💚💚💚
jaemin mengelus surai rambut adik nya dengan lembut, air mata yang sukses membasahi kedua pipi nya serta hati yang pilu melihat sang adik tertidur lemas tak berdaya di kasur rumah sakit.
mark menghampiri jaemin, mengelus punggung nya yang bergetar karna tangisan tersebut.
"jisung akan baik-baik saja jaem.. " tutur mark
renjun semakin dibuat sedih oleh jaemin, karna ini pertama kali nya mereka gagal menjaga jisung dengan baik.
"semua ini salah ku Hyung hiks, aku gagal menjaga nya" isak jaemin
"no.. jangan menyalahkan diri mu sendiri " ucap mark untuk menenangkan jaemin
renjun melangkah keluar dari ruangan jisung dan menatap chenle yang sedang duduk sendirian.
renjun menghampiri chenle dan duduk di samping nya
"Hyung minta maaf ud berbicara kasar sama km "
"gapapa Hyung, semua ini memang salah lelee "
renjun memeluk chenle begitu juga dengan chenle.
kedua nya pun berbaikan, masalah tadi dianggap selesai dan tidak akan terjadi lagi dikedua kali nya.
pada pagi hari, matahari yang baru terbit terasa cahaya yang masuk menyinari ruang rawat milik jisung melewati jendela kaca.
jaemin tertidur di samping ranjang jisung dengan mata yang masih sembab dikarenakan tangis nya yang terus menerus berlinang.
sebuah goyangan pada tubuh jaemin membuat dirinya terusik dan terbangun.
sinar matahari yang menyinari masuk kedua mata jaemin menciptakan rasa silau pada cahaya tersebut.
jaemin melihat ke arah orang yang barusan menggoyangkan tubuh nya hingga dirinya terbangun dari tidur pulas nya.
"ada apa le? " tanya jaemin melihat sosok chenle yang berdiri di samping nya.
"Hyung pasti lelah, pulanglah untuk membersihkan tubuh mu hyung"
"iya jaemin, lihat kau dipenuhi oleh darah kering jisung" sambung mark
jaemin melihat sekujur tubuh nya memang benar dirinya dipenuhi oleh darah, bahkan disetiap jari nya penuhi dengan darah yang sudah mengering.
"biar lelee yang menjaga jisung disini hyung " balas chenle
"bukannya kau hari ini hrus sekolah? " tanya jaemin padanya.
"aku akan absen hari ini untuk menjaga jisung" jawab chenle
"pergi lah " ucap mark
"baik hyung, tolong jagain jisung sebentar, aku akan segera kembali " ujar nya bergegas pergi dari tempat itu.
"lele bisa kan jagain jisung? " tanya mark.
"bisa kok hyung " jawab chenle dengan ceria
"anak pintar" mengacak rambut chenle.
"hyung tinggal dulu ya? bye " pamitnya lalu melangkah pergi.
akhirnyaa hanya tersisa chenle dan jisung di dalam ruangan tersebut.
chenle menatap setiap inci wajah milik jisung, luka dibagian rahang dan pipi nya membuat chenle sedikit bergidik ngeri.
"seharusnya aku tidak membiarkan mu keluar, tapi mau bagaimana lagi, lagian aku juga tidak tau hal seperti ini akan terjadi pada mu" bicara nya pada jisung
"orang yang menabrak mu sudah ganti rugi dan kau tidak mau bangun untuk mengomeli orang yang menabrak mu itu? huh! sungguh kejam, bagaimana bisa ia menggunakan mobil dengan rem blong? " oceh nya.
chenle kembali menatap jisung dengan wajah yang sendu, satu tangan milik chenle menyentuh puncak kepala jisung dan mengelus nya pelan.
"kau tidak mau bangun jie? ini adalah hal pertama kali
ku lihat kau terbaring lemas seperti ini dengan luka di sekujur tubuh mu"waktu terus berputar hari demi hari jisung masih tak kunjung sadar.
"chenle-yaa ayo kita makan dulu " ajak renjun
"makan? ayoo hyung, aku juga sudah lapar " sahut nya senang
"mau makan apa kita hari ini hmm? "
"pizzaaa spaghetti daann hotpot gmna? "
"boleh hyung, ayo "
keduanya keluar untuk makan bersama dan didalam ruangan jisung hanya ada jaemin haechan dan Jeno, sementara mark masih di kantor karna masih ada yang hrus diselesaikan oleh nya.
"apa kalian sadar kalau chenle semakin ceria akhir-akhir ini? " ujar haechan
"bukan kah dia memang ank yg ceria? " balas Jeno
"iya si.. tapi-" ucapan nya terpotong saat jaemin menyela nya.
"tidak ada yang berubah, mungkin hanya firasat mu saja, ingat! keluarga lee tidak akan pernah berubah sedikit pun itu tidak akan pernah terjadi! apalagi ada rasa kebencian terhadap sesama saudara. " nasehat jaemin
"hmm baik lah baik lah sensi banget " gerutu haechan
"siapa suruh kau menanyakan hal bodoh seperti itu? cih" balas Jeno
jaemin hanya menggelengkan kepala nya heran melihat kedua saudara nya itu.
jaemin kembali menatap jisung dan mengelus telapak tangan nya yang benar-benar selembut kulit bayi.
"kapan kau akan bangun dari tidur mu jie? sebulan telah berakhir dan kau masi belum sadar, hyung ingin mendengar suara tawa muuu"
"adik ku yang malang.. "
21:30
"chenle-yaa tolong jagain jisung sebentar, hyung mau ke wc dulu ya" kata haechan dibalas dengan sebuah anggukan oleh chenle yang sedang fokus dengan ponsel nya.
kini yang menjaga jisung di rumah sakit adalah haechan chenle dan jaemin, namun jaemin sedang pergi untuk mengambil baju ganti chenle dan haechan dirumah sementara renjun mark dan Jeno sudah berada di rumah karna selama jisung koma mereka jadi jarang pulang kerumah.
chenle melihat jisung yang masih terbaring tak berdaya di atas kasur lalu menghampiri nya.
"akhir-akhir ini hyungdeul sering menemani ku kemanapun yang aku mau dan seakan-akan aku adalah adik kesayangan mereka, selama kau koma aku sering di perhatikan oleh hyungdeul bahkan saat aku sedang sedih karna kau masih belum sadar mereka menenangkan ku seperti mereka menenangkan mu jie, mereka memeluk ku dan memberikan ku kasih sayang yang benar-benar persis seperti yang kau dapatkan setiap harinya. aku sangat senang "
"bisakah kau tidur lebih lama untuk ku jie? aku masih ingin merasakan kasih sayang mereka tanpa dibagi"
"aku masih ingin merasakan pelukan mereka saat aku sedang bersedih, tolong tidurlah lebih lama jie ku mohon.. "
"maaf jika aku egois, tapi aku sungguh menginginkan semua itu.. "
💚💚💚
°
°
°
jangan lupa vote
see youu💚
pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAM FAMILY
Teen Fictiontujuh bersaudara yang hidup bersama tanpa adanya kedua orang tua meskipun begitu mereka selalu saling memberi kasih sayang terutama kepada sibungsu