Chapter 35 [ Anak Baik (2) ]

164 27 2
                                    

"Sudah tenang?" tanya Naeva beberapa saat setelah tangis Liliel berakhir.

Dengan mata yang bengkak, Liliel mengangguk pelan.
"Iya."

"Hahahaha, oi, Naeva. Bocah ini benar-benar serius mencarimu kemana-mana, kau tau! Syukur usahanya gak sia-sia. Senang melihatmu baik-baik saja meski aku gak tau gimana caranya," tawa Kaja seraya mengusap-usap kepala Liliel hingga rambutnya berantakan.

"Ahh! Hentikan, Nii-san!"

Entah Naeva sadar atau tidak, baik Kaja ataupun Liliel sama sekali tidak ada niatan menanyakan alasan Naeva masih baik-baik saja setelah di seret capung terbang, dimana orang lain pasti akan tewas jika menghadapi situasi itu. Mereka cukup peka untuk tidak bertanya selama Naeva tidak ada niatan berbicara terlebih dahulu. Semua orang pasti punya rahasia. Begitupun Liliel dan Kaja. Memaksa orang untuk mengatakan rahasianya bukanlah sesuatu yang pantas dilakukan.

"........"
Tiada kata yang dapat Naeva keluarkan dari mulutnya. Selain karena hal itu, dalam situasi normal, bukankah orang lain akan meninggalkannya saja? Memang karena yang kita bicarakan ini ras malaikat, itu tidak terlalu mengherankan. Tapi tetap saja...

"Liliel. Kenapa kau mencari ku?"

Liliel, "?"

Tanpa memikirkan apapun, Liliel hanya menjawab dengan apa yang ada di kepalanya.
"Karena Eva Nee-chan itu temanku."

"Kita tidak boleh meninggalkan teman, kan? Bukankah di tinggalkan itu rasanya sakit? Aku tidak mau temanku merasakan itu."
Jawaban polos Liliel membuat Kaja dan Naeva terdiam.

"Aku... temanmu?"

"Eh!? Apa bukan!???" shock Liliel.

"...... Kenapa kau bisa berpikir kita sudah berteman?" tanya Naeva dengan nada tenang. Ini murni hanya karena rasa penasaran.

"Kita sudah bertemu! Kita saling membantu! Dan aku menyukaimu, Nee-chan! Makanya, kalau aku bilang kamu temanku ya kamu temanku!!" senyum Liliel.

"Padahal kamu belum mengenalku... Bagaimana jika aku bukan orang baik dan bermaksud melukaimu?"

"Kalau begitu, itu salahku karena sudah percaya padamu. Kau tau, Eva Nee-chan, semua orang itu, punya cahaya dalam diri mereka. Apa yang mereka pilih untuk lakukan selama hidup, tergantung dengan bagaimana cara mereka memperlakukan cahaya itu. Aku percaya, jika bukan karena faktor eksternal, orang-orang akan memilih merawat cahaya mereka. Karena tanpa itu, mereka tidak akan bisa menjadi diri mereka sendiri ^^"

".........."
Dua orang disamping malaikat itu punya latar belakang yang sangat berbeda. Namun saat ini, keduanya memikirkan hal yang sama.

Naeva memejamkan matanya, "Aku mengerti..."

"Mengerti apanya?" senggol Kaja dengan senyum menyebalkan.

Mengabaikan tingkah Kaja.
"Matahari sudah hampir tenggelam."

Lalu melirik ke barang bawaannya, "Kau tidak mau mendirikan itu?"

Kaja, "...!"
"Ohh, tebakan yang bagus."

Pria rubah itupun turut berdiri tuk mengeluarkan barang-barang bawaannya dari tas.
"Oke, oke. Aku yang dirikan."

Barang yang dimaksud Naeva dan dibawa Kaja adalah sebuah tenda. Untuk lolos Ujian Kenaikan Lantai 7, Kaja sudah membuat banyak persiapan. Salah satunya adalah tenda dan perlengkapan bertahan hidup ini.

"Oh, hampir lupa..."
Kaja mendadak berhenti.

Liliel dan Naeva, "?"

Sebelum memasang tendanya. Kaja terlebih dulu mengeluarkan kotak dari ranselnya, kemudian memberikannya pada Liliel.
"Tadi sambil nyelem di danau, pas kamu ke Tawon dan Naeva di gondol capung, aku sekalian nangkep ini."

The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang