06

1.6K 204 4
                                    

"Udah selesai, dek?"

Sera mengangguk lesu. Matanya tidak memancarkan semangat seperti biasanya. Kakinya yang terasa berat diseret untuk menaiki tangga menuju kamarnya.

"Jadi fix wisuda dua minggu lagi?"

"Hmmm."

Jane menatap heran pada anak bungsunya yang terkihat sangat lesu hari ini. Bukan hari ini saja sih, sudah seminggu ini Sera tampak lesu setiap pulang ke rumah.

Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat ke kampus sambil membawa map, kemudian akan pulang di sore hari saat matahari hampir terbenam dengan wajah kusut.

"Kenapa dia?" Tany Gara, sang Ayah.

Biasanya Sera akan duduk sejenak bersama mereka di depan tv untuk sekedar menceritakan kesehariannya, namun kali ini berbeda.

Jane menggeleng bingung. "Gak tau."

"Putus cinta kali?"

"Mana ada!" Delik Jane.

"Lah, emang dia gak punya pacar?"

Jane menghela napas lelah. Dia paling malas menjawab pertanyaan suaminya yang sangat jarang berada di rumah ini. Jangankan kehidupan percintaan Sera, umur Sera aja kadang dia lupa.

Di mata Gara, Sera masih anak 17 tahun. Padahal sudah empat tahun terlewati sejak ulang tahun Sera yang ke 17.

"Makanya pulang kalo masih punya rumah tuh." Sewot Jane.

Gara mendengus. "Aku kan kerja, Mih."

"Aku juga kerja bolak-balik New York-Indo tapi masih sempet balik demi Sera gak kesepian di rumah. Dia kesepian semenjak abangnya kerja di Singapura." Cerocos Jane.

"Yaudah iya maaf." Gara mengalah. "Nanti aku sering-sering di rumah pas Harsa udah bisa gantiin posisiku."

"Y."

Gara menghela napas. Ngambek inimah.

Sementara Sera sudah merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya. Bahkan untuk sekedar mandi pun Sera tidak ada tenaga. Energinya terkuras habis.

Jadi, selama dua minggu ini Sera sibuk pergi pagi dari rumah dan pulang sore dari kampus untuk mengurus berkas wisudanya. Sera tidak tau kelau mengurus berkas itu se-ribet ini.

Kalau tau ribet gini langsung Sera urus H+1 sidang.

Kemudian mata Sera menangkap sebuah buku mewarnai di atas nakas. Sera benar-benar mengerjakn tugas dari Sadewa, biasanya dia akan mewarnainya sebelum tidur.

Mengingat itu membuat Sera gondok. Kenapa? Karena Sadewa yang katanya cuma pergi selama seminggu, malah sampai dua minggu pun belum pulang juga.

Sera juga tidak mendapat chat untuk sekedar mengabari dirinya. Sera sangat kesal! Sera tidak akan mau menghubungi pria itu duluan hanya untuk mengetahui kabarnya.

"Abis ngelamar gue malah ninggalin dua minggu gak ada kabar. Sialan." Gerutu Sera.

Tiba-tiba sebuah ide gila muncul di kepala Sera. Anak itu bangkit dari posisinya kemudian duduk memikirkan semua kemungkinan yang terjadi jika dia melaksanakan rencana ini.

Sera menggelengkan kepalanya. Bodo amat.

Lantas Sera beranjak dari kasur kemudian mengambil tas besar. Dia membuka lemari dan memasukkan beberapa setel baju ke dalam tas besar itu dengan tergesa.

clichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang