Nafas Renzi memburuh, pikirannya kacau dan waktu terasa seperti melambat di setiap langkahnya. Ia panik saat melihat Arkano menghilang dari pandangannya
Bergitu juga dengan Mona, tangannya bergetar dan giginya bergeretak. Ia tau pasti siapa dalang dari kejadian ini 'neraka' jadi dengan harapan tinggi terhadap kondisi arkano ia dengan cepat berlari mencari keberadaannya
Mereka berlari mengitari sudut taman yang kini mulai sepi namun tetap saja tidak ada, lalu suara arkano terdengar sangat kecil namun tetap terdengar jelas di telinga mereka. Dengan tergesa-gesa mereka kembali berlari mengikuti asa suara yang mereka dengar
Sampailah mereka di depan sebuah gedung terbangkalai, Renzu ingin masuk namun Mona mencegahnya
"Tunggu, jangan gegabah" cegah Mona
Renzu menoleh "lalu apa yang harus kita lakukan hah?" Ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang
"Kau harus menenangkan diri jika tidak itu sama saja kau akan menycelakai Ano" Mona berucap dengan serius
Renzu menghela nafasnya sambil mengusak rambutnya "jika terjadi sesuatu padanya aku tidak akan pernah memaafkan mereka" desisinya namun itu membuatnya sedikit lebih tenang
Mona tersenyum lalu memandang ke lantai dua gedung itu "kau tidak perlu memaafkan mereka" ucapnya lalu terkekeh kecil "jika bisa lenyapkan mereka semua"
Saat tanpa sengaja ia melihat siluet seseorang berjalan dalam ruangan yang terletak di lantai dua "ayo pergi ada seseorang di lantai dua" ajaknya
Renzu juga melihatnya dan mereka bergegas untuk pergi, saat sampai Renzu tanpa basa-basi langsung mendobrak pintu yang terkunci itu
'Brak' pintu terbuka dan terbentur dengan keras
"Ah selamat datang" ucap seseorang yang ada di dalam ruangan itu
Renzu dan Mona memicing tajam saat tau siapa orang itu, "dasar breng**k" Mona mengumpat. Tangannya terkepal erat saat melihat orang itu malah menyeringai
"Lama tak berjumpa, kak Renzu" ucap orang itu lagi
Renzu mengepalkan tangannya "diaman arkano" desisinya
Lion, remaja itu atau hantu itu tertawa keras menciptakan gema "kau sangat kejam, padahal aku ada di sini untuk menggantikannya" ucapnya sambil berderma
Renzu menggeretakkan giginya "dimana dia!!" teriaknya dengan tatapan tajam
Lion menatap datar Renzu "kau akan tau nanti" ia menyeringai, sebuah kekuatan hitam menguar dari tubuhnya satu sayap muncul dari punggung kirinya sepasang berwarna hitam tanduk tumbuh dari keningnya
"Tapi sebelum itu..." Ia menjeda ucapnya, mengulurkan tangannya sebuah bunga mawar hitam muncul lalu terbakar menjadi abu "ayo kita bertarung" lanjutnya
Renzu mengepalkan tangannya sampai urat sarafnya menonjol matanya bersinar berwarna merah dengan taring tajam mencuat, Mona gadis itu juga mengeluarkan aura hitam kemerah-merahan matanya merah menyala dengan kuku yang memanjang
"Kita lihat siapa yang akan menang" Lion menyeringai lalu dengan cepat melesat menuju Renzu
Renzu ikut menyeringai ia melirik Mona sekilas menyampaikan sebuah pesan, Mona mengangguk lalu menghilang menjadi kumpulan asap merah gelap yang cukup pekat dan berbaur dengan udara di sekelilingnya
Lion menghantam Renzu, pukulannya melayang namun dapat di tangkis oleh Renzu "ini tidak akan berguna" ucap Renzu lalu mendorong Lion dengan kuat
Lion terdorong namun ia kembali melesat sambil melemparkan tinjunya begitu juga dengan Renzi yang tak kalah cepat langsung berhadapan dengan Lion
Di sisi lain Mona berubah kembali menjadi bentuk manusianya, dengan capat ia mencari di berbagai ruangan mencari sosok orang yang sangat ia cemaskan
"Jangan sampai para tikus itu membuatku harus menunggu puluhan tahun lagi" gumamnya, tatapannya yang tajam menelisik setiap ruangan yang ia masuki
Renzu bertarung melawan Lion, walaupun sedari awal ia telah mendominasi namun ada sesuatu yang janggal dari pertarungan ini. Ia merasa kekuatan besar menguar dari arah atas gedung
"Sebenernya apa yang kau rencanakan hah?" Disi Renzi saat mereka bedua berhadapan
Lion menyeringai "sesuatu yang besar" ungkapnya lalu mendur dan kembali menyerang
Renzu tak kalah ia dengan cepat menyelinap kebelakang dan menyerangnya, Lion terpental kedipan karena pukulan Renzu yang mengarah ke punggungnya. Dara keluar dari mulut Lion, ia menyekanya lalu terkekeh
"Dia sangat kuat, wajar jika mereka menginginkan dia mati" ucap Lion ia bangkit "tapi mereka sangat bodoh sampai terlalu fokus atas hidupnya"
"Kau!!!" Marah Renzu ia dengan cepat melesat dengan tinjunya yang di lapisi oleh aura hitam langsung menuju perut Lion "jangan berani macam-macam" desis Renzu
Lion terkekeh, ia terjatuh karena mendapatkan pukul patal di bagian perutnya "hanya satu macam yang aku lakukan" sektika ia menghilang dari hadapan Renzu
Renzu menggeram "brengsek!!!" umpatnya, ia meneliti setiap sudut ruangan namun tidak ada jejak lion yang menandakan jika lion telah pergi
Tubuh Renzu kaku saat kekuatan besar menguar, itu berada dari atas gedung "apa ini?" gumam Renzu namun instingnya menyatakan jika itu bukan pertanda baik dengan cepat ia berlari menuju tangga
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...