Pagi harinya seperti yang telah di sepakati Renzu, Lion dan yang lainnya sudah bersiap untuk pergi melihat bulan purnama. Arkano menyaksikan kepergian mereka bersama Mona yang setia di sampingnya seperti anak ayam
"Jadi mereka benar-benar tidak mengajakmu?" bisik Mona
Arkano melirik sekilas, pandangannya tertuju pada Renzu yang tengah sibuk mengurus lion yang terus saja memeluk tangannya menyulitkannya untuk bergerak dengan bebas
"Yah seperti yang kau lihat" balas Arkano, ia berjalan menghampiri yang lain di susul Mona di belakangnya
"Kapan kalian akan kembali?" tanya Arkano kepada Dion yang sedang sibuk dengan ponselnya
Dion yang tengah duduk mendongak "setelah kami mengurus sesuatu" jawabnya
Arkano mengganggu tanpa berniat bertanya lebih lanjut "berhati-hati lah" ujarnya
Semuanya mulai bergegas dengan di komando Renzu, satu persatu mulai bergegas keluar dan tidak butuh waktu lama mereka semua sudah meninggalkan mansion, arkano menatap kepergian mereka dari pintu dengan wajah monton
"Ada apa dengan pandangan itu?" Mona bertanya di sampingnya
Arkano menggeleng "aku tidak tahu namun aku merasakan akan ada sesuatu yang aneh" ungkapnya
Mona mengkerut namun ia tidak bertanya kembali dan memilih mengajak arkano untuk menonton. Kegiatan mereka cukup monoton, tidak ada gangguan dari kelinci jelek dan mereka dengan leluasa menguasai segala penjuru mansion. bagi Mona hal ini cukup menyenangkan karena ia memiliki tempat yang cukup luas untuk di jelajahi selain perpustakaan dan kamarnya
Namun bagi Arkano ini mirip seperti penjara luas yang di mana ia tidak bisa keluar dan hanya bisa melakukan kegiatan yang sama setiap waktunya walaupun ia bersyukur karena tidak kesepian berkat adanya Mona di sekitarnya
"Oh ya, soal gerhana bulan biru yang kemarin kau bahas" Mona memulai pembicaraan "aku sudah bertanya ke beberapa hantu tua dan aku memilikinya sekarang" ungkapnya sambil mengunyah beberapa keripik yang ia dapat dari lemari
"Apa itu?" arkano penasaran dan duduk di samping Mona, mereka saat ini tengah bersantai di ruang tamu
"Dulu saat dewa bunga lahir tubuhnya sangat rapuh dan lemah hal itu mengundang segelintir dewa perihatin dan menciptakan pembangkitkan" ucap Mona, Arkano mendengarkan dengan serius. "di saat bulan purnama mencapai tahun ke seratus ia akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang menyejukkan, kekuatan itu mampu menyembuhkan alam semesta"
"Bahkan dapat memulihkan kondisi tubuh dewa bunga, karena warna bulan itu berubah biru jadi banyak orang menamakannya bulan purnama biru" ungkap Mona, Arkano mengangguk paham "jadi itu lah alasan mereka membawa lion pergi untuk melihat bulan" ucapnya menatap kosong ke arah pintu keluar yang terbuka
Mona tersenyum lembut "tapi itu masih belum membuktikan jika lion lah orang yang asli" ucapnya menyemangati
Arkano terkekeh kecil "jika dia palsu tetap saja tidak akan ada yang berubah", Mona menggeleng "tidak! aku tau sikap para mahkluk dari legenda, mereka sangat egois dan posesif jika mereka tau lion adalah pembohong maka mungkin mereka akan membunuhnya di waktu yang sama" ucapnya dengan yakin
Arkano menoleh "kalo begitu jika aku yang palsu maka mereka akan membunuhku?" Lalu ia tersenyum sendu "itu akan menjadi akhir yang lumayan bagus"
Mona mendesah "aku harus berbicara apa lagi untuk menghiburumu?" ungkapnya pasarh "dewa, kenapa kau memiliki renkarnasi seperti dia?" keluhnya menatap ke atas dengan punggung yang ia senderan ke senderan sofa
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...