Bab 1

15 3 0
                                    

Apa yang kau benci? Apakah takdir yang telah diatur sejak dahulu kala, atau harapanmu yang tak menjadi nyata?


***

"Janu," panggil seseorang yang tengah berlari ke arah perempuan berkerudung biru yang tidak lain adalah aku.

"Afgan," jawabku.

Namaku adalah January, perempuan berbadan tinggi 166cm dengan berat 56kg.

"Günaydın," ucap Afgan sembari tersenyum dengan lembut. "BTW, Sudah sarapan?" lanjutnya.

Aku gegas mematikan kamera, gelengan kepala menjawab pertanyaan Afgan yang sedang menunggu jawab dariku.

"Bagus, mau makan apa?"

"Mau makan baklava," jawabku dengan sangat antusias.

Afgan menaikkan keningnya... Plak, ia memukul puncak jilbab biruku yang menjulang tinggi. "Baklava, baklava, kamu kira kita lagi di cappadocia? Cepetan ah, kita makan bubur 77 saja!" Afgan menarik tas biru mudaku, tas pemberian darinya atas keberhasilanku memenangkan olimpiade foto dan juga bentuk terimakasihnya atas kemauanku memakai kain penutup kepala.

"Afgan. Kamu janji kan nanti kita ke Turki sama-sama? Kamu nggak bakalan ingkar janji kan?"

Afgan menelan buburnya. "Janji, asal kamu tetap begini. Kamu cantik kalau tertutup begini, Janu," jawabnya.

Sudah lama, negeri impian kami berdua. Memang kami ingin keliling dunia, tapi entah mengapa untuk yang pertama kami ingin ke Turki, tepatnya ke cappadocia.

Impian, kebahagiaan dan canda tawa secara tiba-tiba hilang begitu saja. Bagai air hujan lebat yang menyapu debu di jalanan. Semuanya lenyap tanpa sisa. Berubah menjadi suatu kejadian kelam dan penuh tangisan.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah, Afgan firmansyah....."

 

Aku mencela semesta, merobek kian lembaran syukur yang telah hinggap di jiwa.

"Afgan, mana janjimu? Kau tak boleh mati!!!! Afgan!!" Cabikan kesal dan sedih mendayu menjadi satu, membuat genggaman tanganku merobek kain penutup kepala yang beberapa bulan ini aku kenakan.

Kyakkk....

"Hancur sudah harapan indahku, hancur sudah duniaku...."

         

                                     *Janu dan masalalu

January for günaydın cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang