٤٣

205 4 0
                                    

"Afwan siapa itu??" Teriak Dafin

Riva membuka pintu yang tak terkunci, dan ia langsung masuk

"Ana.." Ucap Riva

"Anti mau apa?"

Riva bukan malah menjawab pertanyaan Dafin, ia malah melihat sekelilingnya

"Afwan.. apakah anta disini sendirian?"

"Na'am. Karena hari ini jadwal yang jaga itu ana"

"Oh.."

"Ana tadi tanya sama anti, tapi kenapa anti laa menjawab?"

"Dafin tanya apa? Eh anta!!"

"Ana tanya anti mau apa?"

"Ya mau pinjem hp bentar"

"Buat?"

"Buat telepon"

"Okeh berarti bulan ini anti laa boleh meminjam hp lagi"

"Na'am"

Dafin menyerahkan hpnya Riva. Aturan bermain atau memegang hp di pondoknya Fatih, itu cuma boleh satu bulan sekali. Waktunya 30 menit. Orang tua bisa menengok anaknya di pondok , itu cuma satu bulan empat kali

Dafin kini curiga dengan gerak-geriknya Riva. Biasanya Riva tidak pernah segugup ini jika meminjam hp

"Dia sedang apa ya? Gerakannya kok mencurigakan banget. Biasanya dia kalau pinjam hp santai-santai aja, tapi sekarang beda dari biasanya" Batin Dafin

Dafin mencoba positif thinking terhadap sikap Riva "ah mungkin dia kangen dadakan sama keluarganya kali ya"

Riva kini terus fokus ke hpnya, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ia sedang dilihat oleh santri yang inggin meminjam hp juga

"Akhirnyaaa selesai juga.." Batin Riva

"Tunggu sebentar lagi.. sabar ya Hafidzah! Bentar lagi Gus Fatih akan menangis meratapi kepergianmu"

Riva mendekati Dafin untuk mengembalikan hp

"Ana udah selesai" Ucap Riva sambil menyerahkan hpnya

Dafin meraih hp yang diserahkan Riva "Na'am. Ini tanda tangan dulu"

Setelah Riva tanda tangan, ia langsung pergi dari ruangan itu dengan lari. Hal itu yang memperkuat kecurigaan Dafin. Dafin mencoba mengabaikannya, tapi pikirannya tidak tenang. Sekarang Riva berada di depan gerbang pondok

"Semoga aja rencana ku berjalan dengan lancar" Batin Riva

"Tapi caranya agar aku bisa kabur dari pondok ini gimana ya? Ketat banget penjagaannya"

"Ya udah lah gak papa kalau aku gak bisa kabur dari pondok ini. Yang penting anak buahku sudah melakukannya. Semoga aja berjalan dengan lancar tanpa ada kendala"

Pak satpam yang melihat gerak-gerik Riva, juga ikut mencurigainya

"Dia ngapain ya? Kayaknya kok ada niat jahat" Batin pak satpam

"Apa aku coba kesana aja ya! Wahh kalau bener dugaanku, ada yang gak beres nih"

Pak satpam kini menghampiri Riva yang masih berdiri di depan pondok sambil tersenyum

"Riva..." Panggil pak satpam

Riva kaget dengan pangilan pak satpam "pak.. ngagetin aja"

"Kamu ngapain disini? Pake keluar gerbang pondok lagi. Jangan-jangan kamu mau kabur ya!"

"Duh alasan apa aku ini??" Batin Riva

"E-ee anu pak"

"Anu.. apa itu pak"

Seorang Gus Dan Ning (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang