57. DIA PEMBUNUHNYA!

3.5K 113 34
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Kok tau, kalo aku alergi kacang almond?"

"Di kasih tau sama Selina tadi."

Keduanya sudah masuk ke dalam mobil, hanya saja, Arion belum menjalankan mobilnya. Mereka masih berada di area parkiran sekolah.

"Sakit gak lengannya?" tanya Arion, setelah meraih lengan tangan Serra, dan mengusapnya secara lembut.

Serra sedikit bingung, namun detik berikutnya, dia mengangguk paham. Ternyata Arion tadi juga melihat kelakuan Adel yang meremas lengan tangannya.

"Gak terlalu sih, cuma kesel aja sama dia. Nyebelin banget tuh anak!" kesal Serra, saat mengingat, bagaimana tadi Adel yang meremas kuat lengan tangannya, hingga meninggalkan bekas merah di lengannya.

Arion memang melihatnya tadi, dia sempat marah dan ingin menghampiri Serra, tapi begitu melihat Serra yang menyentak kasar tangan Adel, Arion cukup yakin, jika Serra bisa mengatasinya sendiri.

Cup.

Arion mengecup lembut lengan tangan Serra. "Nanti aku kasih pelajaran ke dia."

"Jangan!" Gadis itu menggeleng cepat. "Jangan ya? aku gak pa-pa kok. Dia mungkin gak sengaja aja tadi."

Walaupun cukup kesal dengan Adel, tapi Serra juga tidak setega itu membiarkan Arion melukai adek kelasnya. Apa lagi Serra juga tidak tahu apa yang akan Arion lakukan kepada Adel nantinya, mengingat jika Arion tidak pernah memandang gender untuk memberinya pelajaran.

Arion mengusap pelan surai rambut Serra, yang setelah itu mengangguk. Arion tidak janji, tapi dia akan melepaskan Adel. Jika nanti Adel kembali berulah, barulah Arion akan bertindak cepat.

"Nanti malam mau main?" tanya Arion lembut.

"Em.. lain kali aja ya? Nanti malam aku mau kumpul sama temen aku," jawab Serra.

Arion mengangguk. "Mau mampir ke mana dulu sebelum pulang?"

Serra tampak diam berpikir, lalu menatap Arion sambil mengulum senyumannya. Arion sudah tidak ngambek lagi kepadanya.

"Kok malah senyum? kenapa hm?"

"Udah gak ngambek lagi sama aku?"

Arion menggeleng lucu. "Kamu mau aku ngambek lagi?"

"Enggakkkk. Kamu kalo ngambek susah di bujuk," komentar Serra.

Arion terkekeh pelan. "Gampang kalo mau bujuk aku. Tinggal pakai cara yang bisa bikin aku seneng aja."

Serra kembali berpikir. "Kalo makan bakso di pinggir jalan, kamu jadi seneng gak?"

"Aku selalu seneng, apa pun itu yang kamu lakuin buat bujuk aku."

"Oke! Kalo gitu kita makan bakso di pinggir jalan ya? Aku bakal traktir kamu sepuasnya!" final Serra.

Arion terkekeh kecil sembari mengacak pelan surai rambut Serra. "Siap Tuan Putri."

° ° ° ° °

Malam ini, Serra mengendarai motor besarnya untuk menuju ke markas DAREDEVIL. Sudah lama rasanya setelah kepindahan gadis itu ke sekolah SMA TRI SATYA, kini Serra belum pernah mendatangi markas itu kembali. Tapi Serra sangat yakin, jika Mora dan Milka bisa mengurus markasnya tanpa ada dirinya.

Setibanya di rumah yang cukup sederhana dengan nuansa warna abu-abu sebagai markas mereka, Serra turun dari motornya setelah melepas helm full facenya. Hari ini tidak banyak yang berdatangan, tapi ada beberapa motor besar yang memenuhi halaman depan rumah sederhana itu dan satu mobil.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang