'kemungkinan salah satunya palsu'
Arkano terbangun di malam hari saat tanpa sengaja mendengar sebuah suara yang cukup mengganggu di luar, kamarnya yang tidak kedap suara membuatnya mudah mendengar sesuatu dari dalam
Perlahan ia berjalan ke pintu dan membukanya sedikit, ia mengintip dalam diam
Lorong yang temaram hanya memperlihatkan sekilas bayangan hitam yang bergerak di ujung lorong bayangan itu bergerak masuk ke dalam kamar yang dulu ia tempati atau lebih tempatnya yang saat ini di tempati oleh lion
Merasa aneh akhirnya ia kembali menutup pintu dan berjalan menuju jendela, ia bersiul lalu dua burung kecil hinggap di jendelanya, Arkano telah terbiasa dengan beberapa kekuatannya berkat didikan Azrial walaupun ia masih ragu dengan asal dari kekuatannya
"Pergilah ke kamarku dan bangunkan peri kecil" titahnya ke pada burung kecil itu
Burung itu mengangguk lalu terbang, arkano menyandarkan tubuhnya ke jendela menatap langit gelap dengan bulan dan bintang yang menghiasi
"Sebenarnya siapa dewa bunga itu?" Gumamnya
Semilir angin menerpa wajahnya yang seputih porselen, ia berbalik menjauhi jendela dan duduk di kursi belajarnya membuka ponsel dan memainkan sebuah game Cendy crush
Tidak lama sebelum bunga jatuh di depannya lalu tiga cahaya kecil berterbangan di depannya, Arkano menghentikan permainannya dan menaruh ponselnya di meja
"Apa yang terjadi di kamarku?" tanyanya
Salah satu peri kecil dengan rambut berwarna biru mendekat "sesuatu, ada sesuatu yang sangat jahat di dalam" jawabnya
Arkano memicingkan matanya menatap ke arah pintu saat merasakan seseorang yang berjalan mendekati kamarnya "siht, kalian bersembunyi lah" titahnya, lalu ia mengambil bunga yang jatuh di mejanya dan menempatkannya di atas lemari
Perlahan berjalan mendekati pintu, telinganya berkedut saat mendengar sebuah langkah halus di luar kamarnya, mungkin pendengarannya tidak sebagus milik Azrial namun ia masih tetap unggul dari manusia biasa
"Skejskejakejsks" suara bisikan tidak jelas terdengar dari luar
Detak jantungnya berdetak kencang, rasa takut mengalir namun dengan cepat ia menahannya dan memberanikan diri untuk terus berada di samping pintu, tanpa ia sadari jika bunga yang ia simpan perlahan terbakar menjadi abu dan menghilang tertiup angin
Arkano terfokus pada aura hitam yang merembes dari sela-sela pintu di bawahnya, Arkano terus meyakinkan dirinya agar tetap tenang, ia menyenderkan punggungnya tatapannya tertuju ke luar jendela, langit penuh bintang kini tertutup oleh awan hitam
Tiba-tiba ketukan terdengar dari pintu membuat arkano merinding, semakin lama ketukan itu semakin keras dan berubah menjadi gedoran yang mengerikan
'Ini bukan makhluk tingkat rendah apa kah jangan-jangan...' Arkano membatin, kakinya merasa lemas ketakutan menyelimuti tubuhnya
Arkano memejamkan matanya berusaha mengatur detak jantungnya, gedoran itu semakin keras bahkan jeritan menggelegar memekakkan telinga
Saat jeritan itu terhenti, tubuhnya lemas di saat itu juga kepala arkano tertunduk kaku, sebuah cekikikan terdengar arkano mendongk memperlihatkan matanya yang berwarna hitam pekat
"Ini akan sangat menyenangkan" ungkapnya lalu tanpa ragu membuka pintu kamarnya lebar-lebar
Pandangannya menangkap sesosok makhluk di depannya, mahkluk itu sangat besar bahkan hampir menutupi pintu, suara tawa yang menggema keluar dari mulutnya "hihihi, bukankah aku sudah bilang untuk kembali sebelum Dewi hujan marah?" katanya dengan nada tegas
Arkano tersenyum "untuk apa dia pergi? Ini adalah rumahnya!!" ucap arkano
