***
Suasana classy sangat melekat pada malam hari ini, apalagi dengan dimainkan salah satu lagu classic yaitu Winter From The Four Seasons karya dari maestro Antonio Vivaldi. Musik tersebut dibawakan dalam iringan piano oleh seorang perempuan berparas cantik.
Perempuan itu menjadi pusat perhatian semua orang, bukan hanya karena parasnya yang cantik saja, tapi kemampuan bermain pianonya sangat cantik juga. Semakin lama permainan pianonya, dia menjadi buah bibir orang-orang yang ada di sini dan memperhatikannya bermain.
"Arsalan, dilihat-lihat putri mu semakin bersinar saja" Ujar salah satu orang mengalihkan pandangannya dari permainan piano ke arah Arsalan yang berdiri tak jauh dari sana.
Arsalan mendengar pujian itu hanya tersenyum sambil mengangguk, dia sudah sangat biasa dengan pujian untuk putri pertamanya yaitu Shani, perempuan yang sampai sekarang masih bermain piano untuknya dan tamu-tamunya yang hadir malam hari ini, tapi bukan berarti Arsalan tidak bangga lagi. Justru baginya Shani semakin membuatnya bangga, bahkan pertemuan ini diadakan untuk Shani yang sekali lagi berhasil menunjukkan potensinya karena berhasil mendapatkan beasiswa.
Kembali ke para tamu, dari banyaknya tamu yang hadir tentunya ada keluarga Zaid. Ada Gita dan Feni yang sedang duduk di salah satu meja, agak sedikit jauh dari tempat Shani, tapi mereka masih bisa melihat penampilan Shani.
Sedangkan orang tua mereka bergabung dengan Isabela dan orang tua dari Adel Kathrina yang syukurnya bisa hadir di acara ini.
"Mukanya kontrol Git, jangan terlalu kaku dan dingin gitu" Celetuk Feni memperhatikan Gita yang sedari tadi menopang dagunya sendiri di atas meja dengan wajah datar.
"Hufft..." Gita menghelakan nafasnya lagi, entah sudah berapa kali dia menghelakan nafasnya.
"Enjoy dong, lihat tuh Shani cantik padahal" Kata Feni sambil menunjuk ke arah Shani.
Gita mengangguk, "Iya tau kok" Ujarnya, dia setuju dengan Feni tentang Shani. Dia juga mengakui jika Shani cantik malam ini, tapi tetap saja pikirannya selalu kemana-mana. Dia selalu ingat tadi pagi disaat Shani dengan sengaja menjauh darinya untuk mengangkat telepon. Walaupun sebenarnya wajar saja, tapi tetap saja dia selalu overthinking.
"Samperin sana! Dari kamu datang sampe sekarang belum ketemu kan sama Shani?" Kata Feni sambil mendorong lengan Gita, tapi apalah yang bisa diharapkan dari Gita. Bukannya menuruti perkataan Feni, Gita malah menggelengkan kepalanya dan memilih untuk memalingkan wajah ke arah lain.
Lagian juga Shani sedang menjadi bintang utama, lihat saja bagaimana Shani dihampiri oleh satu persatu tamu yang datang. Entah hanya untuk mengucapkan salam, atau mendapatkan simpati Shani agar dimudahkan prihal yang berhubungan dengan keluarga Natio.
"Kamu cemburu kah?" Tanya Feni, akhirnya keluar pertanyaan itu. Gita sudah tau jika semua orang disini pasti akan menganggap Gita cemburu karena Shani banyak didekati orang-orang.
Gita menggelengkan kepalanya, tentu saja dia tidak cemburu karena itu. Baginya itu tidak masalah, lagian juga sikapnya yang sekarang ini disebabkan oleh moodnya yang tidak bagus dan overthinking nya.
"Bilang aja cemburu ah" Timpal Adel yang tiba-tiba datang, baru saja datang sudah nimbrung dan itu membuat Gita memutarkan matanya malas.
"Buset deh mukanya kusut amat!" Keluh Adel sambil mendorong lengan Gita, sedangkan Gita sekali lagi menghelakan nafasnya.
"Samperin dulu sana, dari pada tuh ci Shani dikerumuni Om-om temennya Om Arsalan" Perintah Adel sembari menunjuk Shani.
Gita menatap ke arah Shani yang sedang sibuk mengobrol, benar kata Adel, tapi lagi-lagi egonya menahan dia untuk menghampiri Shani. Dia memilih tetap diam disini dan menunggu Shani duluan yang mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2]
FanfictionGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...