palsu

36 1 0
                                    





di sisi lan, semua orang tengah menatap langit malam. di sana ada bulan yang bersinar terang berwarna kuning namun semakin tinggi bulan itu berada maka warnanya semakin membiru, angin bertiup dingin namun dari 7 orang yang berdiri di halaman luas dan gelap itu hanya satu orang yang tampak kedinginan

"kak, lion kedinginan" ucapnya parau dengan tubuh yang gemetar, ia berusaha menghilangkan rasa dinginnya dengan memeluk tubuhnya sendiri

namun orang yang ia panggil kakak tidak menyahut bahkan menoleh sedikit pun, mereka semua terfokus ke arah bulan tanpa rasa lelah atau pun bosan

sampai akhirnya suara teriakan heboh terdengar dari xenu "lihat bulan nya"

bulan itu berubah total menjadi biru terang, sebuah kekuatan besar berhembus. membuat renzu dan yang lainnya berlutut lemas, di saat itu lion yang terlihat kedinginan kini menyeringai puas "akhirnya waktunya tiba" ucapnya penuh semangat

semua orang menatapnya bingung membuat ia tersenyum penuh kemenangan "kali ini kalian akan mati di tangan kami" ungkapnya menunjukkan identitas aslinya, "kau?" dion berucap dengan kesal saat melihat sosok asli lion

"ya!! aku adalah hantu ketakutan bukan renkarnasi dari dewa lamah itu" ucapnya dengan gelak tawa yang menggelegar "dan hari ini adalah akhir dari kisah kalian" lanjutnya lalu sebuah kekuatan hitam mengalir kuat menyelimuti ke 6 makhluk yang kini tengah melemah, lalu ia kembali tertawa

namun ia salah nyatanya hal itu tidak berlaku kepada Dion dan Azrial, mereka dengan santai berdiri membuat lion terkejut "apa? ini tidak mungkin!!" teriaknya marah lalu menyerang mereka dengan kekuatannya, Dion dan Azrial dapat menghindari serangan itu dengan mudah 

"wah ternyata kekuatan dewa bulan masih sama seperti dulu" Dion takjub karena kekuatannya meningkat dan tubuhnya merasa ringan karena pengaruh dari gerhana bulan biru, "berhenti mengoceh" Azrial menatap lurus ke arah Lion yang tengah marah

Lion menambah kekuatannya membuat yang lain tertekan bahkan xenu dan xeno sudah kesulitan untuk bernafas "jangan bercanda" Gabriel menatap marah ke arah Dion

Dion tersenyum kikuk lalu dengan cepat melesat ke arah Lion dan menyerangnya begitu juga dengan Azrial, layaknya seekor binatang mereka terus menyerangnya tanpa henti membuat Lion ke walahan. aksi itu terus berlanjut sampa kekuatan dari bulan gerhana biru menghilang total

Renzu mulai bangkit dengan tatapan tajamnya, ia menatap marah ke arah Lion yang sudah berbohong "kau telah menyakiti bunga indah kami sekarang waktunya penghukuman" ungkapnya, bahkan karena terlalu mendominasi Azrial sampai harus mundur dan membiarkan Renzu untuk menyelesaikan urusannya sendiri begitu juga dengan Dion yang kini berubah menjadi burung gagak dan bertengger di bahu Azrial

suasana di sana semakin gelap, awan mendung menutupi bulan bahkan tidak ada lagi suara hewan di sekitar sana. Lion tentu merasakan kekuatan besar berasal dari Renzu namun karena tingkahnya yang terlalu sok kuat membuatnya masih berdiri angkuh di tempatnya 

"kita lihat sampai yang akan mati hari ini" Lion mendesis tajam

akhirnya dua kekuatan itu saling beradu, dengan kecepatannya Renzu langsung berada di belakang Lion namun Lion juga langsung menghalau tinjuan itu dengan tinjuan. mereka terpental lumayan jauh karena kekuatan mereka yang sama-sama besar, Renzu kembali melesat ke arah Lion. ia tidak memberikan Lion waktu untuk mengambil nafas walaupun hanya beberapa detik

"Bukankah itu sangat mengerikan" Dion bergidig ngeri dalam wujud gagaknya, ia masih asik menonton sambil bertengger di bahu Azrial

dapat di lihat jika pertarungan antara dua ras itu berjalan dengan sengit, bahkan keduanya juga telah mengalami luka walaupun Lion memiliki luka yang cukup serius di bandingkan Renzu, mereka masih terus melanjutkan tanpa peduli area sekitar yang hampir hancur lebur karena mereka

Gabriel ikut berdiri di samping Azrial setelah mengurus dua adiknya yang telah pingsan karena tekanan yang di berikan oleh Lion, "kau baik-baik saja?" Azrial melirik Gabriel yang tampak lebih pucat di bandingkan biasanya. Gabriel menggeleng "aku baik-baik saja" jawabnya

di sisi lain Lion tampak kewalahan karena serangan beringas yang diberikan oleh Renzu yang tampak tak kenal lelah itu, "sampai kapan ia akan bertahan?" Dion sedikit khawatir jika Renzu akan kehilangan kendali atas tubuhnya karena terus menerus dalam kondisi bertarung. Gabriel tampak ragu "mungkin beberapa kali serangan fatal" jawabnya. ketiganya kembali diam mengawasi pertempuran di hadapan mereka tanpa ada niatan untuk ikut campur

pertempuran itu terus berlanjut, darah menetes dari mulut Renzu namun ia hanya menykanya sebentar lalu kembali melesat menyerang Lion yang sudah babak belur. dengan sigap Lion kembali melawan Renzu dangan sisa tenaganya, karena kekuatan Lion telah terpakai hampir selurunya akhirnya ia kalah namun ia tidak menyerah "lihat saja nanti aku akan membunuh kalian semua" ucapnya sebelum menghilang menjadi gumpalan sapa hitam yang tertiup angin

Renzu menatap kepergian Lion dengan tatapan kosong lalu seketika ia mabruk, yang lainnya dengan cepat berlari menghampiri Renzi dengan panik lalu membawanya ke Fila tempat mereka menginap

Di fila Renzu di ditidurkan di atas sofa, dengan sigap Gabriel mengeceknya

"Dia tidak apa-apa kan?" tanya Azrial, wajahnya khawatir

Gabriel mengangguk "ia hanya kelelahan lebih baik membawanya ke kamar untuk istirahat" jawab Gabriel setelah melihat kondisi Renzu

Setelah mengistirahatkan Renzu di kamarnya, Gabriel menarik tangan Azrial untuk kembali ke ruang tamu "ada apa?" Azrial bertanya

"Kau harus di obat" ungkap Gabriel mengambil kotak P3k yang berada di atas lemari, baru lah ia sadar jika di bibirnya sobek karena bertarung dengan lion jadi Azrial hanya mengangguk untuk persetujuan

Dengan telaten Gabriel mengobati Azrial setelahnya Azrial mulai bertanya "kapan kita akan pulang?"

Gabriel yang tengah membereskan kotak P3k mendongak menatap Azrial "mungkin besok jika Renzu menginginkannya" jawabnya

"Bukankah ini beresiko" Azrial menatap ke arah jendela yang tertutup gorden di sampingnya, Gabriel memandanginya. "Arkano adalah yang asli, cepat atau lamabat pihak neraka akan melakukan hal-hal licik" Azrial melanjutkan ucapannya

Gabriel mengangguk ia bangkit dan menaruh kembali kotak itu ke lemari "itu pasti tapi bukan sekarang" ucap Gabriel ia berbalik dan manatap Azrial "banyak hal telah terjadi, pihak neraka tidak akan sebodoh itu untuk kembali menyerang" ungkapnya

Azrial mengangguk merasa jika ucapn Gabriel masuk kedalam logikanya, "lagi pula ada hantu malapetaka di sekitar Arakano itu akan memperberat usaha mereka" Gabriel terkekeh kecil

Telinga rubah milik Azrial berkedut "menurutmu kita bisa mempercayainya?", Gabriel mendekat lalu mengelus kepala Azrial membuatnya mendengkur layaknya kucing "tentu saja, ia telah terikat janji dengan dewa bunga ribuan tahun yang lalu" ungkap Gabriel tenang

Azrial melepaskan tangan Gabriel dari kepalanya "tapi bagaimana jika buku itu benar?" Azrial menatap Gabriel sendu "bukankah ini jadi yang terakhir?"

Gabriel terdiam lalu mendesah pelan "tidur lah, kita akan membicarakannya yang lainnya besok" ucapnya, Azrial mengangguk lalu bangkit

Ia berjalan melangkah pergi di barengi dengan perubahannya menjadi manusia biasa lalu menghilang dari pandangan Gabriel, tanpa ia sadari Gabriel tengah memasangnya dengan tatapan yang sulit di artikan

5 Legenda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang