Terkepung

41 3 0
                                    



Azrial tengah tertidur di atas tumpukan buku sesaat sebelum suara bunyi nyari terdengar mengganggu tidurnya, Azrial yang masih berbentuk kucing melompat dan berubah menjadi manusia

Perlahan berjalan menuju meja, di sana tergeletak ponsel yang menunjukkan seseorang menelponnya, ia mengambil ponselnya lalu melihat nama sang penelepon

Dengan raut bingung ia mengangkatnya "ada apa Ano?" Tanyanya

Namun bukan suara Arkano yang terdengar membuat Azrial kembali memastikan nama sang penelepon, namun nama yang tertera memang milik Arkano
"Siapa ini?"

"Halo apa ini dengan keluarga Arkano?" Suara formal itu terdengar

"Iya" jawab Azrial

"Maaf sebelumnya, pasien pemilik ponsel ini telah menghilang dari rumah sakit, kami telah mencarinya di setiap sisi namun tidak ada tanda keberadaannya"

Azrial melotot tidak percaya "apa? Bagaimana bisa!!" Teriaknya marah

"Maaf atas kelalaian kami, kami juga mendapat kabar dari pengawas cctv jika pada jam 5 pagi pasien menyelinap pergi" jelas dari pihak rumah sakit

"Tidak becus!!!" Kesal Azrial lalu menutup sambungan secara sepihak

Dengan gelisah ia berlari keluar "Dion!! Dion" teriaknya di mansion

Seekor burung gagak muncul dari arah jendela masuk dan menghampiri Azrial yang tengah berdiri dengan ekspresi cemas

Gagak itu turun ke bawah dan seketika berubah menjadi manusia "ada apa kau memanggilku seperti itu?"

"Ano, dia kabur dari rumah sakit" ungkapnya

"Apa?" Bukan Dion melainkan Renzu yang menjawab dari atas tangga "bagaimana bisa!!!" Bentaknya sambil turun dari tangga

Azrial menggeleng, Dion hanya diam menatap, sekilas pandangannya yang tajam mendeteksi seseorang yang tengah menguping di atas tangga

Dion menyeringai "sudah lah, untuk apa terus menerus mengurung kelinci yang tidak berguna" ujarnya cuek

Gabriel datang dari dapur saat mendengar sebuah keributan

Gabriel menatap tidak percaya saat mendengar ucapan Dion "kau..." kata-katanya terhenti saat melihat tatapan Azrial yang mengarah ke atas

Gabriel melirik lalu menghela nafas "baiklah itu memang yang terbaik" ucapnya

Renzu tersenyum kecut lalu berjalan ke luar "kita harus pergi, ada tamu yang ingin bertemu dengan kalian" ujarnya berjalan terlebih dahulu

Ketiganya mengangguk lalu mengikuti langkah Renzu, mereka dengan cepat telah meninggalkan mansion

Sedangkan Arkano ia tengah bersatai dengan Mona setelah berpindah-pindah tempat, tanpa tujuan yang jelas mereka menikmati perjalanan itu

Arkano tidak perlu khawatir dengan makanan karena setiap ia merasa lamar dengan ajaib Mona akan memberikannya banyak makanan hal itu mempermudah kehidupan mereka

Walaupun Arkano harus berkelahi dengan beberapa makhluk yang ia temui, arkano juga cukup beruntung karena Mona dapat melihat hal-hal yang ia lihat

"Hahaha bukan kah ini lucu?" Gadis itu tertawa terbahak-bahak dengan roti di mulutnya

Arkano menatapnya aneh "telan lah jangan menyulitkan ku, memangnya apa yang lucu?"

Mereka kini tengah duduk di atas pohon rindang di sebuah kebun bintang yang tengah tutup, lebih tepatnya di dalam kandang harimau

Mona berhenti tertawa dan menelan rotinya "apa kau sadar jika nasib kita serupa?" Ucapnya sambil menahan tawa

Arkano merngut "apa yang sama? Aku kabur dan kau pergi jelas cara kita berbeda" jelasnya

Mona menggeleng lalu menghirup nafas untuk menetralkan tawanya "tapi alasan kita sama" ungkapnya "apakah ini takdir?" Ia menatap Arkano dengan halis yang di naik turun kan

"Jangan bercanda" Arkano memakan roti nya dengan wajah kesal

Mona tertawa "aku hanya bercanda"

"Kita sudah tiga hari berkeliaran dan aku tidak melihat satu pun orang yang mencari mu, bukankah ini aneh?" Mona berbicara lagi dengan serius

Arkano melirik sekilas "apa yang aneh? Jelas mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan ku karena anak baru itu" ketusnya, tatapannya yang tajam memandang lurus ke arah gerbang yang tidak jauh di depannya

"Jelas ini aneh, jika mereka memaksa mu untuk tinggal tidak mungkin mereka akan melepaskanmu begitu saja hanya karena orang baru" Mona tidak terima dengan penjelasan Arkano

"Yah, kau akan melihat hasilnya nanti" Arkano mengecilkan suaranya

Mona kebingungan "apa yang k..."

Arkano membekap mulutnya "sihh, seseorang datang" ungkap arakno menatap lurus ke arah gerbang

Mona ikut menatap ke arah pandang yang di tuju Arkano "ah... jadi itu mereka?" Mona terlihat kaku saat melihat salah satu dari orang-orang itu

"Sebaiknya kita pergi" arkano menyadari perubahan ekspresi pada Mona, gadis itu mengangguk "ya ayo kita pergi"

Dengan hati-hati mereka turun dari pohon dan menyelinap pergi namun saat mereka berusaha memanjat pagar untuk keluar dari kandang, seekor kucing hitam menghentikan aksi mereka

Kucing itu duduk di atas pagar yang tinggi, arkano mantapnya kesal sedangkan Mona terlihat tegang ia mencengkram tangan arkano "ke-kenapa kita tidak pergi?" Ucapnya gugup

Arkano menghela nafas "kita tertangkap" ucapnya

Kucing di hadapan mereka tiba-tiba saja berubah menjadi manusia ia menyeringai menatap arkano "halo Ano" sapanya

Arkano menatap tajam Azrial, dengan waspada membimbing Mona untuk bersembunyi di belakangnya, di atasnya terbang seekor burung gagak yang terus berbunyi membuat Mona menutup telinganya

"Sial, kamu tidak apa-apa?" Ucap Arkano saat melihat Mona yang terlihat kesakitan

Mona menggeleng namun tangannya masih setia menutup telinganya, angin berhembus kencang langing menghitam suasana mencekam mengelilinginya

"Arkano, tenangkan dirimu" sebuah suara menginterupsi

Arkano menoleh tatapannya yang tajam menemukan sosok yang akhir-akhir ini sangat ia benci, Arkano menyeringai saat di keempat sisinya telah di kepung oleh ke 4 makhluk yang dulu mengurungnya di mansion

"Renzu, oh atau aku harus bilang kak renzu?" Arkano menyeringai menatap Renzu yang hanya diam di depannya "apa yang kalian lakukan di sini? Bukankah kalian memiliki kelinci yang harus di manja di rumah?"

Ke empatnya terdiam membeku, tatapan arkano penuh dengan kebencian "kalian membuangku setelah mendapat permata kecil yang indah" arkano berucap lirih namun tatapan nya masih sama

Guntur meraung kilat menyambar, entah kenapa amarah menyelimuti hatinya dan arkano tidak dapat menahan itu, "ini baru satu hari dan aku sudah kesal melihatnya" batinnya saat mengingat senyuman mengejek lion saat ia menyuapinya udang


5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang