٦٦

223 6 0
                                    

Malam hari pun tiba. Malam hari ini memang sangat berbeda dari biasanya. Ada keterangan dihati seseorang

Faza dan Hafidzah kini berada didalam kamarnya, sedangkan Fatih berada di ruang keluarga ndalem sedang bercerita bersama umi dan abinya

"Umma umma sini dong" Ucapan Faza yang dituruti Hafidzah

Hafidzah memeluk Faza "ada apa sayang?"

"Umma curiga gak sama orang tadi? Soalnya Faza gak asing sama wajahnya umma!"

"Sama umma juga gak asing sama wajah dan suaranya. Eh bentar za"

"Ada apa umma?"

Hafidzah berjalan mendekati meja yang diatas meja itu ada selempang bertulis lulusan S2 dan S3, piala, sertifikat, dan foto kenangan. Hafidzah akhirnya tau siapa yang umi dam abinya maksud tadi itu

"Faza.. sini nak" Ucapan Hafidzah sangat pelan tapi Faza masih bisa mendengarnya

Faza nurut ucapan Hafidzah "iya umma?"

Hafidzah mengelus punggung Faza "laki-laki itu-" Hafidzah menjeda ucapannya sendiri

Faza tampak serius "siapa umma? Baba?? Iya kan umma!"

Hafidzah mengangguk dengan kepastian "iya sayang, dia adalah baba kamu"

Faza yang mendengar ucapan Hafidzah, ia memeluk ummanya. Sedangkan Hafidzah sudah menangis bahagia. Hafidzah mengendong Faza menuju ranjang. Mereka berdua duduk diatasnya ranjangnya. Keadaan saat ini menjadi hening karena mereka sedang memikir dengan bayangan mereka sendiri

Ceklek..

Pintu kamar terbuka, sontak Hafidzah dan Faza langsung memeluk sosok tegap dan tinggi itu. Siapa lagi kalau bukan Fatih, laki-laki yang ia rindukan selama 5 tahun

"Hubbyy..."

"Babaaa..."

Fatih memeluk kedua gadisnya dengan sangat erat. Katakan saja dunia mereka yang punya

Fatih mengelus kepala Faza dan punggung Hafidzah "Assalamu'alaikum ya zaujatiku wa anak baba"

"Wa'alaikumsalam"

Fatih yang merasa dipeluk sangat rapat, sekarang nafasnya menjadi sesak

"Ayo duduk dulu gih. Pintunya aku tutup dulu" Ucapan Fatih yang diangguki keduanya

Mereka bertiga duduk di ranjang dan posisi masih memeluk Fatih

"Ahlan wa sallam hubby!" Ucap Hafidzah sambil tersenyum

"Na'am Zaujati!" Fatih membalas senyuman Hafidzah

Tanpa ada rasa bersalah, Faza memukul tangan Fatih dengan sangat pelan "babaa.. kenapa baba kalau mau pulang gak bilang dulu?"

Fatih mencium keningnya Faza "memang harus ya?!"

"Harus baba!" Faza tak mau kalah

"Kenapa harus?" Tanya Fatih

"Ih babamu ini gak tau rencana kita ya za" Ucapan Hafidzah yang  diangguki Faza

"Rencana apa hm?" Ucap Fatih

"Kepo banget babamu ini" Ucap Hafidzah

"Baba Faza, hubby umma juga" Ucap Faza

"Iya.." Ucap Hafidzah

"Udah umma nanti aja bahas ini kalau gak ada baba" Ucap Faza

"Hayo bahas apa? Baba gak diajak join" Ucap Fatih

"Gak" Ucap keduanya dengan bersamaan

"Ya sudah kalau begitu, yang penting gak bahas yang aneh-aneh" Ucapan Fatih membuat Hafidzah langsung menjawab

Seorang Gus Dan Ning (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang