🎼 27. Manfaatin Rona?

1.5K 75 0
                                    

27
.
.
.
🎼🎼🎼

Kegiatan Elvis hari ini setelah tidur di kelas ya nongkrong di kantin bareng antek-anteknya, mau ngapain lagi? Main futsal tengah lapangan terus tebar pesona ke adek kelas? Itu bukan Elvis banget.
Bergerak saja dia malas sekali apalagi harus olahraga, lari-larian sampai peluh bercucuran.

Elvis mengetuk-ngetuk kakinya di bawah sana sembari menikmati pentol berlumur saus dan juga kecap. Pun dengan sengaja dia menyenggolkan kakinya ke sepatu milik Alfa ketika anak itu sedang menyeruput kuah pentol. Iseng aja sih sebenernya, soalnya dari tadi di antara mereka tidak ada yang membuka percakapan. Beto yang biasanya bawel juga agak suntuk hari ini. Terlihat dari cekungan matanya dan bibirnya yang kering.

"Sepatu Lo bisa diem gak?" Sewot Alfa ke arah Elvis yang malah nyengir kuda. "Lagian heran gue sama Lo, hobi banget pake sepatu olahraga, gak cocok sama seragam putih abu yang Lo pake," lanjutnya.

Elvis mengangkat bahu tak acuh, "tergantung yang pake! Kalo gue yang pake sih, cocok-cocok aja. Iya gak To?" Elvis melirik ke arah Beto di samping Alfa, keduanya duduk berhadapan dengan Elvis. "To? Beto! Kenapa tuh anak?" Tanyanya pada Alfa yang masih fokus makan sebab Beto tak menyahut guyonannya sama sekali. Laki-laki berambut ikal itu hanya mengaduk es teh manis berulang kali.

"Biasa dia, kemarin abis di tolak cewek."

Mendengar ucapan Alfa, membuat Beto merasa terkoneksi, lantas dia menyeruput minumannya dan siap buka suara untuk menceritakan keadaannya.

"Udah, Lo diem hari ini. Cape gue ladenin curhatan Lo Mulu di motor. Mana dramatis banget lagi," titah Alfa masih sibuk menyuapkan pentol terakhirnya. "Bu tambah satu porsi."

Beto yang tidak jadi memulai sesi curhatnya memilih diam. Dan sekarang percakapan diantara ketiganya hanya di dominasi oleh Elvis dan Alfa saja.

"Badan berotot Lo bakal kempes kalo jajan pentol Mulu. Mending siniin pentolnya biar gue yang makan." Elvis menarik mangkuk kedua lafa yang masih penuh. "Nah gini, biar badan temen Lo ini agak berisi gak cengkring gini."

"Ya enggak lah, gue tiap Minggu gym. Gak kaya Lo tidur Mulu, siniin lagi ah." Alfa menarik lagi mangkuk pentolnya. Kali ini Alfa meminta tambahan mie ke ibu-ibu kantin.

Melihat Alfa menyeruput mie nya membuat Elvis teringat kemarin ketika dia berteduh di warung kopi bersama Rona.

Hujannya reda tepat seperti perkiraan, jadilah Elvis tidak jadi ke minimarket buat beli mantelnya. Bibirnya tersenyum begitu mengingat percakapan ringan di atas motor. Meskipun didominasi dengan kata 'hah?" Akibat angin kencang, itu tak membuat obrolan mereka putus.

"Awas robek mulutnya," ledek Alfa. "Btw gimana? Masih persiapan?"

Baru Elvis sadar akan pertanyaan Alfa setelah beberapa detik berlalu, "Oh, itu? Udah kok, tinggal nunggu tanggal buat daftarnya. Gue juga usaha da trik latihan biar makin wah," jelasnya sambil senyum-senyum sendiri mengingat perkataan Rona waktu itu.

"Lo tertarik sama dia?" Pertanyaan spontan dari Alfa tentu saja membuat Elvis sedikit mengerutkan kening.

Berbeda dengan Beto, kini justru dia bangkit dan mengejar seseorang yang telah menolaknya di ujung kantin. Biar cupu-cupu gitu, Beto ini sering banget dekatin cewek tapi ya ujung-ujungnya sama saja. Sama-sama ditolak.

"Woy Beto!" Panggilan Elvis sama sekali tidak digubris olehnya.

"Udahlah biarin, Balim topik. Lo tertarik sama dia?" Kalimat santai namun terkesan memaksa agar Elvis menjawabnya.

"Menurut Lo, Gimana?" Alih-alih menjawab, Elvis malah balik bertanyalah.

"Menurut gue?"

"Bukan menurut ibu kantin. Ya, menurut Lo lah, Alfa! Kesel gue lam-"

"Iya, Lo tertarik sama dia," jawab Alfa sambil mengaduk kuah pentol. Tatapannya juga menunduk sama sekali tidak melihat wajah Elvis yang tiba-tiba memerah.

"Kok, Lo bisa nebak gitu?" Elvis terkekeh dengan ucapan sahabatnya itu. Sahabat spek Intel. Jangan salah, modelan cuek begitu, dia peka banget sama sekitarnya. "Padahal gue aja gak tahu sama perasaan gue sendiri."

"Ya tahu lah, mata Lo hampir keluar setiap kali dia ketangkap sama netra Lo!" Alfa memutar malas kedua bola matanya. "Inget! Jangan ngebaperin anak orang kalau cuma mau manfaatin."

"Maksudnya?" Sebenarnya Elvis paham makna ucapan Alfa. Tapi dia menampik hal itu.

"Ya, gue gak mau aja Lo ngedeketin dia cuma buat manfaatin keuntungan buat kepentingan Lo. Lo sendiri tahu kan kakaknya siapa? Jangan sampai deh, Lo deketin dia cuma buat nyogok supaya Lo bisa masuk Raja Musik," jelas Alfa begitu tenang. Takut-takut sahabatnya ini akan tersinggung.

Tapi di luar dugaan, Elvis justru menegakan punggungnya dan membalas perkataan Alfa dengan santai.

"Ya emang itu tujuan gue deketin dia," jawabnya membuat Alfa geleng-geleng kepala. Tak menyangka Elvis akan berucap seperti itu.

"Kalau emang tujuan Lo itu, cukup sampe sini aja. Gak usah deketin dia lagi. Lo tahu kan hati cewek tuh mudah luluh, sedikit dibamerin aja efeknya bisa berkepanjangan. Jadi Lo udah-"

"Itu dulu, pertama gue lihat dia sebenernya udah tertarik, jarang aja ada cewek biasa-biasa aja yang langsung klop di hati kan. Apalagi pas tahu dia adiknya Ketua band impian gue. Makin greget juga buat deketin." Elvis menghela napasnya sebelum melanjutkan perkataanya. "Awalnya emang gue ngedeketin dia kasarnya sih karena itu. Gue pengen tahu aja seluk beluk band impian gue dari orang dalam bukan hal lain lagi. Gak keren dong gue masuk band itu kalo jalur orang dalam? Lagi pula gue sama sekali gak maksa dia kok, dia yang mau bantu gue sendiri. "

Alfa melempar Elvis dengan kerupuk sisa gigitannya. "Ya itu tandanya dia udah baper sama Lo. Cewek kebanyakan emang gitu!"

"Dengerin gue dulu napa! Perasaan nyolot mulu dari tadi." Elvis mengusap wajahnya kasar.

"Yaudah lanjut!"

"Tapi makin kesini makin beda. Gue jadi seneng deket sama dia, makan bareng dia, ngobrol berdua. Ya biasa anak muda," gumamnya lebih pelan. Kedua telinga Elvis bersemu.

"Iya deh yang lagi kasmaran! Yu cabut, lama-di sini nanti gue pesen mangkok pentol ke tiga lagi."

Alfa menarik lengan Elvis yang masih diam sambil senyum-senyum sendiri dan membawanya keluar dari kantin.

"Woy, Adipati ngapain ngerekamin orang tanpa ijin? Hayo loh nanti bakal masuk akun lambe sekolah dengan judul 'Mantan Ketua OSIS Keciduk Rekam Orang sembarang! Emang Boleh Sesembarnagan Itu?' giman keren gak?" Eko duduk di samping Adipati yang sibuk menutupi ponselnya dan menyimpan rapat-rapat benda itu di saku celana.

"Ganggu gue lagi, traktir satu minggu Lo batal!"

"Eh jangan dong bos!"

Adipati bangkit dan melenggang pergi meninggalkan Eko sambil tersenyum bangga. Dia bangga pada dirinya sendiri karena berhasil menangkap percakapan Alfa dan juga Elvis.

Ternyata benar! Elvis hanya memanfaatkan Rona. Terlepas dari kalimat akhir yang Elvis ucapkan. Itu dia bisa potong dan hanya menyisakan kaliamat kontroversial yang Elvis kataka bahwa dirinya memanfaatkan Rona.

🎼🎼🎼

Love In Music (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang