Arkano terbangun di tengah malam karena merasakan jika tubuhnya tiba-tiba saja di angkat, saat ia membuka matanya dapat ia lihat seseorang yang tengah mengangkatnya namun karena terlalu mengantuk ia tidak melihat jelas siapa orang itu yang jelas bahwa di dalam gendongannya ia merasa aman
paginya ia terbangun di dalam kamar yang belum pernah ia masuki, saat keluar dari kamar itu barulah ia sadar jika kamar itu adalah kamar kosong yang berada di ujung, tidak mau ambil pusing ia kembali masuk dan mulai bersiap
pagi itu seperti bisa semua orang berkumpul di meja makan kecuali Arkano dan Mona yang memilih untuk membawa sarapan mereka untuk di makan di taman samping
"aku tau kenapa kau memilih untuk kabur" Mona berbicara di sela-sela makannya
arkano terkekeh "menyenangkan bukan? walaupun baru satu hari ini jelas-jelas menjengkelkan" ungakpnya
mona menggeleng kecil "yah jika aku menjadi kamu aku akan menyeret tubuh anak itu dan membuangnya ke dasar neraka" ujarnya
mereka tertawa bersama, suasana yang damai dan sejuk membuat mereka dengan senang menikmati sarapan mereka
pada siang hari semua orang telah sibuk dengan urusan masing-masing dan ruang tamu menjadi tempat favorit arkano di saat suntuknya dan kini ia tidak sendiri mona juga ada di sisinya menemani kesendirian namun kedamaian mereka terganggu saat dengan lancangnya lion datang dan merebut remote dari tangan arkano
"ah, maaf kan aku tapi aku bosan dan ingin menonton" ujarnya dengan nada yang di lembutkan
ia duduk di samping arkano lalu memindahkan siaran, arkano memutar matanya malas namun tidak memiliki niatan untuk pergi dari tempatnya
"kau tau, dua hari lagi semua orang akan pergi ke suatu tempat apa kau tau itu?" lion kembali berucap tanpa menoleh
arkano bersender dan menempatkan kepalanya ke pundak mona "menurutmu?"
lion terkekeh sinis "aku lupa jika kau mengalami koma di rumah sakit, tapi tenang saja aku akan meminta kak renzu untuk mengajakmu juga"
arkano mengerutkan keningnya "koma?" ia pun tertawa "yah aku baru saja pulih dari tidur yang panjang jadi kau tidak perlu repot menggodanya untuk ku" ejek arkano
mona menahan tawannya, lion menggeram kesal "apa yang kau maksud hah?" ia melotot menatap arkano
Arkano tidak menggubris namun pikirannya melayang saat mengingat perkataan lion 'jadi mereka akan pergi dalam dua hari lagi?' Batinnya
Lion yang di abayakan semakin marah "kau mengabaikanku?"
Arkano tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah lion "kita lihat sampai kapan kau akan berlaga berkuasa di sini" ucapnya penuh penekanan
Setalah itu arkano berdiri pergi Mona mengikuti di belakang sedangkan lion menatapnya kesal dengan tangan yang mengepal "kau lihat saja nanti, manusia biasa seperti mu akan dengan mudah tersingkirkan" desisnya
Arkano tidak menoleh dan terus berjalan menuju lantai dua,
"Kau ingin kemana?" tanya Mona
Arkano menoleh sekilas "suatu tempat yang damai" jawabnya
Saat melewati pintu kamarnya yang bersebrangan dengan kamar Renzu dan Renzu baru saja keluar dari kamarnya, mereka tatapan mereka bertemu
Arkano tersenyum sekilas lalu ia meraih tangan Mona membawanya agar saling berdampingan lalu menyenderkan kepalanya ke pundak Mona yang lumayan tinggi
"Aku bosan ayo kita kekamar" ungakp arkano
Mereka berjalan melewati Renzu tanpa memperhatikannya setelah jauh arkano langsung mendorong tubuh Mona sedikit menjauh, Mona berusaha menahan tawanya "kau keterlaluan sekali" ia memukul kecil bahu Arkano
"Itu belum seberapa" balas Arkano
Mereka terus berjalan dan saat berada di pintu kamar ujung arkano menarik tangan Mona dan mengarahkannya berbelok dan kembali berjalan lurus sebelum masuk ke dalam sebuah ruangan besar
