mansion

79 11 0
                                    




⚜️🌹⚜️

Lagi-lagi kakinya membawanya ke sebuah tempat yang tidak pernah ia kunjungi dulu dan bahkan ia tidak sadar jika sedari tadi ia berjalan hentah ke kemana dan kini ia berada di depan sebuah mansion besar dengan nuansa nenyermakan

Saat ia menoleh ke belakang jalan yang ia lalui ternyata sebuah jalan besar dengan hutan di sekelilingnya bahkan hutan itu terus ada sampai jarak pandangnya terhenti yang berarti ia telah berjalan lama tanpa sadar jika di sekelilingnya adalah hutan

Ia melihat buku di tangannya dan mulai berjalan memutar dan hendak pergi namun siapa yang akan menyangka jika saat ia berbalik sebuah kejadian datang

Tiba-tiba langit mendung dan bumi bergetar hebat, beberapa binatang di hutan melolong dan semua pohon bergoyang tertiup angin kencang

"Apa yang terjadi?" Batinnya

Lalu sebuah retakan besar muncul di depannya, retakan itu sangat besar dan bahkan merambat ke arahnya seperti hendak melahapnya namun sebelum retakan itu sampai tiba-tiba ada sesuatu yang menutupi pandangan nya

Lalu dapat ia rasakan sensasi hangat di punggungnya dan juga nafas teratur di belakang telinganya, dapat ia tebak jika ada seseorang yang berdiri di belakangnya tengah menutup matanya

Arkano memegang tangan itu, dingin layaknya benda mati dan di situ lah ia sadar jika punggungnya bertepatan langsung dengan dada orang lain namun ia tidak dapat mendengar detak jantungnya

"Si...siapa?" Tanya arkano

Bumi masih bergetar hebat membuat arkano ragu untuk melepaskan tangan yang masih setia menutup matanya

Sampai akhirnya ia kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan di dalam dekapan seseorang

Saat ia membuka matanya hal pertama yang ia lihat adalah sebuah ruangan bernuansa putih bersih dengan beberapa ornamen dan di beberapa titik ada sebuah tanaman merambat yang telah merambat ke dinding

Samar-samar ia mendengar beberapa gumaman kecil yang terdengar cukup mengganggu pendengarannya, ia menoleh ke sekeliling ruangan namun tidak ada siapapun di sana

Perlahan ia bangkit berjalan ke arah jendela, sebuah pemandangan bunga ungu di sebuah pohon yang perlahan mulai berguguran tertiup angin, matahari juga sudah berada di atas yang menandakan sudah siang

Ia bergegas keluar dari kamar itu, rasa familiar dengan tempat itu terasa jelas, tanpa tersesat ia akhirnya sampai di depan pintu keluar, perlahan ia mulai membuka pintu namun sebelum ia keluar sebuah suara menginterupsi

"Kau akan pergi?" Suara berat itu berada dari tangga yang menuju lantai dua

Arkano diam membeku, terdengar langkah kaki mulai mendekat membuat Arkano perlahan menoleh

Seorang lelaki jangkung bertubuh kekar dan tegap berdiri tiga langkah depannya, dengan kemeja putih dan kancing atasnya yang terbuka membuat kesan tampan terlihat jelas

Wajahnya yang tegas dan sorot mata yang tajam membuat arkano sedikit ketakutan pikirannya kacau, berpikir jika lelaki di depannya akan mencabik-cabik karena ingin pergi tanpa pamit sebelum berterimakasih

Melihat lelaki itu hendak berbicara secara cepat arkano memejamkan matanya

"Siapa namamu?" Tanya lelaki itu

Arkano jelas terkejut namun dengan cepat ia menjawab "Arkano"

Lelaki itu mengangguk "aku Gabriel" ungkapnya "apa kau tersesat?" Tenya lelaki itu, mengingat jika kemarin arkano terlihat kebingungan

Arkank tampak ragu sejenak lalu ia mengangguk "yah, tepatnya aku tidak memiliki tempat tinggal" ungkapnya cukup canggung "kalo begitu aku akan pergi" pamitnya

"Kenapa pergi? Bukankah kau tidak memiliki tempat tinggal?"

Arkano terdiam, lelaki di depannya tersenyum penuh makna "tinggal lah di sini" usulnya

Arkano terkejut "ah tidak, terimakasih" tolaknya lalu berbalik untuk pergi

"Sungguh kau akan menolaknya?" Ucapan lelaki itu sangat dingin dan menyengat membuat Arkano merinding

~⚜️🌹⚜️~


Hihi, ren nggak tau ini bakal layak atau nggak nya tapi ren udah berusaha buat cerita ini nggak monoton kayak yang sebelumnya

Ren harap kalian bakal suka, (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang