💚💚💚
"hyung" panggil jisung duduk di tepi kasur tepat di samping jaemin.
"hyung marah sama jie? " tanya bocah itu sembari mengelap pipi jaemin yang dibasahi oleh tangis nya dengan lengan baju milik jisung.
jaemin menggeleng.
"ucapan chenle benar Hyung" celetuk jisung.
"kalian terlalu mementingkan ku dari pada dirinya, chenle menemani jie dri awal kami satu sekolah hingga skrng, hyung.. jie mohon perlakukan lele seperti jie jugaa, lagi pula lele juga ingin merasakan nya bukan? jie sudah lebih dari cukup merasakan kasih sayang kalian padahal jie bukan bagian dari saudara kandung kalian, hehe" ujar jisung
mendengar itu jaemin menatap jisung dengan senduh, ia terharu dengan ucapan adik nya meskipun umur nya masih kecil namun dengan ucapan nya mampu membuat hati jaemin terasa hangat.
"hyung pernah bilang pada jie bahwa kita bersaudara, tidak ada nama nya pertengkaran di keluarga lee. jie gamau kalau lele terus-terusan terpojok seperti ini hanya karna jie, jie awal nya juga marah pada kalian karna kalian tidak pernah bilang jika aku bukan saudara kandung melainkan.. " ucapan nya terhenti mengingat ucapan yang pernah ia dengar.
"jiee, jangan berbicara seperti itu, kau bagian dari saudara kita, kita satu rahim jiee sudahlah jangan membuat hyung sedih " ucap jaemin memeluk adik nya.
"jie pengen ketemu ayah kandung jie " gumam nya di pelukan jaemin.
"tapi kita tidak tau keberadaan nya, ayolah jangan bersedih seperti ini, okey? "
jisung menatap kedua mata jaemin. "ingus hyung meleber"
jaemin spontan mengelap nya lalu menyentil telinga jisung "haishh kau ini"
"kenapaa? kan jie sudah baik hati memberi tau hyung hihs" dengus nya kesal.
pada keesokan hari itu, tidak seperti biasa nya bahkan bi jiahh saja heran mengapa bisa sepagi ini semua orng pada sibuk masing-masing terutama mark yang sedari pagi terus memijit pelipis kepala nya.
"hyung hari ini jie ad tugas kerja kelompok, boleh kan jie pulang lebih telat dari biasa ny? " ucap jisung pada mark.
mark hanya menganggukan kepalanya.
"jie ayo sarapan dulu" ucap renjun menyodorkan semangkuk sup rumput laut.
"aaa.. hyung " panggil jisung pada renjun.
"jie tidak suka sup rumput laut jika hyung lupa"
"oh ya, maaf hyung lupa " renjun mengambil kembali sup rumput laut itu lalu memberikan nya segelas susuu dan roti dengan baluran coklat di atas nya.
"chenle-yaa ayo makan " panggil jisung memandang saudara nya yg baru turun dri anak tangga.
chenle tidak menggubris sama sekali, ia beranjak keluar dengan ransel biru nya melewati pintu masuk.
jisung tau bahwa kini chenle tengah marah pada nya karna kejadian semalam. lalu mendadak saja ia memiliki ide cemerlang.
"aku tau hrus berbuat apa" batin nya tersenyum lebar.
"lihat bocah itu, sudah di kacangin oleh chenle kini ia telah gila, benarkan Jeno" ujar haechan
"jangan bikin keributan dasar " balas jeno
jisung menatap haechan sengit sementara haechan menatap jeno kesal.
"kau tidak bisa di ajak kerja sama" gerutu haechan lalu menatap adik bungsu nya.
haechan sontak kaget melihat tatapan sengit dari jisung. "apa? apa yang kau lihat "
"monyet Jahannam"
"HEH! " pekik mereka bersamaan.
chenle memasuki kelas nya yang masih sepi, hanya ia seorang diri yang menduduki bangku kelas nya, sunyi tanpa ada nya suara keributan dari orang-orang.
lagi pula siapa yang datang seawal diri nya? pukul 06:00 sementara bel masuk pukul 07:00
"adik mu itu imun tubuh nya lemah jadi dia akan gampang sakit Lee! kau ini seorang abang yang sangat buruk untuk adik mu lalu bagaimana nasib anak-ank mu nanti jika kau tidak bisa memberi contoh yang baik! "
"kau sudah besar le kau tidak perlu di marahi bahkan di nasehati lagi oleh kami, kau bisa berfikir sendirii! seharusnya kau yang menasehati jisung untuk menjadi lebih baik"
kalimat itu terus berputar di benak chenle.
"mereka benar-benar tidak menyayangi ku lagi bun.. ayah.. "
chenle melipat kedua tangan nya di atas meja lalu meletakan kepala nya diatas kedua tangan nya.
ia menangis membuang seluruh rasa kesal, sedih dan hancur nya. selagi kelas nya masih sepi ia mengeluarkan seluruh tangisan nya yang begitu saja membasahi kedua pipi nya.
"aku butuh pelukan.. hiks" isak nya.
pikiran nya kembali membayangkan bagaimana jisung menangis di pelukan jaemin namun ia bahkan jarang atau bahkan tidak pernah merasakan nya.
"aku harap hari ini adalah hari keuntungan ku.. "
💚💚💚
°
°
°
jangan lupa vote
see youu💚
pay pay👋
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAM FAMILY
Teen Fictiontujuh bersaudara yang hidup bersama tanpa adanya kedua orang tua meskipun begitu mereka selalu saling memberi kasih sayang terutama kepada sibungsu