"Jadi ini tempat yang kau maksud?" Mona kenatap sekitar dengan terpukau
"Yah hanya tempat ini, aku juga harus mencari sebuah informasi" jawab arkano
Mona menyernyit "informasi?" ulangnya
Arkano mengangguk lalu berjalan masuk "Azrial" ucapnya, sebuah buku jatuh menapakkan seekor kucing hitam yang berdiri di atas rak, ekornya yang panjang menjuntai ke bawah
"Apa yang kau cari?" tanya Azrial
Arkano menggeleng "tidak perlu, bisakah kau pergi?" usir arkano
Mona terkejut dengan kata-kata pengusiran arkank yang tidak berbasa-basi terlebih dahulu, Azrial meregangkan tubuh kucingnya "untuk apa aku pergi?" suaranya yang rendah dan matanya yang berwarna hijau emerald menyala terang
"Oh jadi kau ingin melihat kami?" Arkank tersenyum mengejek
Azrial meng-meow lalu meloncat pergi, "apa ini? Kau menjadikanku sebagai bahan?" Mona berkomentar
Arkano tertawa "tapi ini bekerja kau lihat kucing itu kabur begitu saja" ungkapnya
Mona menggeleng tak percaya dengan sikap arkano yang cukup menjengkelkan itu "persetan dengan caranya, lalu apa yang kita lakukan setelahnya?" tanya Mona
Arkano berjalan ke sudut ruangan dan melihat-lihat jejeran buku kuno yang tersusun rapi di rak lalu setelah lama mengamati ia mengambil satu dan membawanya ke tempat duduk
Mona mengikuti dan duduk di depannya "apa itu?" tanya Mona
Arkano tersenyum "kisah dewa bunga" jawabannya
Mona tertegun "untuk apa kau mencari informasi tentang dewa bunga?" tanya Mona lagi
Arkano berpikir sejenak "aku merasa dia memiliki hubungan dengan ku, aku juga ingin tau alasan para hantu dan makhluk terus mengejar ku" ungkapnya
Mona mengangguk "aku tau itu" guamamnya
Arkano terkejut dengan perkataan Mona "sungguh? Kau tau alasan di balik semua ini?" Matanya berbinar menatap Mona
Mona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "ah.... sebelum itu aku akan memberitahumu tentang diriku terlebih dahulu, aku harap kau tidak takut" ungkapnya
"Untuk apa aku takut?" tanya arkano dengan santai
Mona mendesah pelan "baiklah jika kau bersikeras" ia menarik nafas dalam "aku adalah hantu malapetaka mantan dari para petinggi hantu, aku pergi dari neraka karena tidak setuju dengan rencana busuk yang di buat oleh para petinggi hantu" jelasnya
Arkank sedikit terkejut, ekspresinya yang tak percaya membuat Mona ingin tertawa "jangan menatapku seperti itu" ungkap Mona
Lalu ia kembali menjelaskan "4 orang gila yang menahanmu di sini adalah mahkluk dari legenda mereka memperjuangkan takdir yang buruk agar bisa mempertahankan kehidupan dewa bunga"
Arkano mengangguk sudah tidak heran lagi saat mendengar fakta itu "lalu siapa dewa bunga sebenarnya?" tanyanya
"Itu lah yang sedang mereka cari" jawab Mona "sudah ribuan tahun berlalu setelah peperangan antar neraka dan mahkluk dari legenda yang menyebabkan dewa bunga tewas terjadi, dan mungkin kali ini adalah reinkarnasinya yang ke 10 di dunia ini" Mona menghela nafas saat mengingat kejadian kelam ribaun tahun lalu
"Di setiap reinkarnasinya ke 4 makhluk itu terus berusaha untuk menjaganya agar tidak mati di tangan neraka namun takdir sudah berkehendak" Mona tertawa miris "itu sangat menyebalkan bukan?"
Arkano terdiam, "kali ini keadaan menjadi sangat buruk, karena ada dua kandidat yang memenuhi persyaratan sebagai reinkarnasi dari dewa bunga" ungkap Mona
Arkano menyernyit bingung "bagaimana bisa?"
Mona menggeleng tidak tahu "kemungkinan salah satunya palsu" ungkapnya, matanya yang hitam pekat menunjukkan kekosongan
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...