Malam hari pun tiba. Malam hari ini memang sangat berbeda dari biasanya. Ada keterangan dihati seseorang
Faza dan Hafidzah kini berada didalam kamarnya, sedangkan Fatih berada di ruang keluarga ndalem sedang bercerita bersama umi dan abinya
"Umma umma sini dong" Ucapan Faza yang dituruti Hafidzah
Hafidzah memeluk Faza "ada apa sayang?"
"Umma curiga gak sama orang tadi? Soalnya Faza gak asing sama wajahnya umma!"
"Sama umma juga gak asing sama wajah dan suaranya. Eh bentar za"
"Ada apa umma?"
Hafidzah berjalan mendekati meja yang diatas meja itu ada selempang bertulis lulusan S2 dan S3, piala, sertifikat, dan foto kenangan. Hafidzah akhirnya tau siapa yang umi dam abinya maksud tadi itu
"Faza.. sini nak" Ucapan Hafidzah sangat pelan tapi Faza masih bisa mendengarnya
Faza nurut ucapan Hafidzah "iya umma?"
Hafidzah mengelus punggung Faza "laki-laki itu-" Hafidzah menjeda ucapannya sendiri
Faza tampak serius "siapa umma? Baba?? Iya kan umma!"
Hafidzah mengangguk dengan kepastian "iya sayang, dia adalah baba kamu"
Faza yang mendengar ucapan Hafidzah, ia memeluk ummanya. Sedangkan Hafidzah sudah menangis bahagia. Hafidzah mengendong Faza menuju ranjang. Mereka berdua duduk diatasnya ranjangnya. Keadaan saat ini menjadi hening karena mereka sedang memikir dengan bayangan mereka sendiri
Ceklek..
Pintu kamar terbuka, sontak Hafidzah dan Faza langsung memeluk sosok tegap dan tinggi itu. Siapa lagi kalau bukan Fatih, laki-laki yang ia rindukan selama 5 tahun
"Hubbyy..."
"Babaaa..."
Fatih memeluk kedua gadisnya dengan sangat erat. Katakan saja dunia mereka yang punya
Fatih mengelus kepala Faza dan punggung Hafidzah "Assalamu'alaikum ya zaujatiku wa anak baba"
"Wa'alaikumsalam"
Fatih yang merasa dipeluk sangat rapat, sekarang nafasnya menjadi sesak
"Ayo duduk dulu gih. Pintunya aku tutup dulu" Ucapan Fatih yang diangguki keduanya
Mereka bertiga duduk di ranjang dan posisi masih memeluk Fatih
"Ahlan wa sallam hubby!" Ucap Hafidzah sambil tersenyum
"Na'am Zaujati!" Fatih membalas senyuman Hafidzah
Tanpa ada rasa bersalah, Faza memukul tangan Fatih dengan sangat pelan "babaa.. kenapa baba kalau mau pulang gak bilang dulu?"
Fatih mencium keningnya Faza "memang harus ya?!"
"Harus baba!" Faza tak mau kalah
"Kenapa harus?" Tanya Fatih
"Ih babamu ini gak tau rencana kita ya za" Ucapan Hafidzah yang diangguki Faza
"Rencana apa hm?" Ucap Fatih
"Kepo banget babamu ini" Ucap Hafidzah
"Baba Faza, hubby umma juga" Ucap Faza
"Iya.." Ucap Hafidzah
"Udah umma nanti aja bahas ini kalau gak ada baba" Ucap Faza
"Hayo bahas apa? Baba gak diajak join" Ucap Fatih
"Gak" Ucap keduanya dengan bersamaan
"Ya sudah kalau begitu, yang penting gak bahas yang aneh-aneh" Ucapan Fatih membuat Hafidzah langsung menjawab
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Gus Dan Ning (END)
RandomAssalamu'alaikum semua..... Hafidz dan Hafidzah adalah anak kembar yang sama-sama pintar agama serta penghafal Al-Qur'an. Bunda dan Ayah mereka juga seseorang yang faham agama. Lantas mereka pantas bersanding dengan orang yang memiliki ilmu agama ya...