reka ulang 10000 tahun yang lalu?

12 1 0
                                    


Masih dengan pertempuran yang sengit antara sang renkarnasi dan sang pengadil neraka. Tiba-tiba saja petir menyambar di antara mereka membuat aksi mereka terhenti dan mereka sama-sama menghindar

Arkano menatap langit begitu juga dengan Mikhael

Di atas langit ada sebuah mata besar terpampang di sana, matanya berwarna biru laut tetapi jika di lihat lebih teliti maka warnanya akan menjadi semerah darah

"Apa kau akan menghukum kami Dewi?" Arkano berteriak

Kedua mata itu berkedip

"Lalu apa yang kau lakukan? Apa menjaga tatanan dunia sangat membosankan sampai kau berniat ikut campur dengan urusan kami?" Arkano kembali berteriak

Lagi-lagi kedua mata itu berkedip

Seketika dalam sekejap mereka berpindah tempat, kini yang tadinya adalah hamparan rumput yang luas berubah menjadi hutan yang lebat

Dan bukan hanya mereka saja yang berada di sana, ternyata Renzu dan 3 makhluk lainnya telah berada di sana terlebih dahulu

Renzu yang menyadari kehadiran Arkano segera menghampirinya begitu juga dengan yang lainnya

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Renzu

Arkano menggeleng "aku baik-baik saja" jawabnya ia kini menatap mereka satu persatu "apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya

"Jelas kami mengkhawatirkan mu, bodoh" balas Dion yang langsung di hadiahi tusukan tajam dari kuku-kuku runcing si kucing gemuk yang ada di atas pundaknya

Arkano hanya tersenyum hambar apa lagi saat melihat Mikahel yang berjalan mendekati mereka senyumannya perlahan memudar

Tatapan tajam menusuk ke arah Dion membuatnya bersembunyi di balik tubuh Gabriel, Mikahel berhenti di hadapan mereka semua

"Akhirnya kalian tiba" ucapnya

Arkano berdiri di hadapan Mikahel "sudah ku peringatan jangan sentuh mereka" ucapnya

ia mengeluarkan aura gelap dalam tubuhnya yang berbenturan dengan aura dingin dari Mikahel, angin berhembus kencang, sebuah benda menutupi matahari, suasana menjadi gelap mencekam

"Untuk sekarang itu mustahil" balas Mikahel

Seketika mereka beradu, suara decitan benda tajam terdengar memekakkan telinga

Arkano meloncat ke atas pepohonan, berpijak dengan dua kakinya ia menatap tajam Mikahel yang berdiri tak jauh darinya

Pedagang itu ia acungkan ke arah Mikahel "sebelum aku mati, kau tak bisa menyentuh mereka" desisinya

Renzu terkesiap, semua kejadian itu terjadi sangat cepat

"Arkano jaga ucapanmu" teriak Renzu tak terima

Arkano tak menggubris, ia masih menatap bengis ke arah Mikahel

Mikahel menyeringai, dengan cepat ia berada di belakang Dion dan hampir menyambutnya jika saja Arkano tidak menangkisnya

"Sebaiknya kalian pergi!!" ucap Arkano sebelum kembali berhadapan dengan Mikahel

Gabriel melirik Renzu yang diam dengan ekspresi rumit "apa kau akan diam saja?" tanyanya

Renzu terdiam, ia mengepalkan tangannya dengan sorot mata yang tertuju pada Arkano yang tengah berjuang melawan keganasan Mikahel

"Sebaiknya kita cepat bertindak" usul Azrial yang kini telah berubah menjadi manusia "kita tak mungkin membiarkan Arkano menghadapinya sendirian" sambungnya

"Yah benar" Renzu memejamkan matanya "kita tidak akan diam saja"

Gabriel tersenyum tipis, Azrial dan Dion mulai bersiap. Saat Mikahel lengah, mereka ber4 mulai menyerang

Dion, Sayap hitam mekar dari punggungnya, ia terbang ke atas langit dan berputar memercikkan bulu-bulu hitamnya yang setajam pisau ke arah Mikahel

Azrial, telinga mencuat dengan tiga ekor lembut yang melambai-lambai di belakangnya, kuku-kukunya yang tajam ia gunakan untuk menyerang Mikahel

Gabriel meninjau tanah dan memunculkan tiga mumi yang keluar dari tanah untuk menyerang Mikahel

Sedangkan Renzu, ia dengan cepat melesat dan berhadapan langsung dengan Mikahel

Mikahel sedikit terkesiap, tetapi ia masih dapat menghindari seangan dari Dion dan Azrial, menangkis serangan dari tiga mumi milik Gabriel dan juga serangan langsung dari Renzu

Dalam sekali gerakan tiga mumi itu berubah menjadi abu sedangkan Renzu terdorong jauh, Arkano dengan cepat melesat untuk melawan Mikahel

"Mereka semakin melemah karena terus menunggu mu" ejek Mikahel saat berhadapan langsung dengan Arakno

"Ya, dan kau semakin mudah di manfaatkan kan" balas Arkano

Mereka berdua terpental, Mikahel memanggil 10 makhluk lapar sebagai bala bantuan

"Akan ku pastikan, aku akan menjalankan tugas ini walaupun harus melenyapkan lebih dari satu" ucapnya, lalu memerintahkan 10 makhluk lapar itu untuk menyerang mereka semua

Dion terbang semakin tinggi dan kembali memercikkan bulu-bulunya, Azrial dan Gabriel berhadapan di arah timur dan Renzu menghadapi sisanya di arah Utara

Arkano menghadapi Mikahel dan dua makhluk lapar sendirian, ia sedikit kesulitan begitu juga dengan yang lainnya membuatnya mau tak mau harus menghadapinya sendirian

Awalnya mereka dapat menghadapinya dengan mudah namun para makhluk lapar itu tak mudah untuk di hadapi mereka tak bisa mati dan sulit untuk di hancurkan

Ke 4 makhluk legenda mulai kewalahan begitu juga dengan Arkano, saat mereka mulai lengah Mikahel melesat ke arah Dion

Waktu seakan melambat dalam sekejap, Arkano secara langsung menyaksikan sabit itu menembus tubuh kurus Dion, memotongnya sekaligus merenggut paksa nyawanya

Air mata menetes dari pelupuk mata Arakno, tubuhnya seketika melemah dan kedua kakinya tak sanggup lagi menahan bobot tubuhnya

Ia terjatuh bersamaan dengan tubuh Dion yang terjatuh ke tanah, tenggorokannya tercekat ia tak bisa berteriak saat melihat sorot mata Dion yang perlahan mulai memudar

Rintik hujan turun ke bumi, semua kegiatan terhenti di saat itu juga. Satu persatu para makhluk lapar menghilang, tiga makhluk legenda juga menyaksikan kepergian Dion yang sangat cepat

Mikahel menatap sorot mata sedih Arakno sebelum akhirnya memutuskan kembali ke neraka

Azrial terjatuh, air matanya tak dapat terbendung lagi ia menangis pilu saat melihat tubuh sahabatnya yang terpotong tergeletak di tanah yang mulai basah

Gabriel menghampiri Azrial dan memeluknya, membiarkan makhluk rubah itu menangis dalam pelukannya

Sedangkan Renzu berjalan terhuyung-huyung ke arah Arkano, hatinya tersayat saat melihat betapa hancurnya Arakno saat melihat Dion yang tiada dengan mengenaskan

Luka yang ada di tubuh mereka sudah tak terasa, yang ada hanyalah rasa pedih saat kehilangan

~🌹~

"Tawa candamu mungkin sangat menjengkelkan tetapi saat kau tiada itu semua akan menjadi kenangan yang sangat di rindukan"



5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang