Malam harinya, Hafidzah terlihat sedang merapikan baju-baju didalam lemarinya. Tak sengaja ia menemukan foto masa kecilnya Fatih
Hafidzah tersenyum samar "lucu juga ya hubby dulu"
Hafidzah hendak memasukkan foto ke dalam lemari, pintu kamar terbuka yang menampakkan sosok Fatih
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Ngapain Zau?"
Hafidzah tersenyum malu "hehe.. lihatin foto hub, lucu ya fotonya"
Fatih mengangkat satu alisnya "oh ya? Memangnya foto siapa?"
Hafidzah melihatkan foto yang tadinya di sembunyikan "foto ini, fotonya suamiku waktu kecil. Dia tuh lucu banget, andai dulu aku udah hadir disampingnya pasti aku udah gemesin dia"
Fatih tersenyum manis "siapa sih suaminya kok sayang banget?"
"Sayang atau sayang banget?"
"Kata terakhir"
"Oh kalau itu namanya Muhammad Al Fatih, nama panggilannya itu Fatih. Tapi disini aku panggil hubby, hanya aku aja yang boleh panggil itu dan baba untuk Faza serta adik-adiknya nanti"
Fatih terkekeh dan mengacak jilbabnya Hafidzah "dimana suaminya?"
Hafidzah menunjuk ke arah Fatih "didepan saya"
Fatih mencubit pipi Hafidzah "Na'am Zaujati ana"
"Na'am hubby, tapi juga jangan ngacak jilbabku dong. Jadi benerin lagi kan hub" Hafidzah kesal karena jilbabnya diacak gemas oleh Fatih
Fatih malah tertawa melihat tingkah kesal istrinya "abisnya kamu lucu sih. Mangkanya kalau jadi perempuan itu jangan lucu-lucu, bolehnya jadi perempuan saya yang lucu"
Hafidzah menatap tajam Fatih "terus bedanya apa hub? Gak ada bedanya tauu"
"Ada"
"Apa?"
"Kalau setiap perempuan itu belum tentu menjadi perempuan saya. Sedangkan perempuan saya, namanya dari dulu sudah tertulis di Lauhul Mahfud. Dia sekarang lagi kesel karena jilbabnya saya acak, lucu" Sempat-sempatnya Fatih mengingatkan tentang jilbabnya
Hafidzah memukul pelan lengan Fatih "ih hub, gara-gara kamu ini. Padahal udah paling Purna. Jadi benerin lagi kan"
Fatih membenarkan jilbab Hafidzah "sini, saya benerin"
Hafidzah teringat sesuatu "oh ya hub, tadi rapatnya gimana? Terus Faza kemana lagi tu anak?"
"Faza tadi ikut Difa ke asrama santriwati"
"Rapatnya gimana?"
Belum sempat menjawab, Fatih merasa ada seseorang yang mengintip di samping pintu yang tadi terbuka
Fatih langsung memanggilnya "Fad, kemari Fad"
Yang merasa namanya dipanggil, Rifad kaget karena ketahuan. Hafidzah melihat kearah pintu yang dari tadi terbuka
Rifad berjalan masuk kamarnya "hehehe.. maaf siapa suruh juga aku sama pintu di kacangin didepan lagi, gak disuruh masuk atau apa gitu kek"
Fatih terkekeh "memang kamu dari tadi disini?"
"Iya lah, mau manggil tapi kok gangu kata ku sih mending gak usah" ucap Rifad
"Hubby, aku tau kenapa Rifad mengintip. Dia itu kebelet nikah sama Erla" ucap Hafidzah
Fatih mengangguk "iya memang, undangannya aja udah dibuat"
Hafidzah mengkerutkan alisnya "kenapa Erla gak bilang aku ya? Gak sempet mungkin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Gus Dan Ning (END)
RandomAssalamu'alaikum semua..... Hafidz dan Hafidzah adalah anak kembar yang sama-sama pintar agama serta penghafal Al-Qur'an. Bunda dan Ayah mereka juga seseorang yang faham agama. Lantas mereka pantas bersanding dengan orang yang memiliki ilmu agama ya...