"Aku mencintaimu Hanna"
"Tapi aku sudah berusaha melumpuhkan cinta itu gus.."
Hening, setelah mengucapkan itu, tak ada lagi yang berkata.
"Kau tak ingin pulang Hanna?"
"Pulang kemana? Rumahku disini"
"Hanna, Mas Zein menunggumu dirumah"
"Aku sudah sangat sakit hati dengan Gus Zein"
"Dia hanya terlalu mencintaimu Hanna, dia salah faham hingga dia termakan api cemburu. menurutmu, laki laki mana yang akan diam saja melihat wanitanya tengah bersama orang lain?"
Hanna hanya terdiam.
"Hanna, kumohon, ma'afkanlah Mas Zein, berikan dia kesempatan satu kali lagi"
"Meskipun harus mengorbankan cintamu sendiri gus?"
Gus Habsyi terdiam sejenak, lalu memantapkan hatinya untuk menjawab pertanyaan Hanna.
"Iya Hanna, biarkan aku tersiksa dengan cintaku sendiri Hanna, aku mencintaimu, tapi aku juga menyayangi Mas Zein"
Hanna menatap nanar kearah Gus Habsyi, matanya berkaca kaca, ingin memeluk.. Tapi dia sadar Gus Habsyi bukanlah Mahromnya.
Gus Zein pun merosot ketanah memohon kepada Hanna dengan tangan yang mengatup.
"Ku mohon Hanna.."
"Gus, jangan begini"
Hanna menarik Gus Habsyi untuk kembali duduk disampingnya.
"Baiklah.. Aku akan kembali padanya.. "
"Cintaku mungkin tak akan hilang begitu saja Hanna, tapi aku hanya tak ingin egois lagi dengan rasa ini"
"Sudahlah gus, kita sudah memantapkan diri, mencintai pasangan masing masing.. Lupakan rasa ini.. Anggap saja kita tak pernah punya masalalu, tidak sepantasnya kita seperti ini"
"Aku berharap melihatmu bahagia bersama mas Zein Hanna.. Aku tak akan mengganggumu lagi..
Tapi bukan berarti Cintaku akan berubah, cintaku kan tetap bersama kenangan kita.
Takdir memang tak mengizinkan kita bersama, tapi takdir tak pernah melarang kita jatuh cinta.
Selama kita tak keluar dari syariat agama"Hanna memejamkan mata, kemudian terisak, merasakan betapa sulit kisah cintanya ini.
"Gus.. Ma'afkan aku.. "
"Aku yang seharusnya minta ma'af Hanna"
Gus Habsyi sangat ingin memeluk dan menenangkan Hanna, tapi beliau sadar, baginya, Hanna bukanlah orang yang tepat untuk diperlakukan demikian.
"Aku akan menunggu Gus Zein dikota ini.."
"Kau memintaku membawanya kemari.. "
"Ya"
*
*"Kau yakin Hanna akan menerimaku lagi?"
Kali ini Gus Zein menuju ketempat Hanna, beliau berada dimobil yang dikemudikan oleh Gus Habsyi.
"Iya mas, dia.. Dia sangat mencintaimu"
Gus Habsyi terpaksa berbohong tentang perasaan Hanna, agar tak menyakiti hati kakaknya itu.
"Dari mana kau tau tempat Hanna?"
"Ceritanya panjang mas, bahkan aku sempat bekerja dikota itu hanya untuk mencari Hanna"
"Terimakasih Habsyi, terimakasih"
( Sejak masih kecil, kau selalu mengalah denganku mas.. Apapun itu..
Untuk sekarang, aku yang akan mengalah untukmu sekalipun cinta yang harus kukorbankan.. Kau pantas mendapatkannya.Jika saja aku ingin egois, aku akan menikahi Hanna tanpa sepengetahuan keluarga saat itu )
Mereka berdua keluar dari mobil, menuju alun alun tempat Hanna dan Gus Habsyi bertemu tempo Hari.
"Dek, penampilanku gimana?"
"Sae mas"
Ucap Gus Habsyi sembari mengacungkan dua jempol.
Dengan mantap Gus Zein berjalan menuju tempat Hanna duduk, diikuti Gus Habsyi dibelakangnya.
"Hanna"
Hanna menoleh kearah Gus Zein, sosok yang selama ini dia anggap sebagai pelindung dan alasannya berbahagia.
"Gus.. "
Hanna pun berdiri menghadap Gus Zein, tanpa aba aba Gus Zein hendak memeluk Hanna, namun Hanna menghentikan aksi Gus Zein itu.
"Berhenti gus"
"Kenapa Hanna, aku sangat merindukanmu"
"Tapi kita sudah bukan suami istri"
Gus Zein langsung menunduk, malu dengan dirinya sendiri.
"Ma'afkan aku Hanna.. "
"Aku sudah memaafkanmu Gus.. "
"Apakah pantas, laki laki sepertiku dengan mudah mendapatkan maaf darimu"
"Gus, aku sudah mengikhlaskan segalanya.. Aku pasrah dengan takdirku, bahkan ketika kau menyakitiku, aku ikhlas.. Inilah takdirku gus"
Gus Zein merosot, memohon ma'af dari seorang Hanna.
"Sudahlah Gus, semua telah berlalu.. Jika memang kau masih mencintaiku, marilah melanjutkan apa yang seharusnya kita bina, jika memang kau sudah tak ingin, aku tak akan memaksa gus, kulo ikhlas"
"Siapa yang akan menyianyiakan perempuan sebaik dirimu Hanna, aku akan tetap bersamamu, selalu dan selamanya"
*
*
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur"Dengan lantang Gus Zein mengucapkan akad untuk yang kedua kalinya, dan kedua kalinya juga, tidak ada resepsi mewah dikeluarga ndalem.
Untuk saat ini, Hanna tak berada dikamar, dia turun menghampiri Gus Zein dan menyalami beliau.
Setelah mendapat ciuman kening dari Gus Zein, Hanna menoleh ke arah Gus Habsyi yang menatapnya sendu.
( Terima kasih gus, telah menjadi kisah dari cinta yang tertanam sempurna dihati ini..
Mungkin aku pernah sakit karna cinta itu..
Tapi setelah kau mengungkapkan semuanya, masing masing dari kita belajar ikhlas untuk mengorbankan apa yang sudah tertancap sempurna.
Belajar melepas cinta yang sudah terikat sempurna.
Kau memang halal untuk dicintai, tapi kau tak halal untuk aku miliki )
KAMU SEDANG MEMBACA
TANDA CINTA BUNYAI
Short StoryKisah ini menceritakan tentang kisah seorang santri bernama Hanna yang mengagumi Gusnya. Namun apalah daya, kekaguman, bahkan rasa cintanya terpaksa harus dibuang jauh jauh ketika tahu jika ternyata Gusnya diam diam menyukai Sahabat karib Hanna sen...