Hari ini Sera mau main golf sama ketiga teman kompleknya. Eh, dua temennya deng, kan yang satunya sudah jadi calon suami 🤭
Karena segala tetek bengek pernikahannya sudah diatur oleh para orang tua, jadinya mereka berdua cuma ongkang-ongkang kaki terima beres aja. Mereka cuma disuruh jaga kesehatan sampai hari H nanti.
Minggu depan sudah jadwalnya Sera wisuda. Akhirnya Sera wisuda juga setelah pihak kampusnya ngundur waktu tiga minggu karena ada oknum nakal yang bikin gedung kebakaran.
Mobil yang Sera dan Sadewa tumpangi melaju membelah jalanan menuju pusat golf langganan Sadewa. Sadewa bilang, dia sering kesana untuk menghilangkan penat. Entah itu sendiri, atau bersama teman-temannya.
"Julian sana Jevian udah disana?"
"Katanya sih udah."
Sera duduk manis di kursi penumpang sambil makan es krim mint choco favoritnya. Sebenernya Sera malas datang ke tempat yang berbau olahraga gini, tapi dia terpaksa mau karena Sadewa berulang kali ngajakin.
"Mau gak?" Tear Sera sambil menyodorkan sendok berisi es krim mint choco ke Sadewa.
Sadewa melirik sejenak lalu menggeleng. "Gak ah, sendoknya bekas lo."
"Dih anjir emangnya gue najis?!" Gerutu Sera tidak terima. Dia pundung seketika. Emang Sadewa juaranya kalau soal bikin dia kesel dan bikin moodnya jelek.
Sadewa tertawa. "Bercanda, dek."
"Bodo."
"Yaampun, bercanda, sayang." Sadewa panik sendiri pas Sera ngubah posisi duduknya nyamping menghadap jendela, membelakanginya. Tangannya coba ngeraih bahu Sera, tapi malah ditepis kasar.
Pad akhirnya Sadewa terpaksa memberhentikan mobil di pinggir jalan. Cuma buat apa? Ya, cuma buat bujuk Sera biar gak ngambek lagi :))
Sadewa tidak bisa membiarkan mood Sera jelek sampai di golf center nanti. Selain karena tidak enak dengan teman-teman yang lain, dia juga tidak mau kalau diambekin Sera teralu lama.
Gak jelas kan? Dia yang bikin ngambek, dia juga yang kelimpungan ngebujuknya. Padahal dia sendiri yang pernah bilang kalau dia suka pas Sera ngambek.
Sadewa menggenggam tangan Sera yang berhasil dia ambil setelah ditepis puluhan kali. "Ais, maaf ya, gak najis kok sumpah. Gue bercanda doang tadi." Ujarnya lembut.
"Mau pulang."
Nah loh.
"Sayang, jangan gitu dong. Gak enak sama Julian Jevian kalo batalin janji gitu aja."
Tiba-tiba Sera membalikkan badannya nyodorin cup es krimnya ke Sadewa. "Makan dulu, baru gue maafin. Tiga sendok." Ujarnya dengan bibir mangyun andalannya.
"Iya, iya, ini gue makan." Sadewa menerima cup itu dan menuruti ucapan Sera. Tiga sendok. Padahal Sadewa anti banget sama es krim mint choco karena rasanya (yang menurutnya) kayak odol.
Pas selesai, Sadewa natap Sera lagi. "Udah kan?"
Sera langsung nyengir dan ngangguk lucu. "Udah!"
"Guenya dimaafin kan?"
"Iyaa, kakak."
Sadewa agak speechless nih ngeliat Sera yang tiba-tiba gemes gini. Minta dicium semuka-muka. Apa itu efek dari perubahan moodnya? Atau efek dari es krim itu sendiri?
Mobil kembali berjalan, hingga 15 menit kemudian mereka tiba di pusat golf yang terkenal di kota ini.
Sera menarik napas panjang saat hidungnya mencium aroma segar dari rumput dipotong menguar di udara, terasa menyegarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
cliché
Fanfiction[sunsun] [36/?] tentang sera yang tiba-tiba dilamar sama tetangga yang sekaligus merangkap sebagai teman kecilnya. emang takdir kadang selucu itu. • bxb. • slight heejake & jaywon. • (kinda) slowburn. • dldr.