satu hari lagi

32 4 0
                                    




Di siang hari yang damai Arkano harus berhadapan dengan kelinci kecil yang cukup merepotkan, Lion dengan tatapan tajamnya menatap dingin Arkano yang berada di depannya

"Apa yang kau inginkan?" Arkano bertanya dengan suara rendah

"Kau sengaja bukan melakukan hal itu tadi malam?" sinis lion

Arkano memiringkan kepalanya "apa yang kau maksud?" tanyanya, terlintas ingatan tentang percakapannya dengan Mona saat pagi tadi membuatnya paham dengan pertanyaan lion, ia mengangguk sekilas

Lion menggeram, mereka sedang berada di taman belakang lebih tepatnya lion dengan amarahnya menghampiri arkano yang berada di taman belakang

"Jangan berpura-pura lugu" desisnya marah "kau pikir dengan trik kecil itu kau dapat menyingkirkan ku?"

Arkano semakin bingung di tambah ia memang tidak tahu pasti apa yang terjadi pada malam tadi yang jelas, melihat reaksi lion yang sangat marah berati dirinya telah merugikan lion

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud" ungkapnya jujur namun lion masih tidak percaya

"Kau!!!" Lion dengan marah menghampiri arkano dan berniat menyerangnya

Tapi aksi itu terhalang saat Renzu dengan cepat berada di depan Arkano, tentu sebagai manusia bisa Arkano terkejut dengan kecepatan itu namun dengan cepat ia menyembunyikan ekspresi terkejutnya

Lion terdiam saat melihat Renzu di depannya, dengan cepat ia merubah sifatnya yang tadinya seperti singa kini menjadi kelinci kecil yang manis

"Kakak?" ucapnya dengan gugup

Renzu menatapnya tajam "sedang apa kau di sini?" tanyanya dengan nada yang di lembutkan secara paksa

Lion tersenyum canggung "emmm, aku hanya ingin mengobrol dengan Arkano" ucapnya

Di belakang arkano berdecih sinis lalu dengan cepat ia mengikuti sandiwara lion "yah lion benar" ungkapnya yang membuat lion terkejut

Renzu berbalik menatap Arkano "sungguh?" tanyanya dengan skeptis

Arkano mengangguk "yah sungguh" Arkano menatap ke belakang melihat ekspresi lion yang kini menatapnya tajam "kalo begitu aku pergi dulu" ia berjalan pergi meninggalkan keduanya

"Kakak?" Lion memanggil Renzu yang masih menatap kepergian Arkano

Renzu menoleh, ekspresi dingin tercetak jelas di wajahnya membuat lion sedikit was-was namun terlihat jengkel karena ulah Arkano

"Sebaiknya kau bersiap, kita akan pergi besok" ujarnya lalu pergi meninggalkan lion

Lion yang di tinggalkan begitu saja marah, dengan kencang menghentakkan kakinya ke tanah "sial, awas aja" umpatnya marah

Setelah kejadian di taman belakang arkano kini tengah bersantai di dalam perpustakaan dengan Azrial yang tertidur di atas rak

"Kapan kalian akan pergi?" Arkano berucap namun pandangannya masih terpokus dan buku yang ia baca

Azrial mengibaskan ekornya "besok, kami akan pergi untuk melihat gerhana" jawab Azrial tanpa membuat matanya

"Mn" Arkano mengangguk paham "kalo begitu buku apa yang bagus untuk aku baca?" Gumamnya kecil lalu bangkit dan berjalan menuju rak

"Ada satu, di ujung rak paling belakang" ucap Azrial masih setia dengan mata tertutup

Arkano bersenandung kecil dan berjalan menuju tempat yang di maksud, di sana ia melihat-lihat lalu pandangannya tertuju pada satu buku yang lumayan besar dengan sampul yang hampir rusak

Arkano mengambilnya lalu berjalan pergi meninggalkan perpustakaan, ia masuk ke dalam kamarnya lalu mendudukkan tubuhnya di bangku belajar dan mulai membaca buku yang ia dapatkan

Menghabisi waktunya untuk terus membaca sampai akhirnya ia mendapat sebuah fakta mengejutkan "saat gerhana bulan biru sang dewa bunga akan bangkit dengan kekuatan yang menyejukkan seluruh alam"

Arkano meraih ponselnya dan mencari tahu tentang bulan biru dan lagi-lagi ia terkejut dengan tanggal nya yang menyatakan jika besok adalah kemunculan bulan biru setelah 1000 tahun sekali

Arkano kembali membuka bukunya dan mulai mengulik banyak hal namun masih ada pertanyaan besar yang menghalangi semua fakta itu "sebenarnya apa yang terjadi ribuan tahun yang lalu?"

Arkano menutup bukunya, perutnya berbunyi membuatnya mau tidak mau harus berjalan meninggalkan kamarnya saat di lantai satu ia melihat Mona yang tengah duduk di sofa ruang tamu

"Kau lapar?" tanya Mona menghampiri arkano

Arkano mengangguk "sudah makan?" tanyanya balik

Mona menggeleng "aku jelas tidak pernah bisa memasak" ucapnya dengan senyuman canggung

Arkano tersenyum "ayo kita makan" ajaknya "aku akan mmemasak sesuatu yang enak" dengan semangat Mona berjalan mengikuti di belakang



5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang