tau, dia sahabat Alysha."

"Nah, dia post juga foto Alysha di pantai mana caption nya gitu lagi."

"Kenapa?"

"Nanti deh gue kirim, terus di postingan selanjutnya dia pergi ke konser, tapi ga sama Alysha, setelah gue cari tau konser itu di adakan di Korea selatan."

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang