١٠

1K 19 0
                                    

Pagi hari yang cerah menyambut kebahagiaannya sepasang suami istri yang baru saja menikah. Jam sudah menunjukkan pukul 03:00 pagi

"Assalamu'alaikum, Zaujati ayo bangun" Ucap Fatih

Masih belum ada respon dari Hafidzah. Fatih pun mengulang pembicaraannya sebanyak 2x dan Hafidzah pun terbangun

"Wa'alaikumsalam Hubby. Iya hub bentar 5 menit lagi, ini kan juga belum subuh masih pagi-pagi sekali" Ucap Hafidzah

"Ayok sholat tahajud dulu. ga ada 5 menit adanya 5 jam yang iya.. Udah ayok bangun, Hubby ambil air wudhu dulu" Ucap Fatih

Hafidzah terbangun dari tempat tidurnya "Iya hub"

Hafidzah memandang punggung Fatih yang berada di kamar mandi untuk mengambil wudhu "Hubby sama Amry beda ya cara bangunin aku. Aku lebih suka caranya Gus Fatih, dia lembut sekali kalau membangunkan. Beda lagi kalau Amry, kalau gak bangun entahlah mau dipukul pake apa" batin Hafidzah dengan sangat jujur

Hafidzah pun bangun dan ia mengambil air wudhu. Fatih dan Hafidzah pun sholat tahajud sebelum adzan subuh. 30 menit kemudian adzan subuh telah berkumandang. Mereka berdua sholat subuh sekalian. Sehabis menunaikan sholat subuh, mereka langsung saling menyimak hafalnya

"Ayok Zaujati aku simak dulu kamu" Ucap Fatih

"Ko aku dulu sihh? Kamu dulu dong Hubby!" Ucap Hafidzah dengan suara khasnya

"Hehe.. Engga kamu dulu. Hehehe. Lucu banget sih kamu, ntar kalau lucu-lucu nanti pipimu aku cubit nih. Iiiiii gemes banget ya Allah" Ucap Fatih

"Iihhh mass sakit tau!!. Malah pake diketawain, ga lucu tau" Ucap Hafidzah

"Hah mas? Ya udah ga papa kalau memang kamu panggil aku mas. Berarti aku panggil kamu sayang. Orang jelas-jelas kamu yang lucu" Ucap Fatih

"Oh ya Hubby maaf lupa hehhehe.. Ayok hub kamu dulu dahh!" Ucap Hafidzah

"Ya udah. Bismillah hirohmanirohim
Sadaqallah huladzim" Ucap Fatih

"Masya Allah bacaannya lancar, mahrodnya bener, fasih lagi, dan suaranya bagus. Lope lope untuk mu mas Gus" Ucap Hafidzah dalam hati

"Zaujati kenapa bengong? Hemm... Apa ada yang ga beres?" Ucap Fatih

"Eh, engga kok ga ada papa cuma aku lihatin tirai itu" Ucap Hafidzah

"Oh, kukira ada apa. Yaudah ayok cepet" Ucap Fatih

"Iya. Bismillah hirohmanirohim" Ucap Hafidzah

Hafidzah pun membacanya dan ditengah-tengah

"Zau bentar skip" Ucap Fatih

"Ada apa hub?" Ucap Hafidzah

"Bacaan mu ada yang salah tuh, benerin" Ucap Fatih

"Oh iya hub, maaaf hub" Ucap Hafidzah

10 menit kemudian

"Hem... Itu bacaannya apa? Hm" Ucap Fatih

"Astaghfirullah hub, iya-iya lupa aku" Ucap Hafidzah

"Benerin cepet, kalau salah lagi nanti aku cium semua wajahmu" Ucap Fatih

"Ih hub ga boleh gituu..." Ucap Hafidzah

"Ya boleh lah kenapa sama istri sendiri ga boleh?" Ucap Fatih

Hafidzah pun membenarkan bacaannya yang salah. Setelah simaan mereka langsung mengerjakan tugas rumah tangga seperti biasa

"Hub, katanya kamu mau cerita tentang masa lalu kamu hub! Ceritain dongg hubb!" Ucap Hafidzah

"Nanti aja, kamu aja belum masak yaa kan!?" Ucap Fatih

"Kalau habis masak dan makan ya.." Ucap Hafidzah

"Engga, kalau habis ngeberesin semuanya. Baru nanti Hubby ceritain" Ucap Fatih dengan nada yang meyakinkan

Hafidzah pun menuruti perintah dari Fatih. Setelah selesai bekerja akhirnya mereka pun bercerita

"Gimana zau mau aku ceritain ga?" Ucap Fatih

"Ya iya dong hubb" Ucap Hafidzah

"Okey jadi begini:
Aku punya ibu seper susuan. Katanya aku dibuang oleh ibuk dan bapakku sendiri. Aku dibuang dibawah pohon. Lalu aku dibawa kerumahnya ibu seper susuan ku itu. Aku di rawat hingga berusia 2 tahun. Saat aku 2½ tahun aku di usir dari rumah, karena ibu sudah mempunyai anak kandung sendiri. Aku tanya ke ibuku mengapa aku diusir? Lalu ibuku menjawab "karena aku sudah punya anak kandung sendiri, takutnya nanti ibu dibilang pilih kasih. Fatih maafkan ibu ya, seharusnya ibu engga mau mengusir kamu dari sini tapi ya gimana lagi. Soalnya ini perintah dari bapa" Ibu bilang gitu. Terus aku pergi dari rumah. Aku mencoba buat mengerti apa maksud ibu dan bapa. Akhirnya pun aku bisa mengerti. Lalu setelah aku pergi dirumah ibu dan bapa ku, aku tidak tau lagi harus kemana. Karena aku pun tidak mempunyai keluarga yang aku kenal selain ibu dan bapa. Aku pun memutuskan untuk tinggal diluar kota tempat tinggal ibu dan bapa, karena jika aku menetap di kota itu nanti ibu dan bapa khawatir kepadaku, dan pastinya mereka membawa pulang aku lagi. Aku juga tau rasanya dibandingkan itu kayak gimana, mangkanya aku milih keputusan untuk tidak kembali ke rumah ibu dan bapa lagi. Lalu aku akhirnya tidur di trotoar sementara sampai aku usia 3 tahun. Pas tepat dengan ulang tahun ku, aku menemukan rumah tua, ya engga tua banget sih. Rumahnya juga lumayan sederhana. Tapi disitu aku langsung masuk kedalam. Tapi anehnya kenapa aku pas masuk itu udah ada persediaan makanan dan baju-baju yang masih bagus. Disitu aku pun kebingungan ini rumah siapa?. Aku pun hanya menumpang tidur sementara. Aku tinggal di situ sudah hampir 1 tahun. Tapi tidak ada yang menghampiri pemilik rumah itu. Aku pun terus berpikir positif. Dan aku usia 5 tahun, aku mulai sekolah di swasta. Yaitu sekolah ke Islam an. Aku disitu baru aja daftar belum masuk sekolah, aku sudah bingung mau cari uang ke mana?. Akhirnya pun aku mendapat pekerjaan dari orang kaya, dan pekerjaan itu ku lakukan sampai aku berusia 10 tahun. Sekolahku dulu bukan di SD tapi di MI. Entah kenapa dulu aku pas masih usia 3 tahun tertarik banget mempelajari lebih dalam ilmu agama Islam. Pas usia 11 tahun sampai 19 tahun aku buka usaha sendiri dan pada usia 20 sampai 23 adalah finally" Ucap Fatih

Hafidzah yang menangis membuat Fatih inggin menangis juga. Tapi matanya Fatih masih terlihat berkaca-kaca

"Oh jadi begitu hub. Ya Allah hub, andai aja aku jadi kamu.. aku aja udah pasti nyerah hub ga tau lagi mau kemana. Hiikss" Ucap Hafidzah

"Iya, mangkanya itu. Setiap orang tanya masa laluku saya selalu diam dan menutupi semua itu" Ucap Fatih

"Lalu, lalu hub gimana pas kamu SMP sampai seterusnya itu hub? Yang jelas dannn lengkap dong hub" Ucap Hafidzah dengan penasaran

"Iya zau
Nah pas aku lulus MI aku memutuskan langsung mondok, begitu pula pas MA aku juga mondok. Kalau aku liburan pondok biasanya aku ga santai-santai gitu. Tapi aku bekerja membantu orang pasar sih. Pas aku kelas 7 Alhamdulillah aku bisa beli rumah sendiri, tapi rumah itu ga besar, ya sederhana sih. Itu semua ku lakukan sampai MA. Dan lulus dari MA aku di telpon pihak negara Indonesia entah namanya pak siapa gitu aku lupa. Soalnya itu udah lama banget. Dan katanya aku dapat biaya siswa untuk kuliah di Indonesia. Aku tanya begini "bapak tau itu semua dari mana?" Lalu bapaknya menjawab "itu dari kepala sekolah MI mu dulu". Udah gitu aja. Tapi kuliah disitu bukan kuliah negeri tapi pondok. Jadi disitu aku pemantapan. Jadi aku kuliah disitu cuma sampai S1, 4 tahun" Ucap Fatih

🗣️ Syukron Katsir yang baca lanjut di part selanjutnya ya📝 janggan lupa like and follow 📍

Seorang Gus Dan Ning (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang