Chapter 33 [ Looting ]

122 30 14
                                    

"Ternyata memang tidak bisa, ya..."

Pisau Naeva patah sebagai gantinya. Lagipula itu hanya pisau besi biasa, mudah di temukan dan sama sekali tidak mahal. Naeva langsung membuangnya tanpa beban.

Pisau yang dibawanya ada 3. Dia sudah menghancurkan salah satunya. Dikeluarkanlah pisau kedua dan ketiganya yang sedikit lebih besar dari yang pertama.

TAAANGGG

CLAAANGGG

KLAAAAANGG

Dengan gesit, Naeva menangkis semua serangan belalang² tersebut padanya. Mata Naeva mampu menangkap pergerakan mereka dan memprediksi gerakan selanjutnya. Yang sulit disini, tubuhnya tidak bisa sepenuhnya merealisasikan gerakan yang dia inginkan. Di saat seperti ini, Naeva sungguh menyayangkan tubuhnya yang tidak bisa tumbuh itu.

TAAAANGGG

Tapi tidak ada gunanya memikirkan itu sekarang. Toh Naeva sudah tau dari awal ini akan terjadi. Itulah kenapa dia menyiapkan hal lainnya.

Melirik ke sudut kanan mata.
"......."

SSSRRRRRSSS

Begitu belalang tersebut Naeva arahkan ke posisi yang dia inginkan, Naeva segera memotong tali yang tersembunyi di balik semak-semak. Tali yang terbuat dari rambutnya itu, terpotong dengan mudah dan mengaktifkan jebakan yang dia buat untuk para belalang.

Bukan jebakan untuk mengalahkan belalang² itu, melainkan untuk sekedar menahan mereka. Tali yang ada di sembunyikan di tanah, tertarik sebab potongan tali di semak. Tali itu seketika terikat di kaki 2 belalang yang menyerangnya.

"Cuma 2..." tatap Naeva datar.

Yah, itu mungkin sudah cukup.

"KIIIIIIKKKK!!?!?"

Talinya tidak akan bertahan lama. Bagaimanapun, itu hanya tali darurat yang dibuat dari serat pohon dan rambutnya. Para belalang pasti bisa dengan mudah merobeknya.

Sebelum itu terjadi--

SRRRRRSSSSHHHHH

Naeva langsung menyogok mulut dua belalang tersebut dalam-dalam dengan masing-masing tangannya.

Seperti yang sudah dikatakan, melukai kulit belalang sekeras itu dengan pisau besi adalah tindakan bodoh. Lihat, Conqueror² yang mereka dapatkan saja tidak bisa melukai mereka dengan pedang yang bagus. Apalagi pisau besi Naeva.

Namun Naeva ingat. Tidak peduli sekeras apapun kulit suatu makhluk--
"Bagian dalamnya pasti lunak."

SLAAAAAAASSHHHH

Tangan kanan dan kirinya yang memegang pisau itu langsung mengobrak-abrik perut kedua belalang dan menariknya kembali dengan cepat.

Darah bersimpah keluar dari para belalang. Membuat dua sisanya mundur sedikit karena was-was dengan gadis yang berlumuran darah belalang itu. Sedang gadis itu sendiri, hanya diam di tempat, menatap mereka, seraya menyela darah di wajahnya dengan tatapan layaknya predator melihat mangsanya.

Tindakan gila Naeva bisa dibilang adalah tindakan bunuh diri. Karena ini tidak bisa di tiru orang biasa. Bagian dalam mulut belalang itu bergerigi dan tajam. Bisa dibayangkan, tangan normal akan langsung putus dan hancur jika mencoba masuk kesana. Tentu, itu tidak berlaku padanya yang punya regenerasi tingkat tinggi.

Melihat belalang yang tersisa tidak langsung melarikan diri, sepertinya insting bertahan hidup mereka lebih lemah daripada insting membuat keturunan mereka. Dasar, dimana-mana makhluk hidup pikirannya bikin anak melulu.

The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang