Happy reading
-
-
-
-Saat jam istirahat kedua, Alysha mendapat beberapa telepon dari seseorang yang tidak dirinya kenal. Awalnya, ia mengabaikan telepon tak dikenal itu. Berkali kali ponsel nya berdering, namun karena takut ada hal penting jadi ia pun menjawab nya.
"Halo, lo Alysha?" terdengar suara seorang perempuan yang terdengar asing bagi Alysha.
Alysha mengernyitkan dahinya. "Ada apa?"
"Gue pengen bilang kalo sekarang gue pacar nya Yudha, tapi sayang nya, Yudha selalu ungkit masa lalu kalian, dia selalu bandingin gue sama lo, dan ceritain betapa bahagianya dia sama lo, gue muak, bitch."
"To the point, bisa?"
"Oke, nanti malam jam sembilan kita ketemu di jalan shiratal mustaqim, gue tunggu kedatangan lo Alysha, kalo lo ga datang berarti lo ngaku salah, dan gue bakal sebarin foto nikahan lo ke sekolah."
"Mau apa sih, aku ga kenal sama kamu,"
Perempuan itu lantas tertawa. "Alysha, Alysha, ga usah sok polos deh, gue tau lo."
Telepon itu pun diputuskan sepihak. Alysha hanya heran, kenapa perempuan itu menyalah kan dirinya. Sedangkan ia tau dia saja tidak, apalagi dia pacar Yudha. Apakah dia peduli? Tentu saja tidak.
Alysha bingung, bisakah dia keluar rumah nanti malam, alamat yang di beri perempuan itu sangatlah jauh. Namun, jika nanti dia tidak datang maka akan di anggap remeh oleh perempuan itu, dan ia tidak takut.
Ia menelepon Dara untuk menemani dirinya. Ia takut perempuan itu akan berbuat nekat kepadanya.
"Assalamu'alaikum, Dara,"
Terdengar suara orang yang sedang mengunyah makanan dari seberang. "Hah, apa Al? wa'alaikumussalaam."
"Telen dulu kenapa sih?"
"Ehem, udah udah, kenapa nelpon gue jam segini Al? Butuh bantuan?"
"Sip, itu tau, nanti malem temenin aku ya ke jalan shiratal mustaqim, aku ada janji sama orang disitu," kata Alysha.
"Bujug buset, jauh amat. Tapi karena gue adalah sahabat yang baik dan tidak sombong, oke deh nanti gue temenin, ketemu disana kan ya?"
"Yoi, oh ya, ke setelan biasanya ya? Kita mulai lagi untuk malam ini, aku kangen."
"Ah, beres itu mah. Dah ya gue mau di meni pedi nih sama temen pake stabilo. Bye sayang, muah,"
Telepon itu pun ditutup oleh Dara. Alysha hanya geleng geleng kepala, kebiasaan anak ini memang belum bisa di ubah.
_________
Terdengar suara jangkrik yang saling bersahutan diluar rumah. Alysha dengan langkah yang sangat hati-hati pergi ke luar rumah. Ia mendorong motor nya beberapa meter dari jarak rumah nya. Seharusnya, ibu nya tidak melihat nya karena sudah lumayan jauh.
Alysha pun langsung bergegas pergi. Tak lupa ia berdoa meminta perlindungan agar selamat sampai tujuan.
"Huh, udah lama ga hirup udara malam." gumam nya.
"Pengen sering sering gini tapi inget suami ku sangatlah anti main malem, kalo ga di paksa ya ga bakalan mau," Alysha berbicara sendiri.
Setelah sekitar satu setengah jam menempuh perjalanan yang panjang, Alysha pun sampai di tempat yang telah di janjikan. Alysha hanya melihat jalanan yang ramai penuh dengan lautan manusia.
'tempat balapan liar?' batin nya.
Terkejut, itulah perasaan Alysha saat ini karena ada yang menepuk pundak dari belakang nya. Ia langsung menoleh untuk melihat siapa yang berani menepuk pundaknya, ia hanya takut jika itu adalah lelaki hidung belang. Untung nya bukan seorang lelaki, melainkan sosok perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahkoda Membawaku Melewati Badai
Ficção Adolescente[BELUM REVISI!] Jadi, Harap maklum kalau ada bagian yang belum rapi ya...🤗 Seorang laki-laki yang misterius, tersimpan di dalamnya seribu lukanya yang tersembunyi di balik lapisan prestasinya yang gemilang. Meskipun dikelilingi oleh decak kagum ora...