41
.
.
.🎼🎼🎼
Hari berganti hari, sekarang Elvis sudah mulai latihan bareng band impiannya. Masih banyak sekali kesalahannya, tak jarang Elvis terkena teguran. Namun, Elvis tidak menyerah, dia terus belajar sampai nantinya Rona bangga ketika melihatnya di atas panggung megah.
Rona harus melihatnya, Rona pasti bisa sembuh. Buktinya, sudah satu bulan yang lalu, keadaan Rona lumayan membaik. Walaupun gadis itu hanya bisa berbaring dan memejamkan matanya. Tapi Elvis senang. Masih ada harapan Rona sembuh! Masih ada harapan untuk keduanya bisa bersama!
Selain rumahnya dan juga studio, Elvis menjadikan rumah sakit sebagai tempat dia pulang. Wajah Rona yang manis dan damai, ternyata bisa mematik semangatnya jika dia sedang lelah.
Sekarangpun, Elvis tertidur sambil duduk di samping brangkar Rona. Kepalanya menunduk dan merebah di lipatan tangan. Rambutnya yang mulai panjang menyentuh kulit tangan Rona.
Lelah dengan segala kerumitan untuk mempersiapkan debutnya, Elvis butuh istirahat. Sungguh, harum tubuh Rona membuat tidurnya begitu cukup tenang meskipun dalam posisi duduk.
"Elvis, makan dulu. Ini tadi masak pasta, sengaja bawa banyak buat kamu." Mama Laras memanggil Elvis, suaranya yang lembut membuat Elvis terbangun pelan.
"Aku makan dulu ya. Nanti kita cerita lagi, tadi keburu ngantuk belum sempet cerita," bisik Elvis di telinga Rona. Kemudian remaja dewasa itu berdiri kecil untuk menghampiri Mama Laras yang sedang merapikan makanan di meja sofa.
"Wah, sepertinya enak sekali." Elvis duduk saat menerima satu porsi pasta yang masih mengepul. Wajahnya begitu antusias dan berbinar. Tentu saja respon dari Elvis membuat Mama Laras bahagia.
Elvis menyendok pastanya kemudian melahapnya. Sensasi creamy dan gurih mulai menguasai lidahnya. Bumbunya begitu pas, wanginya juga enak. Elvis menyukainya. Dia mengacungkan satu ibu jarinya, "Makasih Tante, ini enak. Mantep!" serunya. Wajah Elvis sumringah.
Senyuman Mama Laras makin lebar diantara wajah lelahnya. Kepalanya mengangguk. "Panggil Mama aja ya," lanjutnya membuat kunyahan Elvis terhenti.
Elvis memandang tanya ke arah Mama Laras yang menatapnya lekat. Mama dari gadis yang dia cintai baru saja mengucapkan kalimat berarti bagi Elvis. Apa Mama Laras tidak tahu kalau kalimatnya membuat dada Elvis berdesir?
"Oke. Mama," ucap Elvis membuat Mama Laras lega. Setelahnya dikembali melahap makanannya.
Mama Laras mengusap pelan pundak Elvis. Tubuh Elvis begitu tinggi, bahkan sambil duduk begini pun mama Laras harus mendongak ketika berbicara dengannya.
"Makan yang banyak. Biar cepet gede. Nanti kalau udah gede bisa nikahin Rona," ucapnya diiringi dengan tawa. Elvis tahu, Mama Laras Sanya bercanda. Tapi kalimatnya membuat efek yang dahsyat bagi Elvis.
Hatinya mengangkat dengan degup jantung semakin menggila.
Menikah?
Itu masih jauh dari pikirannya. Namun, mendengar candaan Mama Laras membuat Elvis memperhatikan Rona.
"Jangan tegang begitu, Mama cuma bercanda. Ayok di makan lagi." Mama Laras bangkit dan menghampiri Rona. Sekarang sudah sore, tubuh Rona harus dia lap supaya lebih segar.
Setiap hari Elvis menemui Rona, maka setiap hari juga Elvis bertemu dengan Mama Laras, Papa Aria atau bang Radit. Itu menjadi alasan kalau hubungan mereka kian mendekat. Tak terlalu canggung seperti awal-awal. Keluarga Rona sudah menerima Elvis.
Mama Laras pun nyaman dengan kehadiran Elvis di hidup putri kesayangannya. Makanya Mama Laras ingin Elvis memanggilnya dengan sebutan Mama. Biar semakin akrab.
Tapi, ucapan tentang menikah membuat Elvis banyak berpikir. Ayolah itu hanya sebuah candaan Elvis malah menangkap keseriusan. Lagipula dia masih bocah SMA yang baru lulus dapat penghasilan saja belum, Ijazah juga baru diterima dua bulan lagi. Mana mungkin bisa menikahi Rona, meskipun hati kecil Elvis menginginkannya.
Elvis sudah selesai makan. Dia pergi ke masjid rumah sakit untuk sholat magrib dulu sebelum menepati janjinya akan bercerita ria bersama Rona.
Entahlah, setiap kali Elvis bercerita dengan Rona membuat rasa rindunya kian terobati, padahal Rona hanya berbaring sambil menutup mata. Tapi mendengar napas Rona yang teratur membuat Elvis begitu tenang.
"Sudah selesai El?" Tanya mama Laras yang baru saja usai membersihkan tubuh Rona, di bantu suster sekalian mengecek keadaan Rona.
Elvis mengangguk kemudian menutup pintu dan menghampiri Rona.
"Kalau begitu, Mama titip Rona. Mama juga mau sholat dulu."
Elvis kembali mengangguk, dia duduk di kursi yang selalu dia duduki. Matanya menatap wajah pucat Rona.
Setelah suster dan Mama Laras ke luar ruangan barulah Elvis membuka ceritanya.
"Sekarang aku udah masuk band impianku. Tapi rasanya hambar Na. Mungkin gak ada kamu yang nemenin aku di sana," Elvis mengembuskan napasnya. Tanganya menggenggam dan mengelus tangan Rona yang sudah bersih, lembut dan lembab.
"Bentar lagi aku debut. Tapi gak bareng bang Radit sih, dia sekarang lebih suka dibelakang layar." Elvis menghela napas.
"Sekarang aku lagi sibuk-sibuknya latihan. Lebih gila dari biasanya. Aku cape Na. Tapi seru juga sih," katanya sambil tersenyum.
"Oh, iya, Beto titip salam buat Nona manisnya. Dia udah balik ke timur pas hari terakhir ujian. Alfa juga minta maaf katanya belum sempat jenguk kamu selama ini. Dia kasihan ya, Na. Papanya terobsesi banget buat dia jadi pemimpin perusahannya." Elvis terdiam sejenak. Matanya beralih ke arah gorden yang berkibar pelan tertiup angin.
"Bagus sih, sebenernya. Nanti pasti si Alfa bakal jadi orang kaya ber jas, duitnya banyak. Tapi kasian juga, anaknya tertekan gitu haha," ucapnya sambil tertawa. Teringat curhatan Alfa sembari video call waktu itu. Wajah Alfa memelas di hadapan Elvis.
Elvis terdiam begitu merasakan jari Rona sedikit bergerak. Rona merespon ceritanya! Senyum Elvis kian mengembang, dia menceritakan hal-hal random yang membuatnya tertawa sendiri, banyak kejadian lucu sampai curhat beberapa masalah yang dia hadapi tanpa kehadiran Rona.
Bibir Elvis terkatup, dia terlalu banyak berbicara sampai tenggorokannya menjadi kering. Pikiran Elvis pun sekarang sudah kosong sebab dia tumpahkan semuanya kepada Rona.
Elvis menunduk kemudian mengambil buku dan juga pulpennya. Akhir-akhir ini Elvis senang membuat lirik lagu untuk Rona.
Setelah selesai dengan kalimat-kalimat dalam goresannya. Otak Elvis kembali kosong. Tubuhnya mematung memandang Rona lurus. Kemudian satu kalimat dari bibirnya meluncur begitu saja.
"Nikah yu, Na! Tadi Mama Laras udah lamar aku," ceplosnya tanpa berpikir sama sekali.
🎼🎼🎼
![](https://img.wattpad.com/cover/344899954-288-k63065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Music (SELESAI)
Teen FictionNamanya Rona, namun tidak seperti namanya. Gadis itu memiliki kulit yang pucat, tubuh yang lemah dan kehilangan semangat. Dirinya ada diambang hidup dan mati, ini semua karena penyakit yang perlahan menggerogoti tubuhnya. Namun, dengan satu alasan R...