***
Cukup baik, itulah yang bisa menggambarkan keadaan Gita saat ini. Setelah satu minggu lebih dia di kurung oleh Papahnya di rumah, dengan kata lain Gita dirawat di rumah—saat ini keadaan membaik. Dia sudah seperti biasa, manusia normal yang menjalankan harinya.
Tangannya tak lagi terpasang infusan, kakinya juga sudah tak terbalut perban membuat dia bebas untuk melakukan aktivitas apapun.
Saat ini Gita masih di rumah, karena sekolah di liburkan selama satu minggu dalam rangka ujian sekolah untuk kelas 12. Bertambah lah waktu Gita di rumah selama satu minggu, tapi untuk minggu kali ini dia cukup sibuk. Sibuk belajar lagi untuk kenaikan kelas dan mengejar beasiswa.
Ya, walaupun dirinya dan Shani sudah putus. Keinginan untuk berkuliah di universitas yang sama dengan Shani masih ada, jika dulu dia lakukan untuk bisa bersama Shani, kali ini dia lakukan untuk dirinya sendiri.
Sudah hari Rabu, dimana ujian sekolah kelas 12 sudah memasuki hari ketiga. Sudah tiga hari juga Gita mulai belajar lagi, kali ini dia berada di gazebo yang berada di tengah-tengah taman rumahnya. Ia mulai bosan dengan pemandangan kamarnya, karena itu memilih belajar fi gazebo.
"Gita, ini buahnya" Kata Dahayu dengan lembut, dia meletakan piring berisi buah mangga dan apel di dekat Gita.
"Makasih mah" Ujar Gita seraya tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya lagi pada buku latihan biologi yang dia baca.
Lamat-lamat Gita baca buku biologi itu, semakin lama semakin berkerut keningnya juga. Lalu ia menggaruk tengkuknya sendiri yang sama sekali tak gatal. Dari banyaknya pelajaran, Gita paling benci biologi. Dia adalah tipe orang yang benci pada hapalan banyak, karena baginya matematika lebih mudah dan menyenangkan.
"Kenapa sih?" Tanya Dahayu yang masih di gazebo bersama Gita, bedanya dia membawa majalah fashion sebagai bacaan untuk menemani putri sambungnya itu.
"Gak suka biologi, terlalu memusingkan" Keluh Gita sambil melepaskan pulpen dari tangannya, lalu menghelakan nafasnya.
Tingkah Gita itu membuat Dahayu terkekeh, menggemaskan, itu Gita di mata Dahayu. "Mana sini mamah lihat" Kata Dahayu sambil menarik buku latihan milik Gita.
Dahayu mulai membaca dan bertanya soal mana yang tak Gita paham, siapa sangka jika Dahayu bisa menjelaskannya pada Gita. Itu membuat Gita terkejut, tapi dia mulai masuk alur dan menikmati apa yang Dahayu jelaskan.
Sebenarnya tak perlu heran, Dahayu sendiri seorang dosen di salah satu kampus ternama, memang bukan dosen biologi, tapi otaknya tak perlu diragukan lagi. Sama seperti anaknya Feni, dengan gayanya yang kadang nyentrik, otak Feni bisa 11 12 dengan otak Shani yang notabene siswa berprestasi di sekolah.
"Nah apa lagi yang bingung?" Tanya Dahayu selesai menjelaskan satu soal pada Gita.
Gita menarik bukunya untuk melihat soal mana yang dia tak paham, lalu tak lama ia menunjuk satu soal tentang persilangan Monohibrid. Salah satu materi yang paling dia tak suka, terlalu rumit.
Dahayu tersenyum, dia sebenernya tak terlalu paham, tapi dia berusaha menjelaskan apa yang dia paham pada Gita. "Untuk ini Mamah gak terlalu paham jauh, cuma itu saja dasarnya yang Mamah hapal. Pulang kakak kamu, kamu tanya aja ya, tapi jangan—"
"Maahhhh"
Ucapan Dahayu terpotong karena tiba-tiba Feni memanggilnya dari arah dalam. Dahayu meletakan kembali buku milik Gita, lalu ia beranjak dari duduknya untuk menghampiri putrinya.
"Mah, aku belajar bareng Shani sama Sisca dulu ya. Nanti sore aku pulang kok" Kata Feni langsung nyerocos sesaat setelah dia bertemu dengan Dahayu.
Gita mendengar itu, dia mendengar nama Shani disebutkan. Lalu matanya menatap ke arah lain dimana dia menemukan Shani dan Sisca berdiri menunggu Feni meminta izin pada Dahayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2]
Fiksi PenggemarGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...