Chapter 73 [ Penaklukan Eterenth (4) ]

195 27 6
                                    

Naeva melangkah maju ke udara, menghadapi ribuan perwujudan Eterenth yang memenuhi cakrawala. Setiap pijakan kakinya menggema, terdengar suara tajam dari heels-nya yang menekan permukaan tak kasat mata.  Langkahnya tidak terburu-buru dan selalu di sertai keanggunan, membuatnya terlihat bagaikan mawar putih beracun yang indah namun mematikan.

Mata gadis itu menyipit, memandang dingin pada makhluk-makhluk berwujud kegelapan yang bermunculan tanpa henti. Dalam kesunyian, ia mengangkat tangannya, mengayunkannya dengan gerakan elegan. Hanya dengan satu jentikan jari, udara di sekeliling mereka langsung berubah. Atmosfer dan gravitasi seolah berhenti menekan mereka.

Dalam hitungan milidetik, semua makhluk dalam dimensi itu terhenti di tempat. Waktu tak lagi berjalan. Begitu mereka menyadarinya, tubuh-tubuh para perwujudan Eterenth telah membeku. Sesaat kemudian, terdengar suara gemeretak saat lapisan es mengikat mereka dari kepala hingga kaki. Es yang tercipta dari kekuatan Naeva bukan es biasa. Ini adalah Frozen Nova yang lahir dari Void, keheningan yang tak bisa dipatahkan oleh panas atau kekuatan apapun.

Dengan satu gerakan lagi, Naeva mengayunkan tangannya ke bawah. Serentak, ribuan sosok Eterenth itu, termasuk dengan core nya, pecah berkeping-keping, retak, dan hancur menjadi debu es, menghilang seperti tak pernah ada.

Naeva meluruskan punggungnya, merasakan angin dingin yang ia ciptakan. Namun, hanya dalam beberapa detik, suara gemuruh kembali terdengar. Puing-puing Eterenth yang sempat terpecah mulai menyatu kembali. Perlahan, serpihan-serpihan itu bergabung, membentuk kembali makhluk-makhluk yang telah ia hancurkan. Sang Ice Princess menatapnya dengan tatapan dingin, tapi dalam pikirannya, ada kilasan pemahaman.

"Jadi ini alasan mereka gagal menaklukkan Eterenth selama ini. Sekarang aku mengerti kenapa sekelas Guardian Tower saja tak bisa menghancurkannya secara permanen."

Naeva berpaling pada Azrielle yang terbang tidak jauh darinya, sayap putihnya membentang indah.
"Coba serang mereka dengan Veeha," ucap Naeva dengan tenang.

"Aku ingin melihat sendiri bagaimana efeknya."

Azrielle terdiam sejenak, matanya menatap Naeva seolah mencari sesuatu, lalu dia mengangguk. "....Baiklah," jawabnya, suaranya terdengar dalam.

Dengan satu hentakan, sang Arc-Angel mengangkat tinggi tangannya, cahaya putih terang muncul dari sana. Veeha pun mengalir dengan deras, menciptakan lingkaran cahaya emas yang berputar di udara. Begitu cahaya itu berkumpul, Azrielle mengarahkannya pada para Eterenth, membuatnya meledak dalam sekejap dan menerjang mereka tanpa terkecuali.

Cahaya itu menyapu bersih tubuh-tubuh gelap Eterenth, membuat mereka lenyap tanpa jejak. Namun, hanya sesaat. Naeva melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana energi kegelapan itu berkumpul kembali, menghisap seluruh Veeha dan kembali membentuk perwujudan Eterenth. Mereka lahir kembali dari energi kegelapan, seperti siklus kematian dan kelahiran yang tak pernah berakhir.

Azrielle menurunkan tangannya, memandang Naeva dengan tatapan ringan seperti telah menduga hal ini akan terjadi. “Tak ada gunanya,” suaranya terdengar tegas. “Sebanyak apapun kita menyerang, mereka akan terus kembali selama core Eterenth masih menyala.”

♏: [ Tapi bukannya tadi Eva-sama sudah menghancurkan core nya? ] tanya Scorpio, mengingat kembali kejadian belum lama ini.

Sang malaikat hanya mengangguk ringan, "Iya. Sayangnya itu tidak cukup. Pada dasarnya, meski kami menyebutnya core, benda itu tidak benar-benar memiliki wujud fisik. Menyerang core nya saja, sama seperti menyerang asap dengan pedang."

Azrielle melihat tangannya sendiri yang terlihat masih memiliki sisa Veeha dari sana.
"Veehaku... Veeha kami tidak cukup untuk menghancurkan corenya. Maksimal hanya memberinya damage yang selalu bisa ia pulihkan lagi."

The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang