Di pagi hari yang cerah ini, cahaya mentari mulai menyusup masuk melalui jendela kamar Sera. Di tengah tidur nyenyaknya, dengan pelan-pelan ia merasakan kehangatan menyentuh wajahnya.
Namun, tiba-tiba, suara keras dan panik dari luar kamarnya membuyarkan ketenangannya.
"Dedek! Dedek! Bangun dulu!" seru mami Jane sambil membuka pintu dengan cemas. Mami menggoyang-goyang tubuh Sera agar anak itu cepat bangun, dan hal itu membuat Sera mengerang kesal.
Setelah sadar dari tidurnya yang dalam, Sera merubah posisinya m dari berbaring menjadi duduk. Wajahnya terlihat jelas kalau dia bete karena mami mengganggu tidur indahnya sebagai pengangguran.
"Kenapa sih, mi?" tanyanya, mencoba memahami situasi yang baru saja terjadi.
"Dedek, gila ya kamu?! Kamu minta apa ke Sadewa?!" Sentak mami memegang kedua bahu Sera erat.
Sera mengerjap sejenak, tidak langsung menjawab karena bingung dengan pertanyaan tiba-tiba itu. Minta apa? Kemarin mereka cuma main ice skating dan Sera cuma minta nginep tapi gak dibolehin.
"Minta apa sihhhhh?!" Erang Sera malas.
"Itu di bawah kenapa ada mini cooper atas nama kamu?! Terus dellernya bilang pemberian Sadewa!"
Mendengar berita itu, Sunoo merasa seolah dunianya berhenti sejenak. Matanya terbelalak, mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar. Dia merasa kebingungan dan tak percaya.
Rasa syoknya semakin terasa ketika dia menyadari bahwa semua ini bukan mimpi kala dirinya mencubit tangannya sendiri dan merasakan sakit. Semua ini nyata!
Masih dilingkupi rasa kaget, Sera menatap mami Jane beberapa saat, kemudian dengan cepat turun dari kasur dan berjalan menuruni tangga dan keluar rumah, mami Jane menyusul di belakangnya.
Sera menutup mulutnya saat melihat mini cooper berwarna putih terparkir di halaman rumahnya, lengkap dengan sebuah pita merah muda di atasnya, membuatnya semakin jelas bahwa ini adalah hadiah.
"Misi, kak, ini ada notes dari mas Sadewa." Si petugas yang nganterin mobil itu memberi Sera selembar kertas. Pas Sera buka, tulisannya;
Ini hadiah wisuda, maaf datengnya telat. Makasihnya ngomong langsung depan gue sini, sekalian cium pipi ya hahahah
Sunoo memekik senang. Dia tidak bisa menahan senyum bahagia di wajahnya saat dia mendekat dan mengelilingi mobil itu. Dia menyentuh setiap detailnya dengan penuh perhatian: pintu yang elegan, velg yang mengkilap, dan mesin yang menjanjikan kecepatan.
Sera memang tidak sekalipun mengungkit mengenai hadiah wisuda, lagipula kehadiran Sadewa sudah cukup baginya. Dan kalaupun dia memang berharap, dia tidak pernah berharap akan diberi mobil. A mini cooper.
"Udah gila anaknya Abas." Papi Gara cuma bisa geleng-geleng kepala melihat pemandangan ini. Sera yang tersenyum senang karena baru saja diberi hadiah mobil oleh calon tunangannya.
Mami Jane mengangguk setuju. "Kita aja cuma ngasih dia jam tangan sama sepatu, eh calonnya ngasih mobil."
Harsa yang sejak tadi cuma memperhatikan pun ikut menimpali, "Parah nih Sadewa masa calon kakak iparnya gak dibeliin mobil juga." Dumalnya.
Sementara Sera sedang asik berselfie-selfie ria bersama mobil barunya ^__^ dia ngambil foto dari segala sisi mobil, baik itu di luar maupun di dalam. Pokonya setiap sudut ada.
Setelah itu, Sera kembali ke kamarnya dan membuka roomchat-nya dengan Juna.
Sera: [send a picture]
KAMU SEDANG MEMBACA
cliché
Fanfiction[sunsun] tentang sera yang tiba-tiba dilamar sama tetangga yang sekaligus merangkap sebagai teman kecilnya. emang takdir kadang selucu itu. • bxb. • slight heejake & jaywon. • (kinda) slowburn. • dldr.