"Habsyi.. Hanna.. !!!!"
Gus Zein benar benar murka, siapa yang tak murka melihat istrinya berdua dengan laki laki lain, lebih lagi laki laki itu adalah adiknya.
Gus Zein pun menarik tubuh Gus Habsyi dan meninju pipinya.
"Sadar Habsyi!!! Kau dipengaruhi obat perangsang!!"
Gus Habsyi masih tetap tak sadar, Gus Zein pun menariknya menuju kamar mandi bawah dan menyiramnya.
Gus Habsyi pun sadar, Beliau mendelik mendapati tubuhnya telah basah kuyup.
"Hah.. Kenapa mas"
"Pulang kamu sekarang juga"
Gus Zein menunjuk kearah pintu, tanda mengusir Gus Habsyi dari rumahnya.
"Ada apa mas!!"
"Pulang!!!!!"
Gus Habsyi pun akhirnya pulang, Beliau begitu ketakukan melihat kakaknya seperti orang kesetanan.
Lalu Gus Zein menuju kekamarnya, melihat Hanna yang menangis dan sudah hampir terlepas semua pakaiannya.
Gus Zein kemudian mengambil baju Hanna dan melemparkan baju itu ke wajah Hanna.
"Tutup tubuhmu yang menjijikkan itu!!!"
"Maksud njenengan apa gus?"
"Tubuhmu memang menjijikkan, kau rela memberikan tubuhmu hanya karna cinta tak berdasar itu!!!"
"Tapi bukan aku yang mengajak Gus Habsyi gus"
"Lalu, apa maksud obat perangsang ini?"
Gus Zein menunjukkan obat perangsang yang ditemukan didapur, Beliau berfikir Hanna lah yang memberikan obat perangsang itu, agar Gus Habsyi mau bersamanya. Karna yang Beliau fikir, Gus Habsyi tak pernah mencintai Hanna.
Padahal obat itu adalah obat yang tadi dibeli Gus Habsyi untuk darah rendahnya. Tapi apesnya, penjual salah memberi obat.
"Obat perangsang? Bukankah itu?.. "
"Jangan pura pura bodoh Hanna, aku pikir kamu perempuan polos yang tak tau apa apa.. Ternyata kamu jalang!!"
"Gus!!"
Hanna sangat sakit hati dengan ucapan Gus Zein yang begitu menusuk itu.
"Kenapa juga aku tertipu dengan muka polosmu, jelas jelas kamu masih tak mencintaiku, dan masih mencintai Habsyi. Tapi aku terkecoh dengan wajah pura pura polosmu itu!!!"
Gus Zein berada dipuncak kemarahannya, matanya memerah, ditambah Beliau baru datang dari bepergian.
"Aku kecewa denganmu Hanna, aku meninggalkanmu sebentar saja.. Bukan menjaga.. Kau Malah menjatuhkan martabatmu sendiri.. "
"Tapi gus.. "
"Keluar kamu!!!"
"Harusnya aku yang kecewa dengan.. "
"Keluar jalang!!! Aku tak ingin mendengar penjelasanmu!!! Aku muak.. Pergi sekarang juga, aku tak sudi serumah denganmu"
Gus Zein berada dipuncak kekecewaan, Beliau telah dikuasai oleh emosinya sendiri.
Hanna pun tak tahan dengan sikap Gus Zein yang sudah tak terkendali itu, dia mengambil kerudung beserta tasnya dan memilih keluar dari kamarnya lalu pergi dari rumah itu.
Dia terus berlari menyusuri jalan dan terjatuh disamping rel kereta.
"Harus kemana hamba Ya Allah?"
Dia pun berlari menuju stasiun terdekat untuk membeli tiket. Dia Hendak meninggalkan kotanya, pikirannya sudah sangat buntu.
Sementara dirumah, Gus Zein mengamuk.
Beliau mengacak ngacak rambutnya sendiri.
"Akhhhh.. Kenapa aku harus percaya denganmu Hanna, kenapa wajahmu begitu menipu.. Kenapa kamu harus berpura pura baik, padahal isi surat itu sudah menunjukkan bahwa kau sangat mendambakan Habsyi, dan tak mungkin cintamu hilang secepat itu"
"Aku ingin membuatmu bahagia, tapi kenapa? kenapa kau membuatku kecewa Hanna?"
Rasa cemburu, kecewa, marah berkumpul menjadi satu dihati seorang Gus Zein, Beliau tak tau harus apa sekarang.
Akhirnya Beliau membawa obat perangsang itu dan mengambil kunci motor. Lalu bergegas menuju rumah bunyai.
"Zein.. Sendirian? Hanna Kemana?"
"Dia sudah pergi"
Ucapnya dengan wajah benar benar dingin, lalu melewati bunyai tanpa ingin berbicara lagi.
"Apa.. Maksud kamu apa nak"
Bunyai mengejar Gus Zein, namun Gus Zein tak menghiraukannya sama sekali, dirinya berfokus untuk mencari Gus Habsyi.
"Kemana Habsyi ummik!"
"Dia digazebo nak, ada apa.. "
Gus Zein menuju gazebo dan menghampiri Gus Habsyi disitu.
"Ma'afkan Hanna Habsyi.. Dia memang dari dulu mencintaimu"
Gus Habsyi menganga tak paham dengan maksud kakaknya itu.
"Apa?.. Apa maksudnya mas?"
"Iya.. Hanna telah memasukkan obat perangsang pada tubuhmu, hingga membuat tubuhmu tak terkendali seperti tadi"
Gus Habsyi memutar otak, Beliau mulai mengingat apa yang telah dilakukannya terhadap Hanna tadi.
"Obat perangsang? aku rasa.. Hanna tak memberikan apapun padaku, bahkan dia mengusirku tadi"
Gus Zein mengernyitkan dahinya, tak paham dengan alur bicara adiknya ini.
"Lalu ini apa?"
Tangan Gus Zein menunjukkan obat perangsang yang ditemukannya didapur.
"Itu kan... Bukankah Itu obat penambah darah yang aku beli di apotik tadi pagi?"
"Ini obat perangsang Habsyi"
"Hah..? Pantas saja, setelah meminumnya gairahku langsung meninggi, tubuhku sangat panas.. Hingga tanpa sadar memaksa Hanna melakukan hal itu"
"Apa?? Jadi Hanna.. Tidak bersalah?"
"Tapi aku tak bermaksud melakukannya mas, aku kerumahmu hanya ingin memeriksa rumahmu, tapi penyakitku kambuh, akhirnya aku meminumnya disana.. Dan bodohnya aku, aku tak mengecek obat itu, dan bodohnya lagi.. Aku meminum obat perangsang itu, penjualnya salah memberi obat"
"Ya Allah.. Lalu kemana Hanna sekarang?"
"Entahlah"
KAMU SEDANG MEMBACA
TANDA CINTA BUNYAI
Short StoryKisah ini menceritakan tentang kisah seorang santri bernama Hanna yang mengagumi Gusnya. Namun apalah daya, kekaguman, bahkan rasa cintanya terpaksa harus dibuang jauh jauh ketika tahu jika ternyata Gusnya diam diam menyukai Sahabat karib Hanna sen...