Volume kedua dari Novel [ The Unfettered Ice Princess ]
Dimulai dari Lantai 6 Tower
[ Sebagian besar ilustrasi berasal dari AI. Kalau ada yang bukan dari AI, akan ada tulisan artist nya ]
Azrielle berdiri di depan segel Eterenth, tubuhnya diterangi oleh kilauan redup yang memancar dari dinding-dinding logam raksasa dan melingkar di sekelilingnya. Struktur di hadapannya, yang terlihat seperti roda besar tak berujung, berputar perlahan, dengan petir-petir kecil sesekali menyambar udara di antaranya. Dimensi yang terasa seperti penjara tak terjamah oleh waktu ini adalah segel itu sendiri. Ancaman kehancuran tertidur di balik penghalang tersebut, terasa begitu nyata dan membuat seluruh ruang seolah menggigil dalam keheningan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malaikat itu menarik napas dalam-dalam, merasakan aliran Veeha dalam dirinya mulai bergejolak. Tangan putihnya yang gemetar terangkat, bersiap untuk melepaskan segel yang selama berabad-abad telah menahan daya hancur Eterenth. Suasana di sekitarnya berubah drastis-angin mulai berputar kencang, debu-debu beterbangan, dan kilatan cahaya misterius tampak seperti meronta, seolah keberadaan mereka sedang diguncang oleh kekuatan yang tak bisa dikendalikan.
Naeva berdiri tak jauh di belakang, mengamati dengan tatapan tenang namun penuh perhatian. Dia tahu, segel ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibuka, apalagi dihancurkan. Energi di sekitarnya begitu padat, seperti menekan udara dari segala arah.
"Kau bisa melakukannya sendiri, kan?" suara Naeva memecah keheningan. Mata esnya dengan tenang memandang lurus ke arah Azrielle, tak sedikitpun ragu terlihat.
Azrielle tidak menjawab, bibirnya mengatup rapat, dan ekspresi wajahnya penuh dengan konsentrasi. Daya hancur yang terkandung di dalam segel ini terasa begitu berat, lebih dari yang pernah ia bayangkan, apalagi karena ini adalah pertama kali dirinya melepas segel ini sendirian.
Kilatan cahaya berdenyut lagi, kali ini lebih kuat. Segel itu mulai merespon Veeha miliknya. Perlahan-lahan, simbol-simbol kuno yang menghiasi dinding besar mulai bersinar dalam rona ungu dan hitam yang aneh. Energi yang terperangkap di dalamnya menggeram seperti monster yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya dan menunggu untuk dilepaskan.
"Ini tak seperti ada yang bisa membantuku sekarang," Azrielle akhirnya berbisik, suaranya nyaris tenggelam di antara raungan angin. Naeva mungkin bisa memperkuat Veeha seseorang, namun jika dalam pembukaan segel ini, ada campur tangan Nova Naeva, hal itu justru akan merusak kemurnian Veeha nya, yang membuat pemilik Veeha lain dalam segel itu akan menyadari adanya campur tangan pihak ketiga.
Dengan satu gerakan tegas, Azrielle melebarkan sayap putihnya, energi Veeha pun membanjiri sekelilingnya dalam cahaya keemasan yang menyilaukan. Kontras antara cahaya suci dan kegelapan segel menciptakan pemandangan yang spektakuler. Dua kekuatan saling berbenturan, bertarung dalam diam, namun begitu jelas terasa.
Dengan satu serangan terakhir, sang malaikat melemparkan seberkas Veeha ke arah segel, memaksa mekanisme kuno itu untuk terbuka. Suara gemuruh mengguncang seluruh tempat, ruang di sekeliling mereka retak seolah-olah waktu dan dimensi itu sendiri mulai terpecah. Petir ungu meletus dari segel yang mulai terbuka, menyambar ke segala arah dengan liar, memancarkan aura kegelapan yang menelan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. Inilah dia, jenis energi dan kekuatan penghancur paling murni dari Tower, Eterenth.