💚💚💚
renjun dan mark sudah sampai di rumah bahwa mereka belum juga menemukan jisung ada dimana. mereka benar-benar frustasi saat itu karna jisung yang hilang secara tiba-tiba disekolah nya.
"jiee sebenarnya kmu itu lagi dimana " gumam jaemin yang sedari tadi berjalan bolak balik didepan pintu dengan hati yang gelisah
disisi lain mark duduk di atas sofa sembari memijit pelipis nya dengan pikiran yang benar-benar membuatnya strees
"harus bagaimana mana lagi kita mencari jisung " ucap renjun sambil melihat jam dinding yang menunjukan pukul 9 malam
"aku sudah lelah mencari nya" sambung mark
"maaf.. semua ini salah ku.. " ucap chenle dari pojokan sofa yang terduduk dengan wajah bersalah
"siapa bilang ini salah jisung? ini memang salah mu chenle-yaa, kalauu kau menjaga jisung dengan baik mungkin jisung tidak akan hilang seperti ini " jaemin membalas ucapan chenle yang membuat chenle sendiri sedikit sakit hati.
padahal dirinya sudah menjaga jisung dengan baik, pikir chenle.
"disini kita hanya bisa berharap sama haechan karna yang belum pulang hanya haechan sndiri " kata Jeno
"ya tuhann.. bawa jisung kembalii " gumam jaemin
"jaem tenang lah sedikit" kata renjun
"duduk lah bentar lagi jisung akan pulang jika kau duduk sebentar " ujar jeno
"bagaimana bisa aku duduk dengan tenang jika adik ku belum pulang jam segini Lee Jeno " tukas jaemin pada Jeno
mark yang berada di samping Jeno itu mendaratkan tangan nya dibahu Jeno agar Jeno mengerti maksud mark kalau jaemin sedang frustasi sekarang.
untung nya Jeno mengerti. maksud mark dan ia segera memilih diam dan menunggu kepulangan haechan bersama jisung
tak lama dari ituu suara pekikan yang tampak berasal dari jisung membuat mereka bergegas berlari ke depan pintu.
hati mereka terasa lebih lega dan pikiran buruk itu menghilang seketika. senyuman lebar kembali mencerahkan suasana dirumah itu karna jisung kembali dengan selamat bersama haechan.
"hyuuuung" pekik jisung berlari ke arah jaemin yang sudah menunggu nya di depan pintu
jisung berlari masuk kedalam pelukan jaemin
"jisung-aaa kau dari mana sajaa, Hyung benar-benar menghawatirkan mu dari tadii" ucap jaemin memeluk erat tubuh jisung
jisung hanya tersenyum, ia tau bahwa keluarga nya sedang menghawatirkan dirinya terlebih lagi jaemin.
"ada yang luka? apa ada yang menyakiti mu? dimana yang sakit jie ayo beritau hyung, apa kau diculik atau di bawa oleh orang jahat? akan hyung hajar dia kalau kau di sakiti oleh orang itu " tanya jaemin bertubi-tubi
"jie kau darimana saja kenapa bisa kau tak ada di sekolah hm? kami disini benar-benar khawatir " ucap mark
renjun berjalan mendekati jisung dan menekukkan kaki nya dihadapan jisung.
"kemarilah " renjun memeluk jisung dengan erat, sungguh kegelisahan nya terbayar karna adanya jisung pulang
"ekhem tidak ada yang ingin memeluk ku juga? kan aku sudah membawa bocah ini pulang dengan selamat "
ucapan haechan tak digubris oleh saudara nya sama sekali membuat haechan sedikit mendengus kesal.
"jiee gapapa kok Hyung, lihattt jie bisa lompat dan berlari tadi " kata jisung dengan memperagakan lompatan nya
mereka tersenyum melihat berapa lucunya adik bungsu mereka.
mereka pun masuk kedalam rumah. selesai jisung membersihkan dirinya dikamar mandi, jisung disuruh ke ruang tamu untuk menjelaskan kejadian tadi.
"mengapa bisa kau tak ada disklh sebelum jam pulang tadi? " tanya mark
"lalu dimana haechan menemukan jisung? " sambung Jeno
"tadi aku melihat jisung bersama pria asing lalu ak menghampiri nya takut jika pria itu adalah orang jahat, tapi ternyata dia cukup baik" setelah haechan selesai menjelaskan, jisung membalas ucapan haechan
"uhm! om itu baik kok Hyung, jie tadi liat ada anak yang dibully sama temen nyaa trus jie tolongin tapi jie malah dibullyyy jugaa dan om ituu menolong jie. Hyung tau tidak? om itu benar-benar kereeen, demi menolong jie dia melompati pagar sekolah "
"besar nanti jie mau kaya om ituuu" ucap nya dengan hayalan yang mulai bermunculan dikepala bocah itu
"syukurlah kalau begitu" ucap renjun
"anak baik, lain kali panggil guru mu terlebih dahulu agar mereka dimasukin ke bk " ujar jaemin
"iya hyungg"
"lalu apa kau tidak dipukuli oleh anak nakal itu? " tanya chenle
"jie didorong sama diaa laluuu karna ank yang dibully tadi kelihatan ketakutan, jie suruh dia pergi ajaa laluu anak nakal itu menarik rambut jie seperti ini " jisung memperagakan bagaimana si pembully itu menjambak rambut nya dengan cara menjambak rambut haechan
"aaahk ahk kenapaa harus aku yang kau jambak si? huh! " sebel haechan
"hihi maaf Hyung"
"laluuu om baik itu lompat dari pagar trus membawa jie pergii oh iya om itu juga marahin anak nakal itu "
"kamuuu yaa masih kecil udah pinter ngebully, besar nya mau jadi apa? jadi preman kamu! hih pikirin tu perut buncit mu itu, diet cepett sebelum perut kamu meledak seperti balon duaarr, kaya gituuu " ucap jisung sembari memperagakan omelan hanjie
jaemin yang tidak tahan dengan ke gemesan nya pada jisung langsung mencubit kedua pipi jisung lalu mencium nya hingga pipi bocah itu dibasahi oleh liur jaemin
"iihhh Hyung! bedak babyy jiee jadi ilaaang huaaaa "
"haishh mulut ku dipenuhi bedak yang dia taburan di pipi nya" dumel jaemin sambil mengelap bibir nya yang terkena bedak jisung
"hahaha good boyy uri jisung-ieee " mark memeluk jisung dengan erat
"Hyung bangga padamu karna kau berhasil menolong korban pembully itu" ucap mark
"kita semua bangga pada mu jisung-aaa " sambung renjun
"seperti nya kau harus mencontohi jisung chenle-yaa, lihat dia masih kecil bisa menolong orang walaupun dirinya yang terkorbanin juga" ujar haechan
"kau juga! jangan ngatain chenle aja tanpa melihat dirimu sendiri cih! " tukas renjun
"iya iya"
chenle hanya tersenyum tipis walaupun kini hati nya mulai tergores dengan kata-kata yang dilontarkan haechan padanya
💚💚💚
°
°
°
jangan lupa vote
see you💚
pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAM FAMILY
Roman pour Adolescentstujuh bersaudara yang hidup bersama tanpa adanya kedua orang tua meskipun begitu mereka selalu saling memberi kasih sayang terutama kepada sibungsu