💚💚💚
keesokan hari itu jaemin sedang menjaga jisung agar rasa bosan nya lenyap sebagai ganti nya ia menyiram pot bunga kecil yang tergeletak di nakas samping kasur jisung.
sesekali jaemin bernyanyi dengan nada kecil yang terdengar merdu.
setelah ia menyiram tanaman mini tersebut, ia kembali duduk di kursi samping kasur jisung dan menatap wajah sang adik yang begitu lucu baginya.
"kapan kau akan bangun? apa kau tidak merindukan Hyung mu ini? " tanya jaemin pada jisung yang masih dalam mimpi nya walaupun jaemin tau jisung tidak mungkin mendengar ucapan nya.
"hyung merindukan mu jiee "
jaemin tidak pernah absen untuk berdoa agar jisung cepat pulih dan sadar, ia terus menerus mengirim doa tersebut.
tiba-tiba jaemin tersentak kaget saat melihat pergerakan jari jisung "omo! jisung? "
setelah pergerakan tangan tersebut, mata sipit anak itu perlahan terbuka membuat jaemin senang.
"jisung akhirnya kau sadar! " pekik jaemin
"hyung.. " lirih jisung
"eoh ada apa? ada yang sakit? atau ada yang tidak nyaman? apa apa beri tau hyung " tanya jaemin bertubi-tubi
"apa hyung hrus memanggil kan dokter? biar hyung panggil ya, sebentar" jaemin segera memanggil dokter untuk mengecek kondisi jisung yang baru sadar dri koma nya.
dokter pun menangani jisung dan tersenyum pada jaemin "kondisi pasien baik-baik saja namun tubuh nya masih sedikit lemah. sebentar lagi kami akan mengganti infus nya yg sudah mulai habis" ucap si dokter itu, dan beranjak pergi dari ruangan tersebut meninggalkan jaemin dan jisung disana.
"hyung senang melihat adik ku sekarang sudah sadarrr"
"hyungdeul yang lain akan senang mendengar kabar mu yang sudah sadar "
"hyung dimana chenle? " tanya jisung
"chenle? mengapa kau mencari nya? apa kau lebih merindukan chenle dari pada aku? "
"tidak hyung.. hanya saja.. "
"chenle masih sekolah, mungkin sore nnti dia akan datang melihat mu " balas jaemin
"apa hyung tidak sklh? " tanya jisung
"tidak, hyung absen hari ini karna bi jiah sedang sakit "
jisung hanya ber oh dengan anggukan pelan.
melihat keluar jendela dengan cahaya sinar matahari yang menembus masuk kaca jendela, terlihat langit yang cerah dan indah itu namun entah kenapa hati jisung terasa mendung..
sore itu mereka mendapati kabar dari jaemin bahwa jisung sudah sadar dari koma nya, saking senang nya mereka mendapati kabar itu sampai mark saja mengambil jam pulang lebih awal dari biasa nya agar ia bisa bertemu dengan adik bungsu nya.
"selama koma kau mimpi apa aja jie? apa rasanya koma? apa kau memimpikan wanita cantik? " tanya haechan yang berakhir mendapatkan toyoran dari renjun.
"awssh! kenapa malah menoyor ku "
"ucapan mu dibenarkan sedikit Lee haechan! " omel renjun
chenle datang bersama Jeno yang baru selesai mengganti baju di rumah nya.
"jisung-aa" panggil Jeno
keduanya menghampiri jisung.
"kenapa kaliann telat? " tanya mark pada Jeno dan chenle
"iya, aku menunggu chenle latihan basket tdi setelah menunggu nya kami mengganti pakaian terlebih dahulu" jawab Jeno
"uhm kami juga makan sebentar sebelum kemari, oh iya kami membawakan beberapa makanan untuk hyungdeul" sambung chenle
"bagaimana kondisi adik ku hm? apa sudah membaik " ucap Jeno menyubit pelan pipi jisung
"baik hyung " jawab jisung tersenyum tipis
"ak senang melihat mu sudah membaik, cepat sembuh agar kita bisa bermain bersama lagi jie" ujar chenle
"uhm"
"hyung ayo makan dulu, kalian pasti sudah lapar " ajak chenle namun beberapa saudara nya tidak mendengar chenle dan malah fokus pada jisung.
"adiku yang manisss kenapa kau sangat menggemaskan " geram haechan pada jisung
"pengen cubit iiihhh" haechan menyubit kedua pipi jisung namun di tepis oleh jaemin
"jangan menyentuh adiku! kau menyakitinya, sana! "
haechan pun melepaskan cubitan nya "ututuu pasti sakit di cubit sama orng tidak waras ini" ucap jaemin sembari mengelus kedua pipi jisung.
jisung menyingkirkan tangan jaemin dari pipi nya "hyung.. jie ngantukk"
"aigoo... adiku mengantuk skrng, hey diam kalian semua tidak ada yg boleh berisik" ucap haechan
"baik lah tidur lah yang nyenyak " balas jaemin
"kalian makan lah terlebih dahulu, jie gapapa kok disini" ucap jisung
"uhmm aku juga lapar si" gumam haechan
"iya benar, kalian makan dulu biar aku yang menjaga jisung disini" ujar Jeno
"baiklah" jawab mereka bersamaan.
"semoga chenle tidak merasa dirinya tersingkirkan lagi saat aku sudah bangun.. " batin jisung melihat raut wajah chenle yang sedikit cemberut.
💚💚💚
°
°
°
jangan lupa vote
see youu💚
pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAM FAMILY
Teen Fictiontujuh bersaudara yang hidup bersama tanpa adanya kedua orang tua meskipun begitu mereka selalu saling memberi kasih sayang terutama kepada sibungsu