Mereka saling mendominasi satu sama lain, makhluk itu meraung keras lalu dengan tangannya yang besar memudahkannya memegang seluruh tubu arkano "jika itu pilihanmu maka mati sesegera mungkin!!!" ucap makhluk itu
Arkano tertawa lalu menyanyikan sebuah lagu anak-anak
Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku abdi di erokan, erokna sae pisan
Cing mangga tingali boneka abdiLagu ini berjudul Boneka abdi sebuah lagu yang berasal dari Jerman yg berjudul Hanschen Klein, lagu rakyat tradisional Jerman dan lagu anak-anak yang berasal dari periode Biedermeier dari abad ke-19, rumornya lagu ini dapat memanggil roh anak kecil
Lalu setelahnya ia tertawa terbahak-bahak namun lagu itu terus terdengar bahkan di saat arkano sebiuk tertawa
Tiba-tiba angin kecang datang, suara tawa anak-anak terdengar riang seperti mereka tengah bermain di sekelilingnya, makhluk itu meraung seperti kesakitan saat mendengar tawa dari anak-anak
Arkano tersenyum dan terus melantunkan nyanyiannya suara anak-anak ikut bernyanyi menciptakan melodi menyeramkan, makhluk itu semakin meraung keras dan akhirnya menghilang begitu saja
Arkano tertawa riang lalu berjalan pergi dapat di lihat beberapa roh anak kecil mengikuti di belakangnya
Paginya arkano terbangun ia hendak berdiri namun tubuhnya rasa pusing yang membuatnya hampir terjatuh untungnya Mona datang dan menangkap tubuhnya dan membimbingnya untuk duduk di tepi kasur
"Kau tidak apa-apa?" cemas Mona
Arkano menggeleng "aku baik-baik saja" ucapnya "apa yang kau lakukan di sini?" tanya arkano setelah rasa pusingnya mereda
"Aku khawatir karena kau jatuh pingsan setelah membuat onar tadi malam" ungkap Mona
Arkano terkejut "apa yang kau maksud?" Lalu segelintir ingatan tadi malam muncul membuat kepalanya kembali pusing, Mona terlihat sangat khawatir dengan keadaan arkano
Setelah mengingatnya dengan panik arakno bertanya "apa yang terjadi dengan mahkluk itu?"
Mona memiringkan kepalanya "makhluk?" lalu ia mengangguk mengerti "apa kau ketakutan tadi malam?" tanyanya
Arkano menggaruk tengkuknya lalu mengangguk "yah, karena aku hampir saja mati di tangan sebuah makhluk" ucapnya
"Apa yang kau lihat?" tanyanya Mona
"Saat itu aku melihat makhluk hitam besar masuk kedalam kamar yang di tempati oleh lion lalu setelah aku membangunkan para peri mahkluk itu mendatangiku dengan marah setalahnya aku tidak ingat" jelas arkano
Mona mengangguk paham "bukankah ini sudah jelas?" ungkapnya penuh semangat
Arkano kebingungan "apa yang kau maksud?" beonya
"Aku pernah bilang kepadamu tentang reinkarnasi dewa bunga" ucap Mona, arkano mengangguk, "dan dua kandidatnya adalah kau dan lion" lanjut mona
Arkano terkejut mendengar kalimat Mona "apa?"
Mona mengangguk dengan ekspresi serius "kali ini sudah cukup jelas jika dia lah yang palsu" ungkapnya
Arkano merenung sejenak "namun bagaimana jika aku yang palsu?" Arkano menghela nafasnya "kau bisa lihat sendiri sikap mereka sekarang, mereka lebih memilih lion dibandingkan aku yang memang bukan siapa-siapa" ucapnya sendu
Mona memegang kedua bahu arkano lalu menatapnya dengan serius "dengarkan aku!! Kami para hantu dan mereka para mahkluk tau siapa saja yang menjadi renkarnasi suku kami sendiri dan kau adalah bagian dari dewa tidak mungkin kami salah" ucapnya dengan yakin
Arkano tersenyum "terimakasih, tapi aku masih belum yakin tentang ini semua" ucapnya sambil berdiri dan pergi ke dalam kamar mandi
Tersirat rasa bimbang dari pandangan arkano membuat Mona terdiam, hanya dapat melihat punggung arkano yang menghilang di balik pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...