Di malam sunyi itu, Arkano dan Azrial kembali ke mansion
"Sebenarnya dari mana saja kau?" tanya Renzu ia memergoki kembalinya Arkano di ruang tamu
Arkano menoleh ke arah Azrial yang tengah berdiri di sampingnya namun agak sedikit ke belakangnya, lalu ia tersenyum "apa yang kau lakukan kepada kucing hitam kita?" tanyanya menatap bertanya kepada Renzu
Renzu terdiam, ia tau jika Arkano tidak ingin membicarakannya itu sebabnya ia mengalihkan topik secara terbuka
"Kau bisa menanyai Gabriel soal itu" jawab Renzu
Arkano mengangguk lalu ia meraih tangan Azrial membawanya menaiki tangga, "kau harusnya tetap di dalam perpustakaan, pastikan agar bulu-bulu halus mu itu tetap kering" ucapnya
Azrial melepasakan tangannya, mereka kini ada di lorong. Ia memegang pergelangan tangannya sendiri, sambil menunduk tak mau menatap Arkano yang tengah menatapnya kebingungan
Arkano mengulas senyuman hangat, secara perlahan ia meraih tangan Azrial kembali "kau tak perlu buru-buru" ucapnya merujuk pada kultifasi Azrial sebagai manusia rubah
Azrial tersenyum miris "aku tak ingin menjadi sempurna hanya untuk berpisah dengan kalian" ucapnya lirih
Arkano menggeleng "kau takkan pernah kemana-mana" yakinnya
Azrial mengulas senyum
"Pergilah" titah Arkano
Azrial berubah menjadi seekor kucing lalu pergi menuju perpustakaan, ia menyaksikan Azrial menghilang dari pandangan dalam diam. "aku tau kau mencemaskannya" celetuk Arkano
Lalu ia menoleh ke arah tembok di sisi kanannya, "kau bisa keluar sekarang" lanjutnya
Tiba-tiba, tembok menjadi hitam seperti bayangan seseorang lalu dalam bayangan itu muncul Gabriel
"Sejak kapan kau mengetahuinya?" tanyanya
Arkano melangkah di susul Gabriel di belakangnya, "sejak aku dan Azrial menginjakkan kaki di mansion ini" jawabnya. Mereka berhenti di depan pintu kamar Arkano
"Kenapa kau membuatnya pergi saat malam hari?" selidik Arkano
"Ini demi kebaikannya, jika ia terus saja berpikir jika kau selalu ada di sampingnya ia tidak akan maju" ungkap Gabriel
Arkano menggeleng sambil terkekeh kecil "maka langkahmu lah yang salah" balas Arkano
Gabriel mengerutkan keningnya,
"Kau terlalu buru-buru" terang Arkano "dia adalah kucing kecil, jika di paksa terlalu cepat dia akan mengalami depresi" lanjutnya
Gabriel terdiam, ia tau jika dalam umur para legenda mereka memiliki ratusan ribu tahun untuk di anggap telah dewasa sedangkan Azrial baru saja memasuki puluhan ribu tahun saat dua ribu tahun yang lalu
Saat melihat Gabriel tidak menjawab, Arkano tersenyum, "pikirkan lah" ucapnya lalu pergi masuk kedalam kamarnya meninggalkan Gabriel yang terdiam di depan pintunya
...
Azrial adalah seekor kucing yang terjebak dalam lautan api dan akhirnya tiada, karena kesedihan Dewi bumi ia di angkat menjadi siluman rubah namun butuh kultifasi yang cukup lama agar dapat menyempurnakan wujudnya
Saat malam bulan purnama ia mencapai batasnya dan memilih untuk beristirahat di dalam desa
Siapa yang akan menyangka jika itu adalah kejadian yang akan membawanya bertemu dengan Dy'Methar sang bunga
Di saat ia tengah terlelap dalam tidurnya tiba-tiba segerombolan prajurit entah dari mana datang mengepung gubuk tua yang ia tempati
Dengan obor yang di pegang oleh sang ajudan, sang pemimpin pasukan memerintahkan untuk membakar gubuk itu
Azrial sangat anti terhadap api, dalam radius 2 kilometer ia telah mengetahui kedatangan mereka karena aroma dari obor itu
"Berhenti!!" sergah Azrial, ia mengembangkan bulu-bulunya seperti duri dan cakarnya yang tajam telah siap siaga
"Apa yang kalian lakukan?" desis Azrial, ia meloncat ke atas gubuk "siapa yang menyuruh kalian datang ke sini?" geramnya
Sang pemimpi terkekeh "kau adalah siluman yang harus di basmi jika tidak dunia ini akan hancur!!" ungkapnya lantang dengan akhir yang di soraki dukungan oleh pengikutnya
"Dasar manusia tamak!" sini Azrial "kalian lah penyebab dari kehancuran, masih berani mengatakan sebaliknya?"
Tidak ada rasa takut atau apapun di wajah mereka membuat Azrial menggeram kesal
"Serang dia!!" titah sang pemimpin
Panah mulai di arahkan ke arah Azrial, karena tubuhnya yang kecil membuatnya dapat dengan mudah menghindari semua panah yang melesat ke arahnya
Sesekali ia mendaratkan serangan ke para prajurit itu, pada awalnya ia dapat melawan mereka namun ada seorang anak kecil yang hampir terkena anak panah
Dengan cepat ia menghalau panah itu membuatnya tertusuk, namun itu tidak seberapa walaupun membuatmya kehilangan banyak darah
"Apa yang kau lakukan anak kecil!?" desis Azrial
Anak kecil itu ketakutan dan berlari pergi, sedangkan para prajurit kini berhenti memanahnya. Karena panah yang menancap di tubuh Azrial bukanlah panah biasa membuatnya sulit bergerak dengan leluasa
"Tangkap dia!" titah sang pemimpin lagi
Azrial mendesis lalu dalam sekali serangan ia berlari pergi ke arah hutan
Dalam pelariannya, waktu seakan berjalan dengan sangat cepat. Setiap daun yang mengenainya layaknya duri-duri tajam, ia harus terus berlari dengan panah yang menenacap di tubuhnya
Walaupun ia dapat bergerak dengan lincah di tambah warna bulunya yang hitam membuatnya sulit di lihat namun para prajurit itu masih gencar mengejarnya sampai ke tengah hutan
Saat tanpa sengaja ia terjerumus ke dalam hutan terlarang baru lah para prajurit itu berhenti mengejarnya
Di bawah sinar rembulan yang menerangi kegelapan malam, Azrial terbaring lemah di atas hamparan rumput
"Apa semua ini adalah akhirnya?" gumamnya lalu ia terkekeh miris
Saat matanya tak sanggup lagi terbuka, samar-samar ia dapat mendengar seseorang melangkah mendekatinya "ini adalah akhir" ungkapnya dalam diam
Nyatanya orang yang menghampirinya adalah Dy'Methar
"Kau sangat ingin hidup bukan?" tanyanya
Azrial mengangguk walaupun matanya tak lagi terbuka dan seluruh tubuhnya telah mati rasa
"Kalo begitu ikutlah denganku" ungkap Dy'Methar lagi
Di situ lah tubuhnya merasa melayang, wangi semerbak bunga yang menyegarkan dan tangan selembut kapas dan helaan nafas yang menyegarkan dapat ia rasakan di saat-saat ia hampir kehilangan seluruh kesadarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...