Layaknya insting seekor predator, arkano melirik tajam sekitarnya "berhenti mengusikku dan kembali lah" Bentaknya
Dion menggeleng "kau harus ikut kembali"
Arkano menyeringai, guntur meraung semakin kencang "untuk apa aku kembali?" Tanyanya melirik tajam ke arah Dion
"Oh aku tau, kalian ingin kelinci kecil kalian untuk membunuhku bukan?" Arkano tertawa nyaring lalu melotot tajam ke sekitar memperlihatkan tatapan tajamnya
"Apa yang kau maksud? Kami tidak ingin hal itu terjadi" Gabriel di belakangnya mengangkat suara
Arkano terkekeh sinis "sungguh? Lalu apa yang kalian lakukan saat dia memaksaku untuk memakan udang?"
Lagi-lagi ke empatnya terdiam membeku, Arkano kembali menyeringai "ah....aku lupa mengatakan satu hal jika aku ALERGI UDANG" desisnya dengan penekanan di akhir katanya dan di iringi kilatan guntur yang menyambar
Dapat di lihat raut terkejut di wajah ke empatnya, "terkejut?" ucap arkano
Melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk terus melanjutkan pembicaraan akhirnya Renzu mulai angkat suara "jika ini pilihanmu maka bagaimana pun caranya kau akan pulang bersama kami" tegasnya lalu bersiap untuk menyerang
Arkano tersenyum matanya yang coklat berubah menjadi emas lalu beralih ke hitam gelap dan kembali menjadi emas, Mona yang berada di sampingnya melihat jelas perubahan itu, dengan cemas berlari mencari tempat yang aman
Arkano meraung bersamaan dengan guntur membuat bumi bergetar "coba saja" seringainya lalu sebuah kekuatan hitam menyelimutinya
Dion merasakan keanehan ia melirik Gabriel, tatapan mereka saling bertemu lalu Gabriel mengangguk
"Kita lihat sampai mana kalian akan bertahan" ucap arkano sambil tertawa
Angin berhembus kencang, dalam sekejap Azrial dan Dion berubah bentuk, Azrial dengan sosok manusia rubah hitam dan Dion dengan sosok manusia bersayapnya
Sedangkan untuk Renzu dan Gabriel tidak terlalu menunjukkan banyak perbuatan, Renzu dengan mata merah darah menyala dan Gabriel dengan pasir yang bertengger membentuk gelang di pergelangan tangannya
Dan untuk arkano sendiri tidak memiliki perubahan namun ada beberapa sosok yang terbentuk dari tanah dan batu, mereka saling bersiap untuk menyerang
Dalam satu kali jentikan tangan, Arkano dapat mengendalikan empat sosok yang ia buat dari tanah dan batu, pertempuran terjadi di sana
Pertempuran itu terlihat seimbang walaupun lawan dari pihak Arkano hanya lah sebuah boneka, tentu kejadian ini bukanlah hal yang sepele, Renzu dengan beringas terus mengulurkan kekuatannya, bahkan Azrial dengan kecepatannya merasa kewalahan untuk menyerang kekuatan dari boneka itu
Dion terpental oleh tinju dari boneka yang di lawannya sampai membentur punggung Renzu, "Renzu!!! Kita tidak akan bisa jika terus begini" ucap Dion dengan nafas yang memburuh
Renzu tidak menanggapi, ekspresi nya yang serius dengan keringat yang membasahi keningnya dapat diartikan jika musuh mereka lebih sulit dihadapi, "ini lebih sulit dibandingkan para tikus dari neraka" gumamnya
Arkano terus menambah kekuatannya membuat para boneka menggeliat dan dengan beringas melawan ke empat nya
"Bukankah ini menyenangkan?" Ucap arkano
Gabriel terkekeh menyeka darah di bibirnya "sudah kubilang bukan? aku tidak pernah salah dalam memilih" ujarnya
Azrial tertawa menanggapinya, tubuhnya telah banyak terkena luka karena tidak sanggup menahan kekuatan besar dari boneka yang ia hadapi "kau memang selalu benar"
Azrial berlari ke arah Gabriel dan dengan cepat melompat, Gabriel yang sigap langsung membuat gerakan menumpu, Azrial bertumbuh di tangannya dan dorongan dari Gabriel ia dapat melompat dengan sangat cepat dan langsung menerjang boneka yang di lawan oleh Gabriel
"Kerjasama yang bagus" puji Arkano
Lalu dalam satu kali kedipan ia menghilang dan muncul di samping Gabriel "raja zombie, berapakah umur mu sekarang?" Bisiknya, dengan cepat Arkano menyerang Gabriel menggunakan tanaman berduri
Gabriel yang tidak sigap akhirnya terkena belitan tanaman itu, pada umumnya ia dapat menghancurkan tanaman itu namun kali ini berbeda, ia tidak bisa terbebas dari belitan itu
"ini akan semakin seru" ucapnya sambil terkikik
Tingkah arkano berubah seperti anak kecil, dengan senyuman dan tawa yang riang mampu membuat siapapun merinding mendengarnya
"Kikikik, ayo kita bermain" serunya sambil bertepuk tangan
Gabriel meraung karena tekanan dari belitan tanaman itu, Azrial menoleh namun saat ia ingin membantunya boneka yang ia hadapi menghadangnya "sial" umpatnya
Arkano berjalan memutari mereka yang tengah bertarung sambil menyanyikan sebuah sajak
Anak-anak suka bermain
Bermain di malam hari
Mereka suka bermain
Bermain di malam hariSiapa yang ia cari?
Mereka yang suka bermain
Apa yang ia sukai?
Permainan teka-tekiMereka yang suka menangis
Akan menghilang di malam hari...Arkano terkikik saat menyanyikan bayit terakhir lalu kembali berkata "siapa nama sorang gadis, yang siap untuk mati?"
Sajak ini murni karangan
tidak memiliki sangkut pautnya
dengan apapun, Ren mengarangnya
demi menciptakan sebuah
permainan mematikan untuk
melengkapi peperangan
menggunakan kata seorang gadis sebagai kata benda
itu lebih baik dibandingkan tidak
menggunakannya sama sekali
kata seorang gadis juga tidak menjadi patokan, malinkan hanya istilah sajaArkano berhenti di depan Azrial "menurutmu siapa gadis itu?" Tanyanya dengan tersenyum, boneka di belakangnya berhenti menyerang
Azrial bingung "apa yang kau maksud?" tanyanya
Arkano kehilangan senyumannya "kau tidak bisa memilih?" arkano melirik sekitar "dari mereka semua?" ucapnya lagi
Azrial membeku saat tau gadis yang arkano maksud "jangan bercanda?" desis Azrial
Arkano tertawa lalu berhenti dengan cepat "tidak menyenangkan" ucapnya lalu kembali berjalan menjauh, boneka yang tadinya diam mematung kini kembali bergerak dan serangannya semakin meningkat
Arkano kembali menyanyikan sajaknya berjalan memutar mengelilingi medan pertempuran
Lalu ie berhenti di depan Dion dan menanyakan hal yang sama, Dion ragu dan akhirnya tidak menjawab, dan seperti yang terjadi kepada Azrial Arkano kembali berkeliling
Dan terkahir ia berhenti di hadapan Renzu "menurutmu siapa gadis itu?"
Renzu tersenyum lalu dengan perlahan mengelus rambut Arkano, Arkano mendelik namun ia tatap tersenyum dan kembali mengulang pertanyaannya "menurutmu siapa gadis itu?"
"Menurutmu siapa?" bukannya menjawab tapi Renzu malah memberikannya pertanyaan kembali
Arkano tampak berpikir sejenak "mungkin dia?" Arkano menatap Azrial yang terlihat kelelahan
Renzu menggeleng dan kembali mengelus kepala arkano "bukan tetapi..." Renzu menjeda ucapnya lalu mendekati arkano dan membisikkan sesuatu
Tapak raut gelap terlihat jelas di wajah arkano lalu ia kembali menyeringai "kau pintar" ujarnya lalu semua boneka itu hancur berkeping-keping
Saat semua boneka itu hancur dengan cepat Renzu memblokir pergerakan arkano dengan cara mengikatnya dengan sebuah tali yang entah sejak kapan ia pegang di tangannya
Arkano meraung dan berusaha melepaskan ikatannya, lalu menatap tajam ke arah Renzu aura hitam semakin pekat di sekeliling tubuhnya
Renzu membenamkan pikirannya, berpikir dengan segala kemungkinan apa yang terjadi, lalu Mona datang menghampirinya "aku tau apa yang terjadi padanya" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...