~⚜️🌹⚜️~
Seperti hari-hari biasanya suasana di mansion sangat sepi di siang hari namun kali ini cukup berbeda, ada seorang tamu yang cukup istimewa datang
Arkano yang awalnya tengah bersantai di ruang tamu mendengar suara bel berbunyi, Arkano menghampiri pintu dan membukanya
Seorang remaja seusianya berdiri di depan pintu dengan satu koper yang ia bawa, melihat arkano yang membuka pintu remaja itu langsung tersenyum dan menyapanya
"Hai, perkenalkan aku lion" sapanya sambil mengulurkan tangan
Arkano yang memang tipikal orang yang tidak terlalu nyaman dengan orang baru menatapnya bingung dan dengan gugup menyapanya
"Hai" jawab arkano, perlahan tangannya terulur
Dengan cepat Lion memegang tangan arkano "ah, kamu pasti Arkano kan?"
Arkano mengangguk, ekspresi yang tak nyaman di abaikan oleh lion, dengan riang ia merangkul arkano dan membawanya masuk
"Di mana kak Renzu?" Tanyanya setelah berada di dalam
Arkano mengerutkan keningnya lalu mengangguk paham "di ada di kamarnya" ungkapnya "biar aku.... panggilkan" lanjutnya sedikit ragu
Lion mengangguk lalu tersenyum "terimakasih"
Arkano mengangguk kecil lalu berjalan cepat menuju tangga namun baru menaiki tingga anak tangga langkahnya terhenti saat melihat Renzu yang berdiri di ujung tangga
"Siapa?" Tanya Renzu
Arkano menoleh ke arah lion yang tengah berdiri sambil mengamati sekitar "lion, dia mencarimu" jawabannya
Renzu mengangguk lalu berjalan turun, arkano tidak bertanya dan berjalan naik berniat untuk masuk ke kamar
"Kamu tidak penasaran?" Renzu kembali berucap saat melewati arkano
Arkano diam menoleh lalu menggeleng "itu bukan urusanku bukan?" Ucapnya lalu kembali melanjutkan perjalanan
Setelah sampai di kamar, pikiran Arkano jelas tidak terlalu tenang ada sesuatu yang mengganjal terhadap tamu Renzu kali ini
"Menurut kalian siapa remaja itu?" Ucapnya menatap tanaman di kamarnya
Dari bunga muncul tiga cahaya kecil yang berterbangan menghampiri arkano yang tengah duduk di ranjangnya, itu adalah tiga peri mereka berasal dari bunga yang telah ia tolong dari kematian yang terjadi karena kurangnya sinar matahari
Tiga peri itu berbisik di telinga arkano, helaan nafas kecil lolos dari mulut arkano "jika kalian menanyaiku lalu pertanyaannya ku bagaimana?"
Ia merebahkan tubuhnya, sedikit frustasi melandanya satu menit ia habiskan untuk berpikir lalu setelah nya ia bangkit dengan semangat
Ia keluar dari kamarnya dengan semangat namun saat baru saja keluar ia bertemu dengan lion dengan tawanya yang menggelar cukup mengganggu, namun fokus arkano beralih dengan tangan lion yang dengan nyaman bergelayut di lengan kekar Renzu
"Hai Arkano" sapanya
Arkano tersenyum membalasnya
"Kami akan pergi keluar, ingin ikut?" Tanyanya kepada Arkano
Arkano terdiam, sudah tiga bulan ia berada di mansion ini namun belum pernah ia di izinkan atau di ajak untuk keluar dari area mansion bahkan saat ia tau semua jenis mahkluk tingkat rendah sekalipun
"Kalian akan pergi?" Arkano bertanya sekilas melirik Renzu yang tampak tidak memperdulikannya
Lion mengangguk semangat "ingin bergabung?" Tawaran
Arkano menyeringai lembut "ada seseorang yang melarang ku untuk pergi" ucapnya melirik arkano "bersenang-senang lah, hati-hati dengan mahkluk pemakan jiwa" lanjutnya sedikit berbisik ke arah lion
Dapat di lihat jika ekspresi jelek lion yang begitu terkejut dengan kalimat terakhir yang di ucapkan arkano, lion tertawa untuk mencairkan rasa gugupnya "ah... tentu kami akan berhati-hati untuk itu" setelahnya ia menarik lengan Renzu dengan cepat
Arkano tersenyum menatap kepergian Renzu setelah punggung tegap itu menghilang, senyuman itu secara perlahan musnah menjadi tatapan aneh yang tak tergambarkan
Tiga cahaya kecil kembali muncul, berterbangan di sekitar kepala arkano sesekali membisikkan sesuatu "benarkah? Jika dia hanya ingin memanfaatkan hartanya maka dia akan benar-benar bangkrut jika menggoda Renzu" ucapnya menimpali bisikan dari salah satu peri
Ia pun berjalan menuju perpustakaan yang terletak di lantai yang sama dengan kamarnya "yah aku hanya ingin bermain dengan kucing pemalas" ungkapnya setelah mendapat bisikan dari salah satu peri
Sampai di perpustakaan tidak ada siapapun di sana bahkan kucing yang suka tidur di atas tumpukan buku juga telah menghilang "hmm, apa dia pergi?" Ucapnya
Tiga peri terbang mengelilingi setiap sudut ruangan lalu kembali dan berbisik "tidak ada? Baiklah" ucap Arkano
Ia berjalan ke arah meja tempatnya untuk membaca, mengambil salah satu buku yang menumpuk di meja itu dan membacanya
Sorenya hujan turun bisanya semua orang akan berkumpul di ruang tamu untuk menghibur diri dari suasana jenuh saat hujan namun kali ini suasana cukup berbeda karena datangnya lion
Lion secar terang-terangan menyender di pundak Renzu dan secara menjengkelkan menguasai daerah tempat duduk yang bisanya Arkano duduki bersama Xenu
Namun karena ulahnya akhirnya Arkano dan si kembar duduk di lantai beralaskan karpet, arkano duduk bersila sedangkan si kembar menempatkan kepala mereka di kaki arkano Xenu dan gamenya dan Xeno dengan mimpinya
Mereka saat ini tengah berkumpul untuk menonton film, sebuah jadwal menunjukkan jika untuk hari ini adalah bagian arkano untuk memilih film namun karena kedatangan Lion membuatnya mengurungkan niat dan memberikan hak nya kepada lion yang menolak untuk menonton film horor
Dan akhirnya mereka semua menonton sebuah drama memuakkan yang di pilih oleh lion namun tidak ada satupun yang mengeluh tentang itu
"Ini membiasakan bisa kah kita menonton film pilihan arkano saja?" Ungkapnya sambil menguap karena bosan
Renzu hanya melirik sedangkan lion cemberut "kakak apakah film yang ku pilih membosankan?" Tanyanya kepada renzu dengan tatapan kelinci memelas
Arkano menatapnya juga namun dengan cepat kembali menonton drama di tv sedang kan Dion berdecak sebal, lalu renzu hanya menatapnya dalam diam lalu kembali fokus ke arah tv "itu pilihan mu sendiri" ucapnya pada akhirnya
Arkano yang mulai bosan memindahkan dua kepala di pangkuan Ken bantal lalu bangkit "sebentar lagi makan malam, kalian ingin makan apa?" Ucapnya meregangkan tubuhnya yang sedikit keram karena terus duduk dengan posisi sama
Dion menatapnya dengan berbinar "aku ingin sup ayam" usulnya semangat, "mungkin pangsit rebus akan sangat enak" Gabriel bersuara di setujui oleh Xenu
Arkano mengangguk lalu melirik Renzu "apa yang kau mau?" Tanyanya
Renzu tersenyum "aku tidak masalah dengan apapun" ungkapnya, arkano mengangguk lalu hendak pergi sebelum sebuah suara menginterupsi
"Kamu tidak menanyaiku?" Lion berucap dengan sedih
Arkano memejamkan matanya, 'yah aku lupa dengan kelinci satu ini'-- batinnya
Lalu dengan cepat arkano berbalik dengan ekspresi sesal yang terlihat jelas namun tampak di paksa "maaf aku lupa, kau ingin makan apa?"
Lion tersenyum "aku ingin udang goreng" ucapnya semangat
Arkano terdiam, ia menimang keputusannya sedikit ragu namun akhirnya mengangguk setuju "baiklah" dengan cepat ia berjalan menuju dapur
~⚜️🌹⚜️~
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Legenda [END]
FantasySebuah kisah yang menceritakan seorang remaja, Arkano yang tanpa ia ketahui merupakan reinkarnasi dari sang dewa bunga, Dy'Methar Kehidupan yang cukup menyedihkan menimpanya saat hampir menginjak usia 17 tahun, kehilangan kedua orangtuanya dan berak...