٢٩

290 4 0
                                    

"Huff okey. Jadi sebenarnya aku itu mau-mau aja jadi ustadz disini. Eh sama kyai dan Bu nyai disuruh kesini soalnya mau pemilihan calon. Aku cuma ngerasa gak enak aja sama kalian" Ucap Fatih. Jaliz dan Rifad menggelengkan kepalanya

"Ck ck ck... Ya emang gak enak lah kalau aku dimakan"

Fatih memutar bola matanya dengan malas "Ya maksudnya lah cuaaazzkk"

"Gua ngerti apa yang lo maksud, Fatih"

"Tuh Jaliz aja ngerti" Fatih melirik Rifad

"Iy-hoo aku juga ngerti kok tih" Rifad menghela nafas

"Sebenarnya aku tuh juga mau jadi penerus diponpes ini tapi.." Jaliz membuat Fatih dan Rifad kebingungan. Ucapannya di potong sendiri karena sedikit ragu untuk mengucapkannya

"Tapi apa?"

"Kalian tau gak?!"

"Ya gak lah orang belum dikasih tau" kenapa yang aneh sekarang jadi Jaliz?

"Yeee gimane seh kau ni" Rifad menyenggol lengan Jaliz dengan kasar

"Okey-okey tapi... Aku mau di jodohkan" mengapa Rifad dan Fatih senang mendengar salah satu sahabatnya yang ingin dijodohkan?

Alhamdulillah akhirnya Jaliz lagi ya guys..
Sekarang tinggal Rifad aja tuh yang belum ada calonnya

Fatih tersenyum tipis sembari menarik pundak Jaliz maju kedepan "Wehhh busettdd dijodohin sama siapa kamu?"

"Uhuyy kayaknya aku jomblo sendiri nih" sangat bangga sekali Rifad menjadi sahabat yang jomblo sendiri. Disaat-saat usia yang setara dengan mereka bertiga, ingin menikah. Tapi kenapa Rifad tidak minat? Anak remaja aja biasanya udah mau cepet-cepet nikah

"Mangkanya cari pasangan" Ucap Fatih dan Jaliz secara bersamaan

"Iye in syaa Allah"

"Gua dijodohin sama ustadzah dari negara Arab oyy" Ucapan Jaliz yang membuat Rifad terkejut

"Hah gak salah denger nih aku?" Rifad masih tak menyangka Jaliz dijodohkan oleh Ustadzah yang berasal dari negara Arab. Jaliz menggelengkan kepalanya

"Gimana-gimana sih Liz? Ceritain semuanya deh biar lebih jelas" Ucap Fatih yang diangguki oleh Jaliz

"Sebenarnya sebelum aku ke pondok ini. Umi ku mendapat telepon, dan itu telepon dari temennya umi. Umi juga sempet bicara soal perjodohan aku sama dia. Keluarga dari dia dan umi aku udah merestui. Dan dianya juga udah, tapi akunya yang belum ada jawaban pasti" Jaliz menghela nafas panjangnya yang sedari tadi ditahan

Fatih menepuk pundak Jaliz dengan menggelengkan kepalanya "Liz gimana sih kamu ini. Kalau emang udah jodoh ya udah serbu aja"

"Iya tuh Liz, mumpung lagi diskon" Rifad mengangkat kedua alisnya

Jaiz menatap Rifad dan Fatih dengan tajam "Emang toko shoppie apa? Serba serbu pake diskon pula" Jaliz mendekatkan dirinya kearah mereka berdua "gua belum cek out, ntar aja masukin ranjang kamar gua kalau udah halal"

Astaghfirullah halladzim..!
Apa-apaan oii Jaliz ini ma ada-ada aja

Awalnya Rifad hanya ingin bercanda, tapi apalah ini Jaliz malah diluar candaan "astaghfirullah ya akhy.." Rifad melongo

Fatih tersenyum tipis yang dari tadi sudah mengetahui apa maksud Jaliz. Bodoh amat kalau hal ini terus saja dipikirkan. Fatih tidak seperti Rifad yang selalu kepikiran

"Kamu udah sholat istikharah untuk memastikan?" Jaliz mengangguk yakin dengan pertanyaan Fatih

"Terus perkembangannya gimana Liz?"

Seorang Gus Dan Ning (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang