Hama kecil

63 6 2
                                    

~⚜️🌹⚜️~

Setelah makan siang semua orang kembali ke kegiatan mereka bahkan Dion yang awalnya menganggur kini telah menghilang etah kemana, dan di mansion luas itu hanya menyisakan dirinya sendiri yang termenung di ruang tamu sendirian

Sesekali menghela nafas arkano menatap malas ke arah film yang sudah ia tonton dua kali, melirik jam yang belum menunjukkan perubahan membuat arkano terkulai lemas di atas sofa panjang

Saat matanya yang indah hampir tertutup rapat sebuah pergeseran dapat ia rasakan, ada seseorang yang tengah duduk di dekat kakinya dengan cepat arkano bangun dan mendapti jika Xenu tengah tersenyum ke arahnya

"Hai" sapanya

"Hm" jawab arkano sambil membetulkan posisi duduknya

"Apa Kakak tidak bosan?" Ungkap bocah itu dengan senyuman cerah

Arkano sedikit berpikir lalu sebuah ide muncul di kepalanya, ia pun menggeleng sebagai jawaban, hal itu membuat bocah di sampingnya mrengut kesal, tingkah lucu itu mampu mengembangkan senyuman atkano yang tertahan

"Tentu saja aku bosan, apa lagi yang harus aku lakukan di sini?" Ucapnya dengan nada jenuh

Sektika wajah bocah itu cerah, ia tersenyum lebar dan mulai menarik lengan arkano dan menuntunnya ke suatu tempat, arkano mengikuti langkahnya dengan tenang sesekali mengamati sekitar untuk menebak ke mana ia akan di bawa

Sampai akhirnya ia berada di taman belakang mansion yang luas, di sana juga ada sebuah ayunan dengan taman kecil di sampingnya, Xenu menariknya ke arah ayunan dan mengajaknya untuk duduk di sana

Ayunan itu tersedia untuk dua orang jadi arkano dengan nyaman mendudukkan dirinya di salah satu ayunan itu dan perlahan kakinya yang jenjang mulai mendorong dan perlahan tubuhnya berayun ringan

Senyum bahagia merekah di wajah mereka, menikmati terpaan angin sepoi-sepoi den tubuh yang berayun ringan

"Menyenangkan bukan?" Tanya bocah itu

Arkano mengangguk antusias namun ia mulai mengendurkan ayunannya dan berhenti total, membuat Xenu bertanya tanya tentang tingkahnya

"Ada apa?" Tnaya Xenu, ia turun dari ayunan dan menghampiri arkano yang tertunduk lemah

Arkano menggeleng kecil "tidak apa-apa" ucapnya namun bibirnya yang memutih membuat Xenu tidak percaya

"Apa yang terjadi? Kakak baik-baik saja kan?" Tanyanya khawatir

Arkano mendongak dan tersenyum "aku lupa tentang darah rendah dan akhirnya merasakan pusing" ucapnya sambil terkekeh kecil "buakn masalh serius" lanjutnya

Xenu melongo "kakak gila, itu sangat berbahaya kenapa tidak bilang?" Ucapnya kesal dengan tingkah kekanakan arkano

"Sungguh ini bukan apa apa" ucapnya, wajahnya yang pucat kini mulai membaik secara perlahan "lihat ini sudah membaik" ucapnya sambil tersenyum

Xenu diam, tiba-tiba angin berhembus kencang dan udara dingin menerpa kulit arkano yang hanya menggunakan kaus tipis membuatnya gemetar kedinginan, ia memeluk tubuhnya sendiri "apa ini akan hujan?" Ucapnya kaku

Xenu mengerutkan keningnya lalu dengan waspada mulai melirik di setiap arah, arkano yang melihatnya kebingungan

"Ada apa?" Tanya arkano namun dengan cepat Xenu menutup mulut arkank dan menginterupsi agar tidak berbicara, Arkano mengangguk

Lalu mereka mulai berjalan dan bersembunyi di bawah pohon, dari sana dapat mereka lihat sebuah bayangan hitam mulai terbentuk dan menggeliat di tempat awal mereka bermain ayunan

Makhluk yang sama yang menghadangnya untuk pergi meninggalkan mansion ini, arkano diam membeku, ia adalah manusia biasa yang masih berpikir logis jadi hal ini adalah hal yang sangat menyeramkan baginy

"Bagaimana dia bisa ada di sini? Bukan kah..." arkank menghentikan kalimatnya menatap Xenu yang berada di depannya

"Tenang lah itu hanya serangga kecil" ucapnya lalu menyuruh arkank untuk tetap bersembunyi sedangkan ia dengan berani berjalan menghampiri makhluk bayangan itu

Saat mulai berhadapan dengan makhluk itu, Arkano sempat panik namun ketakutannya lebih besar dan dia hanya dapat diam di tempat persembunyian saja menyaksikan seorang bocah yang akan menghadapi secara langsung makhluk bayangan itu

Tanpa di duga ternyata Xenu juga bukan lah manusia biasa malinkan sesosok andead, dia adalah panglima perang, tubuhnya yang memang lebih tinggi dibandingkan bocah seumurannya membuat tubuhnya tidak mengalami terlalu banyak perubahan

Rambutnya terurai panjang, lehernya di kelilingi jahitan juga dengan pergelangan tangannya dan sebuah rantai yang melilit tubuhnya dengan ujungnya yang menjuntai di area lengan menjadi sebuah senjata bagi Xenu untuk bertarung

Pertarungan terjadi, bola mata Xenu berubah menjadi hitam pekat dan dengan cepat ia berlari menerjang mahkluk di depannya, satu pukulan dapat ia lontarkan namun mahkluk itu dapat menanganinya, saat tubuh nya menyentuh Xenu, lidahnya terjulur membelit tubuh Xenu membatasi pergerakannya

Xenu meraung dan dengan sekuat tenaga menghancurkan lidah itu namun lidah itu kembali untuk dan hampir membelitnya lagi, dengan cepat ia menghindari dan meloloskan satu cambukan, setengah segel tercipta, dangn beringas Xenu berlari kesan kemari untuk menghindari bayangan yang mengejar di kakinya

Saat memiliki peluang ia dengan cepat mencambuk mahkluk itu lagi, dalam cabukan ke empat segel pun tercipta dan mahkluk itu meraung ke sakitan, hancur menjadi serpihan debu

Arkano memberanikan diri untuk menghampiri Xenu dan saat sampai di depannya Xenu telah kembali ke wujud bocah nya

"Kau tidak apa-apa?" Arkano kenatap khawatir ke pada Xenu

Xenu menggeleng "aku baik"

"Sebenarnya makhluk apa itu?" Arkano menatap abu hitam yang perlahan tertiup angin

"Itu ada sebuah bayangan hitam atau lebih tepatnya pemakan bayangan, jika kau ingin tau pergi kunjungi kak Azria" ungkapnya lalu mengajak arkano untuk berjalan jalan di sekeliling masion untuk menghibur diri

~⚜️🌹⚜️~

5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang