~⚜️🌹⚜️~Arkano telah tinggal di mansion itu sekitar satu bulan dan mengalami banyak hal yang tidak dapat di jelaskan secara logika membuat terbiasa dalam menangani hal tersebut, walaupun dia tidak bisa menghadapinya sendirian
Terakhir kali ia menghadapi mahkluk sendirian karena tidak ada orang di mansion membuatnya terpaksa, akhirnya ia mengalami cerdera di bagian lengannya dan juga kehilangan banyak darah sampai harus di bawa ke rumah sakit
Saat ini arkano tengah terdiam di brankar menatap kosong ke arah jendela membiarkan sinar mentari menerpa wajahnya yang pucat, merasa bosan namun tidak bisa mengeluh terlalu banyak
Satuh hal yang menemani kesendiriannya adalah ponsel pemberian Renzu dan saat ini ponsel itu telah di sita oleh sang pemberi dengan alasan agar ia lebih fokus dalam pemulihan
Sesekali mereka berkunjung namun hanya sebentar, si kembar yang bisanya selalu ada menemaninya jika terluka kini fokus dengan sekolah mereka, membuat Arkano hanya dapat menatap pemandangan di jendela
Sebuah ketukan terdengar, arkano menoleh untuk mendapati Renzu yang tengah berjalan menghampirinya dengan seulas senyum dan satu kantung plastik yang ia bawa
Arkano kembali menatap pemandangan, merasa sedikit jengkel setiap kali melih Renzu yang membuatnya teringat akan momen penyitaan ponsel
"Apa yang kau lihat?" Tanyanya sambil duduk di kursi yang tersedia di dekat brankar
"Entah lah" jawab arkano tanpa menoleh
"Masih kesal?" Tanya renzu atas sikap arkano kepadanya
"..." kau tau apa yang aku rasakan-- arkano mendelik tajam namun tidak menoleh sedikitpun
Renzu menghela nafas "baiklah, aku memberikanmu buah, makan lah aku harus pergi" ucapnya lalu bangkit dan pergi
Arkano semakin jengkel lalu dengan cepat ia mengambil kantung plastik itu dan membuka isinya, ia terkejut mendapati ponselnya berada di sana, ia mengambilnya dan menoleh ke arah pintu yang kini sudah tertutup rapat
Arkano tersenyum lalu menyalakan ponselnya, di sana adalah pesan masuk 'perhatikan kesehatan dan makan buah, kau akan pulang nanti siang' senyuman arkano semakin cerah
Dengan perasaan gembira ia mengambil anggur dan memakannya dengan lahap
Seperti yang dijanjikan oleh Renzu, arkano kini sudah menyamankan duduknya di sofa tempat favorit nya di ruang tamu, tangannya mengambil remote dan mulai menyalakan tv untuk menonton film
Di sana juga ada Xenu dan Xeno yang telah kembali dari sekolahnya dan menemani Arkano menonton
"Kak, apa film kesukaanmu?" Xenu yang bosan menempatkan kepalanya di atas pangkuan Arkano
Arkano yang fokus menoleh sekilas ke bawahnya "mungkin, permainan mematikan?" Jawabnya sedikit ragu
Xenu menyernyit "film apa itu? Apakah seru?" Pertanyaan beruntung keluar dari mulut Xenu yang menatapnya dari arah bawah
"Seorang pro gamer dan NPC" jelasnya secara singkat
Xenu hanya ber-oh lalu memiringkan kepalanya dan lanjut menonton, butuh waktu sekitar 2 jam untuk menyelesaikan film itu, Xenu yang bosan sudah beberapa kali merengek kearah Arkano dan memintanya untuk bermain di luar sedangkan Xeno ia sudah tertidur dari awal
Akhirnya Arkano menuruti keinginan Xenu dan mereka kini berada di taman samping yang penuh dengan berbagai macam bungan di sana juga ada satu pohon yang menarik perhatiannya
Pohon itu memiliki banyak bunga, dulu saat pertama kali ia datang di mansion ini ia tidur di kamar tamu yang berhadapan langsung dengan pohon itu, awalnya ia kira bunga itu berwarna ungu namun nyatanya itu adalah berwana putih bening yang akan memancarkan warna yang berbeda di setiap kondisi
"Bunga apa itu?" Arkano menatap penasaran
Xenu mendongak dan juga menatap untaian bunga di depannya "itu adalah bunga jiwa" jelasnya
Arkano tidak bertanya lagi, ia tau jika bunga itu bukan bunga biasa dan itu cukup untuk pengetahuan minimnya
"Pohon ini sudah lama layu namun berkat kakak datang pohon ini kembali hidup" ungkapnya lagi mengambil bunga yang berguguran di bawahnya dan memasukannya ke saku
"Ah, aku lupa jika Xeno muda terkena flu jika tidur di luar aku harus membangunkannya" Xenu terlihat panik dan dengan cepat berlari pergi
"Tunggu aku kembali ya kakak" terikanya di sela-sela larinya
Arkano tersenyum sekilas dan kembali menatap pohon bunga di depannya, ada rada aneh yang mengalir, tiba-tiba angin berhembus menggugurkan bunga-bunganya
Seperti hujan arkano di hujani kelopak bunga, arkano menunduk dan membersihkan kepalanya yang penuh bunga sekilas dapat ia liha sesosok lelaki yang tersenyum ke arahnya berdiri di samping pohon
Arkano yang terkejut mengedipkan matanya namun sosok itu menghilang, kini kelopak bunga yang jatuh berganti menjadi hujan yang cukup deras dan di tempat yang sama sosok lain muncul
Ia adalah seorang gadis dengan gaun putih gradasi biru di bawahnya, rambutnya yang berfolum tergerai cantik, gadis itu tersenyum manis ke arahnya
"Siapa kau?" Tanya arkano karena ia dapat dengan jelas melihat gadis itu
Gadis itu tidak menjawab namun hujan tiba-tiba berhenti, bintik air mengapung di udara bahkan beberapa kelopak bunga juga ikut berhenti di udara seakan waktu terhenti begitu saja
Gadis itu tiba-tiba berdiri di depannya membuat arkano sedikit terkejut, gadis itu memegang kedua pipi arkano dengan tangannya yang dingin "kau melupakanku?" Dua kata yang membuat tubuh arkano menegang
Tiba-tiba sebuah suara terdengar jelas dari arah belakang "ARKANO!!" seketika arkano tersadar dan menoleh ke belakang
Di sana berdiri Renzu dan wajahnya yang panik berlari ke arah arkano "apa yang kau lakukan melamun di tengah hujan?" Ucap Renzu setelah berada di depannya
Arkano baru sadar jika tubuhnya kini sudah basah kuyup dan hujan masih terus turun, dengan sigap Renzu membuka jasnya dan melindungi kepala arkano dan menuntunnya untuk masuk ke mansion
Arkank hendak bertanya tentang keadaan nya beberapa saat yang lalu namun tubuhnya yang menggil menghentikan niatnya dan dengan pasrah menerima perawatan dari renzu sekaligus omelan pedas yang keluar dari mulutnya
"Yah setidaknya aku hanya akan terkena demam saja" ucapnya pasrah
"Arkano!!" Benatk Renzu
~⚜️🌹⚜️~

KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...