Chapter 42 [ Ujian Kenaikan Lantai 8 ]

171 24 19
                                    

Jam terus berdetik. Kedua jarumnya belum berputar terlalu banyak. Cuaca cerah dan suara-suara serangga yang berbisik pelan, membuat suasana terasa damai dan tentram.

TAP TAP TAP TAP

"Maaf! Apa Onee-chan udah nunggu lama?"
Suara feminim yang riang itu terdengar bersamaan dengan suara langkah kaki yang menuruni tangga.

Sosok putri es yang bersandar di dinding dekat tangga seraya memperhatikan pemandangan luar jendela, kini mengalihkan pandangannya pada gadis itu.
"Tidak juga. Dimana Kaja?"

"Ah, Onii-san masih menata ranselnya," jawab Liliel, apa adanya.

Sambil menunggu Conqueror terakhir yang ada di party mereka, keduanya mengobrol ringan di dekat resepsionis penginapan. Sebentar lagi sudah saatnya mereka check out dari tempat ini.

"Omong-omong... Pada akhirnya Onee-san belalang itu tidak datang lagi, ya?"
Padahal sudah sekitar 1 Minggu mereka menginap disini untuk persiapan Ujian Kenaikan Lantai 8 sekaligus melihat-lihat keunikan Lantai 7. Tapi wanita belalang yang sempat mereka temui sebelumnya, tidak menampakkan batang hidungnya sedikitpun.

"Aku jadi khawatir... Tidak terjadi sesuatu padanya, kan?"

Naeva tak paham. Dia tidak merasa ada sesuatu yang harus di khawatirkan. Justru dia heran dengan kenapa Liliel masih bisa mengkhawatirkan wanita itu.
"..... Mungkin dia sudah menemukan jawabannya."

"Jawaban?"

"Jawaban atas pertanyaan yang selama ini mengganggunya," sambung Naeva, membuat Liliel semakin tidak mengerti.

"Menurutmu, sosok yang dilihat wanita itu saat terjadi tragedi Hutan Binar adalah pegasus, kan?"

"Iya."

"Wanita itu juga mengatakan pegasus sudah membuat semacam perjanjian. Mungkin dia sedang atau sudah menemui pegasus yang berafiliasi dengan mereka," terang Naeva.

Mata Liliel sedikit membulat, "Ah... Itu bisa jadi..."

"Kau tak perlu terlalu memikirkannya," ucap Naeva, tanpa mengubah nada bicaranya.

"Unn..."

Liliel pun tahu itu. Di Lantai 8, malaikat seharusnya menjadi ras yang netral. Tidak terlibat dengan konflik antar wilayah. Dan cukup fokus saja dengan kepengurusan cabang Sacred Temple di wilayah tengah. Dia yang seperti itu, tidak seharusnya terlalu melibatkan diri dengan pegasus yang notabenya adalah satu dari 4 ras penguasa disana. Hanya saja...

"Firasatku gak enak..." cengkram Liliel ke dadanya sendiri.

"Apa ini...? Rasanya ada yang mengganjal... Apa aku... melewatkan sesuatu?"

TAPP TAPPP TAPP TAPP TAPP

Langkah yang begitu berat, menuruni tangga dengan cepat.
"So-Sorry..."

Pria rubah dengan tas besar di punggungnya itu, tiba dengan tergesa-gesa ke hadapan Naeva dan Liliel.
"Nata ini makan waktu lebih lama dari yang kukira!"

"Kalian... belum lama nunggunya, kan?" cengir Kaja.

"Lama."
Sayangnya jawaban 1 kata dari Naeva tidak cukup untuk menghancurkan cengiran itu. Pria itu justru semakin melebarkan senyumnya.

Sekarang dia bahkan merangkul Naeva seolah teman akrab saja.
"Ohh, ayolah! Bawa santai aja~! Biasanya kan cowok yang nungguin cewek dandan lama. Sesekali dibalik, gak masalah, kan? Nanti aku traktir deh!"

Tentu saja, cukup dengan sekali lirikan tajam, rangkulan itu dia hentikan.
"So-Sorry..."

"Dasar Onii-san..."

The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang