apa yang harus dilakukan?

11 3 0
                                    




Dua hari berlalu kini arkano tengah berkutat di dapur, tangannya yang lihai memotong semua sayuran dengan cepat. Mona berdiri di sampingnya membantu mengupas bawang yang membuat matanya perih

"Apakah ini sudah?" Mona menunjukkan dua biji bawang merah yang telah ia kupas

Arkano melirik lalu menggeleng "aku butuh lebih banyak"

Mona merengut "ayo lah ini sangat menyiksa" rengekannya lalu menjauh dari sekumpulan bawang yang belum ia kupas, "ini" sebuah wadah berisi bawang yang telah di kupas terpampang jelas di depan wajah keduanya yang tengah berhadapan

Arkano dan Mona melirik ke arah sang pelaku dengan raut wajah terkejut, Azrial dengan tangan yang terbalut perban dan beberapa bekas luka yang tertutup plester di wajahnya tengah berdiri sambil menyodorkan wadah berisi bawang

Arkano seketika tersadar dari rasa terkejutnya "Ah, terimakasih" ucapnya lalu mengambil wadah itu

Kemunculan Azrial yang mendadak tanpa mereka sadari membuat keduanya sedikit canggung, entah karena kecerobohan keduanya sampai tidak sadar dengan kehadiran Azrial atau sesuatu yang cukup aneh yang menyelimuti Azrial

"Kau baik-baik saja sekarang?" Mona berucap setelah sekian lama terdiam

Azrial yang telah duduk di meja makan menoleh lalu mengangguk sekilas, sikap dingin dan acuh terhadap Mona itu adalah hal biasa baginya namun ada sesuatu yang aneh "sungguh?" Mona berjalan menghampiri Azrial

Arkano memperhatikan sejenak sebelum kembali fokus dengan masakannya, "tentu" Azrial menjawab dengan santai lalu mengambil buku yang entah sejak kapan berada di meja dan mulai membacanya mengabaikan Mona yang tengah memandanginya dengan penuh selidik

"Ano?" Azrial berucap tanpa mengalihkan perhatiannya

Arkano bergumam sebagai jawabana, "bisakah kau jujur kepadaku?" ucap Azrial kini menatap punggung arkano yang seketika menegang

"Apa yang kau maksud?" Merilekskan tubuhnya ia melepaskan pisau yang ia pegang lalu berputar menatap Azrial "apa yang harus aku katakan?"

Azrial mengulas senyum tipis "sudah lah jika kau tidak ingin berbicara langsung" ucapnya lalu bangkit dan pergi

Tentu Mona yang berada di sampingnya memandanginya dengan tatapan penuh tanda tanya bahkan ia semakin kebingungan saat melihat arkano yang tengah terdiam kaku melihat kepergian Azrial

"Apa? Apa yang terjadi?" tanyanya

Arkano merubah ekspresinya lalu tersenyum lembut "tidak ada" jawabnya lalu kembali fokus

***

Di sebuah ruangan yang gelap sepasang mata kucing berwarna hijau menyala terang dan di depannya ada sepasang mata kuning menyala, mereka adalah Azrial dan Gabriel yang tengah duduk di sebuah tempat yang cukup sepi dan gelap

Azrial dalam bentuk kucing tengah menjilati cakarnya yang tajam sedangkan Gabriel duduk dengan tenang di depannya

"Menurutmu dia juga telah mengetahuinya?" Gabriel berucap

Azrial menghentikan aktivitasnya, menatap sepasang mata kuning di depannya dengan intens "dia lah yang pertama" ucapnya penuh keyakinan

"Sungguh? Lalu apakah mereka juga telah mengetahuinya?" Gabriel hampir tidak percaya dengan informasi yang ia terima secara mendadak itu

Azrial memutar kepalanya "aku tidak yakin, mungkin ya mungkin juga tidak" jawabnya

Helaan nafas panjang terdengar, Gabriel mengusap tangannya dengan kasar. Azrial menyeringai dalam bentuk kucingnya "itu akan sangat menyenangkan bukan? Selama ini ia telah hidup seperti bunga" ucapnya "mekar di pagi hari dan layu di malam hari, dan suatu saat nanti ia akan mati"

Gabriel menggeleng kecil "itu akan menjadi bencana" ungkapnya

Azrial menyipitkan matanya "lalu menurutmu apa? Kita tidak bisa merubah takdir jikapun iya maka mereka tidak akan pernah diam" ucapnya dengan nada kesal

"Tentu aku tau itu" Gabriel mengepalkan tangannya "hidup dan matinya adalah kehancuran bagi dunia ini"

Azrial terkekeh kecil "lantas bagaimana kita harus bertindak?" tanyanya ada sebuah helaan nafas putus asa di akhir kalimatnya

"Yang jelas bahwa Renzu tidak akan membiarkan ia mati begitu saja" jelas Gabriel

Azrial lelah matanya yang bersinar terang kini mulai redup dan dalam sekejap tubuhnya ambruk begitu saja, Gabriel dengan sigap meraih tubuh Azrial yang masih berupa seekor kucing dengan satu tangannya

Mengelus bulu halusnya ia berkata  "akan ada jalan, entah itu baik atau buruk sekalipun" sebelum akhirnya membawa tubuh Azrial meninggalkan ruangan gelap itu

5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang