Part ini agak panjang yaaa.. Pliss jangan bosen ;)
( "Hanna, kenapa pergi?" )
Satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenal. Dia lantas mengecek Foto profil wa nya. Namun tidak ada foto berarti, hanya gambar animasi kartun kotak spons berwarna kuning. Karna tak mendapatkan petunjuk, dia melihat nama yang tertera diprofilnya.
"Habsyi AlFarisi? Gus Habsyi kah? Untuk apa?"
Hanna tak berminat membalas chat nya, dia hanya melihat, dan pasti akan menyebabkan tanda centang biru pada ponsel pengirim.
( "Kenapa hanya dilihat?" )
( "Hanna, kenapa pergi? Aku tak bisa jika tak melihatmu sehari saja" )
Hanna hanya mengabaikan pesan pesan dari Gus Habsyi yang terkesan bar bar itu.
( "Hanna, tak bisakah kamu mengerti posisiku? Tak bisakah kamu mengerti perasaanku? Aku mencintaimu..
Ternyata aku tak senyaman ketika bersamamu jika bersama Laila.. Aku hanya mengagumi kecantikan, dan kecerdasannya saat itu. Dan aku baru sadar jika itu tidak termasuk bagian dari sesuatu yang dinamakan cinta" )( Apa gus?? Siapa yang tak mengerti perasaan siapa? Saat itu aku sangat mendambakan cintamu, tapi njenengan malah memilih sahabatku sendiri..
Dan sekarang, kamu malah mengungkapkan cinta padaku, ketika aku sudah mempunyai suami, walau.... Aku belum mencintai suamiku ini )Gumam Hanna.
( "Gus.. Kulo harap njenengan bisa mencintai Laila sepenuh hati, dia sangat mencintaimu.. Dia istri njenengan, yang jauh lebih berhak mendapatkan cinta njenengan.. Bahagiakan dia.. Tidak seharusnya njenengan seperti ini, Laila adalah pilihan njenengan sendiri, bagaimana pun njenengan harus bertanggung jawab atas semua ini" ) Kirim.
Setelah membalas pesan Gus Habsyi, Hanna mematikan datanya, dia tak ingin melanjutkan percakapan terlarang ini dengan adik iparnya sendiri.
"Kuatkan iman hamba Ya Allah, jangan sampai cinta yang tak seharusnya ada ini, mengarahkan hamba ke lembah dosa"
Hanna menatap langit gelap, tatapannya menerawang. Dia tak tau, harus meluapkan segala keluh kesahnya kepada siapa. Kepada Gus Zein? Tak mungkin, itu akan sangat menyakiti hatinya.
Laila? Lebih lagi Laila, dia akan sangat rapuh jika dia tau semua ini.
Gus Habsyi? Bahkan dia sendiri yang membuat kondisi hati Hanna jadi serunyam ini.Masalahnya ini terus saja berkelut difikirannya. Umi.. Satu satunya orang yang selalu mengerti bagaimana perasaannya.
"Ummi.. "
Flashback on.
( Abi Hanna menjemput Hanna dari sekolah SD yang berada tidak jauh dari rumahnya, dengan memakai kerudung putih, seragam sekolah lengkap, dan membawa tas berwarna pink, Hanna dibonceng oleh abi menuju rumahnya.
"Assalamualaikum"
Suara Hanna kecil membuat Uminya menghentikan aktivitas memasaknya, dia lantas menghampiri Hanna dan memeluk tubuh kecil itu.
"Wa'alaikumussalam sayang.. Bagaimana sekolahnya"
"Emmm.. Menyenangkan ummi.. "
"Yawes, nanti diceritain ya.. Sekarang Hanna makan dulu, yuk.. Monggo abi."
Ketiganya pun menuju meja makan, yang diatasnya sudah tersedia berbagai lauk dan sayur kesukaan Hanna.
"Nak.. Ini ada sayur wortel Hanna suka kan?"
"Enggeh ummi, Hanna suka"
Hanna mengucapkan tanpa ekspresi suka sama sekali.
"Hanna.. Hanna nggak apa apa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TANDA CINTA BUNYAI
Short StoryKisah ini menceritakan tentang kisah seorang santri bernama Hanna yang mengagumi Gusnya. Namun apalah daya, kekaguman, bahkan rasa cintanya terpaksa harus dibuang jauh jauh ketika tahu jika ternyata Gusnya diam diam menyukai Sahabat karib Hanna sen...