Dejavu

13 2 0
                                    


Aroma mawar yang harum dan bau anyir yang pekat menyeruak di sekeliling tubuh Arkano, auranya yang hitam pekat tetapi menciptakan sedikit kehangatan bagi rekannya dan ancaman bagi lawannya

Antara sang Dy'Methar atau sekumpulan roh pendendam, itu tidak ada lagi bedanya sekarang

Tatapan dingin ia gunakan, sekumpulan akar berduri muncul dari area tanah dan mulai melingkar-lingkar di dekat Arakno

"Yang mulia, kau tau rasanya kehilangan bukan?"

Mikahel tak menggubris membuat Ariani terkekeh kecil

"Apa kau tidak takut untuk kehilangan kedua kalinya?" Arkano menyeringai tipis

"Tentu saja tidak, tapi tidak ada yang kekal di dunia ini. Siap tak siap kau akan kehilangan segalanya"

Arkano tertawa mendengar ucapan bijak dari makhluk neraka di depannya itu

"Kau benar, tiada akan ada yang kekal di dunia ini tapi, selama aku hidup aku tidak akan pernah membiarkanmu mengusik kehidupan kami!!"  Desis Arkano

Ia menjentikkan jarinya, seketika beberapa akar berduri menjalar menyerang Mikahel

Mikahel memotongnya dengan mudah menggunakan sabit besarnya, ia menyeringai

"ingat lah satu hal Arkano, walaupun kau menghalangiku hanya akan ada dua jalan, akhir baru dan akhir yang sama. Takdir tidak akan pernah berbeda jauh dengan apa yang telah di putuskan"

"Kau benar" arkano memetik setangkai bunga yang ada di sampingnya "seperti bunga ini, jika aku tak memetiknya mereka akan tetap mati" ia berbicara sambil memetik satu persatu kelopaknya

Kelopak itu jatu dan hangus terbakar menjadi abu, sampai akhirnya sisa tangkainya saja. Tangkai itu pun perlahan-lahan hangus terbakar

"Aku mungkin tak bisa memtus takdir ataupun menyambungnya tapi aku bisa merubahnya" Arkano menatap sengit ke arah Mikahel

Mikahel menyeringai "Aku percaya itu, tapi untuk sekarang tidak ada yang bisa menghalangi tugasku walaupun itu kau sekalipun"

Ia menghentakkan sabitnya ketanah yang menciptakan getaran hebat ke sekelilingnya

"Demikian pula, aku tidak akan membiarkanmu mengusik kami!!" geram Arkano

Beberapa kelompok bunga berterbangan entah dari mana, berkumpul menjadi satu di depannya menciptakan sebuah benda. Sebuah pedang perlahan lahan terbentuk

Arkano mengulurkan tangannya dan mengambil pedang itu dan mengacungkannya ke arah Mikahel, ia tersenyum "sudah lama bukan?"

Mikahel terkekeh "mengulang hal yang sama?"

Ia menghentakkan sabitnya dua kali ke tanah dan seketika mereka berdua berpindah tempat, tempat yang luas dengan rumput hijau yang membentang sama persis seperti apa yang dulu pernah terjadi ribuan tahun yang lalu

"Ini akan menjadi seru" ucapnya

Mereka pun mulai bertarung secara sengit, walaupun tubuh Arakno 100% manusia lemah ia masih tetap mampu mengimbangi pergerakan Mikahel yang merupakan roh walaupun ia harus mengalami sedikit kesulitan

Decitan antara pedang pemakan jiwa dan sabit perenggut nyawa terus terdengar, mereka terus beradu dari satu tempat ke tempat lain

Tidak ada yang dapat memainkan mereka dan bahkan tanah saja tak sanggup lagi untuk terus utuh, gemuruh langit dan hembusan angin menambah suasana menjadi sangat mencekam

Percikan kilat dan renungan pertir bergemuruh

...

Renzu menatap langit yang berwarna gelap di balik jendela kamar, ada sebuah perasaan aneh yang membuatnya tak nyaman bahkan untuk menghela nafas saja terasa berat baginya

Ketukan pintu terdengar, awalnya hanya tiga kali namun semakin lama ketukan itu semakin kencang dan bahkan berubah menjadi gedoran

Renzu membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju pintu, hatinya terasa tak tenang dan bahkan mulai berdegup kencang. Saat ia membuka pintu wajah pucat Gabriel terpampang di depannya

"Ada apa?"

Gabriel menelisik kamar Renzu dalam diam lalu menatapnya dengan tatapan aneh

"Apa?" tanya Renzi lagi

"Di akan Arakno?" tanyanya

Renzu mengerutkan keningnya "kenapa? Apa dia tidak ada di kamarnya?"

Gabriel mengangguk "dia tidak ada, aku pikir dia bersamamu tapi sepertinya tidak" jawabnya

Renzu semakin memperdalam kerutannya "apa Dion dan Azrial tidak melihatnya?"

"Entah lah" balas Gabriel

Renzu mengangguk mengerti "ayo pergi" ia pun berjalan mendahului Gabriel

Mereka berdua berjalan beriringan dengan perasaan campur aduk, ini bukan pertama kali Arkano menghilang tapi melihat suasana di luar sangat aneh membuat mereka kahwatir

Renzu membuat pintu perpustakaan dan mendapati dua makhluk yang tengah duduk dengan cemas

"Ada apa ini? Kemana Arkano?" tanyanya tanpa basa-basi

Azrial memutar kepalanya dan sedikit terlonjak kaget saat kedatangan mereka

"Ah dia..."

"Dia pergi menemui untuk menyambut Mikhael" potong Dion

Renzu dan Gabriel terkejut

"Apa?"

"Ya dia pergi terburu-buru saat itu jadi kami tak sempat untuk menghentikannya" jawab Dion lagi, tangannya mengelus kepala Azrial yang masih berbentuk kucing lalu mengangkatnya ke atas pangkuannya

"Sepertinya mereka tengah berduel sekarang" Gabriel menatap langit gelap yang terpampang di jendela

"Kita harus pergi!!" Renzu menggeram

"Di amana kau akan menemukannya?" tanya Dion

Azrial melompat ke bawah dan seketika tubuhnya menjadi manusia "hanya ada satu tempat yang akan mereka kunjungi" ucapnya sambil menatap jendela yang terlihat suram itu

Renzu dan yang lainnya ikut melirik, "kita akan pergi sekarang!" ucap Renzu

5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang