Halo, semuanya. Namaku Rouge Fonce. Bukan orang penting kok. Hanya wanita tua biasa yang sudah pensiun dari segalanya dan ingin hidup tenang sambil membesarkan anak-anak imut yang masih polos. Ada banyak anak-anak polos yang sudah kuasuh dan besarkan seperti adikku sendiri.
Anak? Bahkan meskipun aku menyebut diriku wanita tua, aku masih belum di usia yang tepat untuk memiliki anakku sendiri. Jadi mari jangan sebut mereka sebagai anakku.
Aku akan lebih suka jika kalian setuju menyebut mereka dengan adik angkat ku saja.
Semua adik-adikku sangat manis dan menggemaskan, terlepas dari tingkah mereka. Aku pasti akan menghukum yang nakal, tak perlu khawatir mereka akan jatuh ke jalan yang salah. Lagipula pada dasarnya, mereka semua anak yang baik. Sedikit didikan sudah cukup untuk mendisiplinkan mereka.
Atau... Itulah yang kupikirkan dulu...
"Nee, Rouge..."
Sampai ketika, salah satu adik asuhku, yang sedari awal telah berdiri di garis setipis benang, batas antara akal dan nalar itu, kini benar-benar jatuh ke dalam kegilaan.Perempuan muda layaknya mawar merah itu, berdiri di atas pagar balkon, dengan seringai lebar di bibir ranumnya.
"Tahukah kamu? Sebelum kamu tiba, aku sudah memikirkan banyak cara untuk mencari pemilik darah ini."Dirinya yang memasang wajah seperti gadis polos yang tengah kebingungan itu, justru mengeluarkan atmosfer yang berkebalikan.
"Tapi~ Silverwind Trades gak bakal ngungkapin kliennya apapun yang terjadi kan?"Betapa ironi melihat senyuman cerah itu muncul pada momen seperti ini. "Makanya aku berniat menghubungi Deadly Sins lain dan menyatakan perang terhadap Silverwind Trades sampai mereka buka mulut ^^"
Ah... Terjadi juga...
Hal yang paling aku khawatirkan tentangnya...
Waktu ketika dia, tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
"Kamu beneran sudah gila rupanya...💢"
Benar-benar... Sekarang semuanya pasti akan menjadi sangat kacau.
Maafkan aku semuanya...
Kali ini aku mungkin tidak akan bisa menghindari kejatuhan keuangan kita.
"Fufufu..."
Yang lebih menyebalkan lagi, orang yang menjadi sumber semua masalah ini justru terlihat sangat bersenang-senang di tengah pikiran gilanya.Ah... Salah, aku tidak pantas berkata begitu.
Haahhh... Dari awal ini salahku yang memberikan darah itu padanya tanpa pengawasan.
"Tadinya sih begitu. Sekarang gak jadi deh ^^" senyum Theria.
"Habisnya Rouge~"
Menoleh ke arah Rouge ketika tubuhnya menghadap ke bulan."Bau yang menempel di tubuhmu itu..."
"Sama wangi nya dengan darah yang kuminum," tersenyum.
Rouge, "!!!?"
"Jangan-jangan--!!"Anak yang waktu itu!?
Menyadari gelagat Rouge, Theria tertawa kecil.
"Aha~ aku tau itu. Rouge, kamu habis ketemu pemilik darah ini, kan?""Tidak! Aku tidak--"
"Tak perlu menyangkal, semuanya tercium jelas di hidungku kok ^^"
Theria memutar tubuhnya dan bersiap untuk terbang. Sayapnya yang melebar itu terlihat begitu sempurna dibawah langit malam."Berhenti, Theria!! Mau kemana kau!!!"
"Kemana lagi?"
Tanpa mempedulikan ucapan temannya, Theria memandang jauh ke arah pemilik aroma tersebut kemungkinan berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unfettered Ice Princess [Vol 2]
FantasyVolume kedua dari Novel [ The Unfettered Ice Princess ] Dimulai dari Lantai 6 Tower [ Sebagian besar ilustrasi berasal dari AI. Kalau ada yang bukan dari AI, akan ada tulisan artist nya ]